Simponi Hari Tua para Backpacker

webanner-blogger-new-corp-webBerawal dari sini, ketika aku berada di perjalan pulang dari Probolinggo menuju Malang, bersama mas Acong. Kalau biasanya aku menikmati meronanya langit senja di sepanjang jalanan, dan hamparan jurang menganga yang exsotik, namun hari itu ada yang lebih menarik perhatianku ketika melintasi persimpangan jalan raya sebelum masuk kota probolinggo. Diseberang jalan, terdapat kemacetan disebabkan karena seorang pria tua yang meminta-minta ke pengendara motor dan mobil ketika berhenti menunggu lampu merah, karena kakinya pincang lantas terjadilah kemacetan yang agak parah, karena beliau susah untuk menepi ke pinggir jalan. Karena merasa iba, akhirnya mas acong berputar arah untuk memberi kakek itu uang.  Badannya kurus kering, pakaiannya pun sudah lusuh, beliau tidak memakai alas kaki, padahal kaki kanannya penuh luka, entah itu karena apa..
Dari kejadian tersebut, Mas acong memberikan aku sebuah nasehat yang membuatku langsung terinspirasi untuk menulis artikel ini.


“Makanya uang itu ditabung dari sekarang, jangan dibuat belanja barang yang gak berguna buat masa depan kamu. Kamu ga mau kan, kalo udah tua nanti jadi kaya kakek itu tadi?” Aduhai, how gorgeous he is?😀

Dari nasehat mas acong itu aku mulai memikirkan jika mungkin suatu hari nanti, kesehatan kita makin renta, suatu hari nanti nanti paru-paru kita akan kelelahan bekerja di udara dingin karena kebiasaan merokok di masa remaja, atau mungkin suatu hari nanti rambut kita rontok dan memutih bukan karena keseringan mengganti produk perawatan rambut, namun karena usia kita kian bertambah.

Dari sini aku mendapatkan sebuah kesimpulan, bahwa kesehatan diri kita itu adalah yang terpenting, cintailah diri kita dengan tulus karna ini merupakan kunci kita untuk meraih kesuksesan dimasa depan. Tubuh yang sehat juga mempengaruhi hasil kerja kita nanti. Tidak ada ruginya kan jka kita menyisihkan uang untuk kesehatan kita ?

Dan andai kita mendapat musibah saat kita sedang bertraveling ria, baik itu saat membawa keluarga atau pun hanya sekedar solo backpacker.. seperti : kecelakaan atau terserang penyakit yang kita sendiri juga tidak akan mengetahui kapan musibah itu akan datang, kita gak usah bingung lagi kalau kita harus berobat mahal sampai harus rujuk keluar negeri guys,  kita gak bakalan kesulitan mencari dana, karna kita telah memiliki TABUNGAN yang memang kita sisihkan sejak belia. So, kesehatan kita pasti terjamin nantinya.

Anganku seakan terbang kala itu, memikirkan hal yg jauuuuuh..
iya jauh sebelum mas acong menasehatiku, aku pernah dan sempat mendapati pelajaran yang sama persis dengan kejadian ini..

  • Kawah Ijen – Bondowoso
  • Lupa Waktu dan Tanggal pastinya, ingatnya cuma Oktober 2014

dsc_3928dsc_3931dsc_3947

dsc_3941dsc_3909

“Bukan berarti kalau bapaknya cuma seorang penambang belerang, anaknya tidak bisa jadi dokter!”

Speechless, ketika mendengar perkataan Pak Kabul, penambang belerang gunung ijen yang sedang bertelepon dengan putrinya. Menurut cerita Pak Kabul, putrinya yang kebetulan seumuran dengan aku akan mendaftar kuliah di bidang Ilmu Kedokteran, namun ia takut tidak mampu membayar biaya kuliah yang mahal.

Benar saja jika putri Pak Kabul berfikiran demikian, karena selama ini hanya beliau sendirilah yang mencari nafkah untuk ke tiga anaknya. Hari itu pak kabul sedikit curcol ke aku, kalau dia sudah mempersiapkan uang untuk sekolah anak-anaknya selama bertahun-bertahun bekerja sebagai penambang mutiara kuning (belerang).

dsc_3945dsc_3944

“Iniloh mas, aku ini udah nyelengin duit dari dulu, aku buka tabungan, biar uangnya gak bisa di ambil-ambil, jadi nanti bisa dibuat biaya sekolah anak-anakku” kata Pak Kabul.. \(^o^)/
“Walaupun saya ini cuma penambang belerang, saya pingin anak saya ga bisa kaya mas Fajar yang bisa kuliah. Saya gak mau mas, nasib keluarga saya gini-gini terus, kan enak kalo si Ima (Putri beliau) nanti lulus kuliah terus kerja jadi bisa cari uang buat benerin rumah, sama nyekolahin adik-adiknya”

 

Awesome!! Aku banyak dapet pelajaran berharga dari kejadian ini, pastinya tentang pendidikan. Iya benar banget yang di katakan oleh Pak Kabul, Pendidikan itu merupakan Elevator Sosial, artinya lembaga pendidikan dapat mengantarkan kita ke status yang lebih baik. Seperti kasus yang dialami Beliau, walaupun ia hanya seorang penambang yang hanya mendapatkan pendidikan sampai SD dia tidak mau anaknya mendapatkan pendidikan hanya sampai jenjang SMA, walaupun kondisi ekonominya terbatas, namun beliau telah mempersiapkan biaya pendidikan anak-anaknya sedari dulu, melalui tabungan. Jadi kini dia tidak khawatir tentang biaya sekolah anaknya.

Sudah 25 tahun lebih saya tinggal di Tumpang, kecamatan yang berada di kabupaten malang. Dan terkenal sampai manca negara karena pesona sunrise Gunung Bromo dan Semerunya Negeri tercinta Indonesia Raya. Siapa yang gak tau gimana monotonnya kecamatan Tumpang? Beruntung deh kalian yang berdomisili di kota besar, dengan segala kemewahannya.  Cukup saya aja yang merasakan bagaimana bingungnya pas lagi weekend disini. Susah banget bagi yang gila barang outdoor seperti aku, pengen belanja peralatan outdoor Pengen Selfie ama burger, pizza, ato es kopi vietnam ala jessica aja harus pergi plesir keluar kota dulu.

 

Wake up Jar! Kamu harus segera kabur dari kotamu.

Ya, selama ini aku hanya bisa melamun, memikirkan bagaimana bahagianya diriku, pergi jalan-jalan ke Nepal dengan pesona Everest yang terkenal itu, berjemur di bawah sinar matahari di Pulau Hawaii yang sexy, berkunjung ke Kilimanjaro – Afrika, atau Wisata religi di Tanah Suci.

Hahaahaha😀selama ini aku hanya bisa menikmati keindahan negara-negara tersebut melalui google :’). Ya, selama ini aku hanya bisa menikmati  keindahan negeri impianku melalui gambar yang aku searching di google :’D lalu tersadar kalau ternyata Tumpang hanyalah kecamatan kecil, tempat membosankan yang bahkan warung kopi aja tutup jam 09.00 malam :’3

annapurnahillarystep2

Masa muda adalah masa yang paling seru, paling indah, dan penuh dengan kisah. Aku sangat menikmati masa mudaku seperti sekarang  ini. Selagi masih muda gini, aku mengajak kalian menabung biar hidup kalian cerah dimasa depan guys.

#YukAturUangmu guys, intinya jangan boros.. Belilah Alat-alat penunjang kegiatan outdoor dan backpacker yang bener-bener kalian butuhin, dan pastinya Wajib DISKON.. Pilih kendaraan atau akomodasi yg terjangkau saat kalian traveling, cari penginapan atau hotel yang Murah tapi nyaman.kalo bisa sih numpang di Rumah temen aja.. hehehehehe..

Satu lagi..
Kalo urusan perut, usahakan cari yg bikin kenyang jangan demi gengsi dan foto selfie kalian nyari makannya di tempat yang WAH alias Restoran Mewah dan Cafe yang harga makanan dan Minumannya Mehong!!

Menyisihkan serta mengambil 5% dari gaji & upah yang aku peroleh setiap bulan secara rutin (kalo dapet tamu ya 20%nya disisihin juga).. Kalo pas beli perintilan outdoor pastinya nyari yang lagi diskon merupakan caraku untuk memulai langkah ini..
Langkah yang bertujuan untuk menyempurnakan koleksi perintilan outdoor dan impian semua pria.. impian pria???
yupsss.. MENIKAH guys.. emang kalian mau jadi bujang lapuk??
hihihihihihi..😀😀

Bisa dibayangin kan kalau kita nabung dari usia belia, pasti keuntungan yang di dapatkan banyak bangeet!!!😀
Tetapi selain menabung kita sebagai backpacker juga perlu sesuatu yang melindungi diri sepenuhnya..

dsc_3541dsc_3549

Sepenuhnya bagaimana coba??
Gini lho guys, sebagai traveler atau backpacker yang doyan keluyuran (bukan bang toyib)
kita harus keselamatan diri sendiri serta keluarga dan wajib punya yang namanya Asuransi perjalanan..

Kenapa Asuransi Perjalanan??

Asuransi Travel Domestic Simasnet memiliki jaminan seperti :

  • Kecelakaan DiriMemberikan jaminan keuangan jika terjadi kematian ataupun cacat tetap akibat kecelakaan selama dalam perjalanan.
  • Biaya Perawatan Medis Akibat KecelakaanMembayar biaya medis atas rawat inap di Rumah Sakit akibat dari kecelakaan yang terjadi selama dalam perjalanan.
  • Biaya Repatriasi (Pengembalian Jenazah)Mengganti biaya pengembalian jenazah ke kota domisili Tertanggung apabila Tertanggung meninggal dunia akibat kecelakaan dalam perjalanan.
  • Keterlambatan BagasiMengganti biaya-biaya pembelian darurat untuk pakaian dan peralatan mandi atau kosmetik ketika berada di kota tujuan karena bagasi terlambat 6 jam akibat salah pengantaran.

So, yuk bagi kalian yang masih muda, yuk kita pesiapkan masa depan kita mulai sekarang dengan menabung dan bagi kalian para petualang jangan lupa melindungi diri kalian dengan Asuransi. Pastinya asuransi yang jelas ya teman-teman.

img_7951img_2930img_7905img_1662

img_3578img_3367

Masa sih kita mau kalah dengan Pak Kabul? Gak malu apa?? :p

Semoga dari cerita ini, kalian memiliki banyak pengetahuan tentang pentingnya mengatur uang dan mempersiapkan masa depan sejak muda. Salah satunya adalah mengenai kesehatan, pendidikan, dan juga kesenangan.😀 Ayo, bagi kalian yang ingin menemani aku travelling keluar negeri suatu hari nanti, mulai sekarang #YukAturUangmu dan #SMiLeWithME 😀

Atau mungkin kita bisa bermimpi untuk membangun rumah impian, rumah impian bagaimana???
Menikah dan membangun Rumah Tangga seperti yang saya impikan ini :3. Karena dari rumah-tanggalah kehidupan lahir🙂 dan kita tak perlu susah berfikir tentang budget Foto Prewedd, Sewa Gedung, Dekorasi, PhotoBooth, Katering bahkan Sewa Mobil pengantin, karena kita telah memiliki tabunga. hihihihi..

 

“Suatu hari nanti, di taman rumah kita. kita akan menikmati teh di sebuah teras mengenang bagaimana susahnya membuat aku dan kamu menjadi sebuah kita. Bercerita dengan bangga kepada anak-cucu, tentang sebuah perjuangan,   tentang sebuah kesabaran, ketekunan dan sebuah cinta yang melahirkan mereka.

 

 

img_7575

img_7554

Suatu hari nanti. Kita tidak akan merasa kesepian ketika usia kita kian bertambah, karena Tabungan, Asuransi dan Istri adalah teman hidup kita untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita..
hihihihihi..

#YukAturUangmu dan #SMiLeWithME 😀 😀😀 😀 😀

 

-FA-

webanner-blogger-new-corp-web

 

 

Cinta dari “Guru Petualang”

Masih kuingat jelas, saat aku kecil dulu keluargaku bukanlah tipe yang sanggup melakukan piknik dan berlibur bersama setiap bulan. Kami hanya keluarga kecil biasa.

Kami bukan keluarga yang kekurangan, namun juga tak memiliki uang yang lebih.

Hal yang paling aku ingat, aku adalah seseorang perengek dan peminta. Jika keinginanku tak dipenuhi, aku tidak akan segan-segan lagi untuk menangis, bahkan hingga tetangga sebelah terkadang mendatangi orang tuaku. Karena tak tahan dengan tangisanku.

Begitupun saat aku tahu atau mendengar tetanggaku akan piknik atau rekreasi ke pantai, kumenangis keras di dalam kamar.. merengek kepada kedua orang tuaku agar aku juga diajak piknik seperti mereka..

Padahal saat itu aku belum tahu apa itu arti piknik, hanya saja saat tetanggaku bilang akan ‘piknik’ dengan muka senang aku pikir itu pasti sesuatu hal yang menyenangkan yang tak pernah kurasakan sebelumnya..

Saat itu ayah & emakku hanya terdiam sembari menatapku, hingga aku tertidur karena telah lelah menangis..

Pelajaran pertama

Saat itu, Aku baru Kelas 3 SD, di Minggu pagi tiba-tiba Emak mengajakku piknik ke kebun binatang kota.

Aku hanya pergi berdua bersama Emak.
Sedikit cerita tentang Ayah, Ayahku adalah seorang wiraswasta, beliau tak pernah mengenal hari libur.

“Perjalanan” paling berkesan yang kuingat bersama ayah adalah saat aku digendongnya ke taman kota disore hari untuk menyaksikan pertunjukan topeng monyet keliling. Kami naik mobil Apel – begitu saya menyebut angkutan umum berwarna hijau di kota kami dulu, sebelum berjalan kaki cukup jauh karena jalan tak dapat dilalui mobil.

Di kebun binatang, aku baru tahu jika gajah itu tak berwarna pink dan benar-benar sangat besar, setinggi pohon yang sering  kupanjat di depan rumah- bahkan mungkin lebih tinggi. Sebelumnya aku berpikir gajah berwarna pink dan setinggi manusia biasa karena pada majalah anak-anak yang sering saya baca dia nampak menggemaskan. Aku juga baru tahu jika ada burung dengan ekor yang sangat besar dan tak bisa terbang, yaitu burung merak. Aku benar-benar ingat. Saat itu aku menangis kencang, dan disaat yang hampir bersamaan Burung-burung itu tiba-tiba mengembangkan ekornya..

Pelajaran kedua

Pada ulang tahunku yang ke-8, Emak mengajak aku mengunjungi saudara di Kerinci – Jambi. Suasana disana sangat berbeda dengan kampung halamanku. Banyak pohon-pohon besar setinggi rumah di pinggir jalan. Jalanannyapun tak seramai di kampungku.

Beberapa kali kami melewati wilayah hutan.  Banyak Tebing dan Bukit besar nampak  menjulang cantik dikejauhan – dimana setelah aku beranjak dewasa ini, aku baru tahu bahwa bongkahan tanah yg besar itu adalah Gunung Kerinci.
Gunung Berapi tertinggi di Indonesia.

Disana cara berpakaian dan bahasa orang-orang yang kutemui sangat berbeda. Ini pertama kali aku bertemu orang dengan latar belakang budaya berbeda.

Dan pengalaman yang paling kuingat adalah, Emak membentakku karena menertawakan cara bicara atau logat mereka.

Sosok Emak yang kutahu sangat kalem dan jarang marah sebelumnya, tiba-tiba membentak membuatku kaget, hingga aku akhirnya aku ketakutan dan kembali menangis.

Emak menasehatiku.. Bahwa hal tersebut sangat tidak sopan.

Hal yang tidak pantas untuk dilakukan dengan menertawakan pembicaraan atau logat orang lain yang kita jumpai..

Pelajaran ketiga

Pada liburan sekolah SD, setelah masa ujian nasional, Emak mengajakku ke Pantai BaleKambang sebagai hadiah karena saya berhasil masuk peringkat 5 besar di sekolah.

Bukan keindahan gulungan ombak atau pasir puti nan halusnya yang berkesan, namun pengalaman dikejar anjing coklat tua-lah yang paling membekas.

Iyah, anjing Coklat Tua.. Anjing itu milik salah satu warga/nelayan lokal di pesisir pantai tersebut. Sebenarnya sih saat itu aku hanya melemparnya dengan pasir, tapi tiba-tiba anjing itu berlari sambil menyalak ke arahku seakan mau menerkamku hidup-hidup..

Pahlawanku datang.

Tanpa rasa takut Emak perlahan mendekati si anjing itu, sembari mengeluarkan bunyi-bunyian dari mulutnya. Ajaibnya si anjing berhenti menjadi beringas setelah kepalanya dielus manja oleh Emak. Anjing itu terus menggosokan kepalanya ke kaki Emak.

Tak lama setelahnya, pemilik anjing datang dan meminta maaf pada kami.

 

Seorang “Guru Petualang”

Enam tahun setelah itu, pertama kalinya aku melakukan perjalanan seorang diri tanpa ditemani Emak. Aku pergi ke Gunung Lawu bersama seorang teman. Aku berkenalan dengan banyak orang diperjalanan, mengobrol banyak hal bersama warga lokal di Basecamp, bertemu musang liar berwarna biji kopi di tengah jalur pendakian, serta membuat api unggun bersama rombongan “ORAD” (Olah raga Arus Deras) salah satu universitas di jogja.

Sebenarnya aku sendiri tak memikirkannya dengan sengaja. Saat kumerenung, aku sadar bahwa sebenarnya,

“Sejak kecil ternyata aku telah diajari “dasar-dasar menjadi seorang petualang” oleh Emak. Cara menggali informasi baru, cara menikmati sebuah perjalanan, cara menghormati orang dengan budayanya yang  berbeda, bahkan cara memperlakukan hewan yang kita temui diperjalanan.. Sesuatu yang sangat membekas di ingatan,

Emak telah melatih aku untuk menjadi seorang pejalan yang baik, beliau yang pertama kali memperkenalkan dunia padaku..”

Aku paham, piknik adalah hal mewah bagi keluarga kami saat itu. Dengan penghasilan yang biasanya, tak mungkin Ayah bisa mengajakku piknik ke berbagai tempat. Setelah dewasa kutahu, Emak menabung hanya untuk mengajakku piknik.

This slideshow requires JavaScript.

Aku tersadar saat kumemandang album foto perjalanan yang kusimpan di folder “Memories” di laptopku. Telah banyak tempat yang aku kunjungi, baik itu solo trip, bersama adik, bahkan bersama ayahku sudah sering kulakukan. Memang telah banyak orang pula kukenal diperjalanan, telah banyak pengalaman menyenangkan kudapatkan.

Namun tak ada satupun foto kubersama Emak. Aku terlalu sibuk dengan duniaku sendiri, hingga tanpa sadar melupakan “Guru Petualang”ku.

Emakpun dulu pasti sangat sibuk. Bedanya, Emak selalu menyempatkan untuk mengajakku bepergian. Meski itu hanya ke pasar untuk berbelanja dan membelikanku pistol air dan balon terbang.

Au yakin Emakpun pasti memiliki tempat-tempat impian yang ingin dikunjunginya.
Pulau dewata, Tanah Suci Mekah & Madinah contohnya..

This slideshow requires JavaScript.

Suatu waktu, tepat tanggal 11 Desember 2015 aku kembali menginjakkan kaki di tanah dewata, namun kini aku bersama “Guru Petualang”ku.

Iya.. Bersama Emak, bersama Ranger Pink’ku.. Bersama Koki terbaik..

Alhamdulillah aku kini punya Album baru di laptopku.. Folder yang berisi foto-fotoku bersama Seorang “GURU PETUALANG”

This slideshow requires JavaScript.

 

This slideshow requires JavaScript.

 

This slideshow requires JavaScript.

This slideshow requires JavaScript.

Foto-foto dan cerita Inilah bukti nyata yang harus aku simpan dengan rapi, dan suatu saat akan ku beritahu kepada anak dan cucu-cucuku kelak.. Bahwa Buyut atau Nenek mereka benar-benar berjasa dalam perjalanan hidupku.. Beliau adalah orang yang tangguh, Beliaulah Pahlawan dalam hidupku..
Beliau telah banyak memberikanku cinta, dan kasih sayang..
Aku percaya bahwa Cinta Anak terhadap Ibunya sepanjang gala, namun tidak dengan Cinta Ibu kepada kita yang sepanjang Masa..
Terima kasih Tuhan..
Kau beri aku orang tua yang spesial..
Kau beri aku Pembimbing yang mengajariku banyak hal..
Terima kasih Atas Cinta yang Emak beri buatku..

#ilivesafe
#G4D4Adventure

-FA-