Resiko Kematian Pendaki Senior Jauh Lebih Tinggi Dari Pendaki Pemula

Into Thin Air versus The Climb

 

everestbooks-xlarge.jpg

 

10 mei 1996 adalah saat-saat yang paling kritis dalam hidup saya, kenang Sandy Hill Pittman. Meski ia selamat dari tragedi paling dramatis dalam pendakian gunung everest, tetapi trauma psikologisnya tidaklah hilang dalam waktu yang singkat.

everest_now_then_duo1asnow-blind-ambition-sandy-hill-pittman-vf

cpg-lfdwwaa2abd-jpg-mediumeverest__hill2aeverest_graphic1a

 

Bergabung dengan Mountain Madness Expedition dengan leader Scott Fischer (salah satu korban tewas) ia menjadi salah satu yang terkuat dari delapan klien yang dibawa oleh Scott. Tapi penulis tidak akan mengupas siapa profil Sandy ini. Penulis hanya mencoba melakukan deskripsi ulang berkaitan dengan kronologis tragedi everest 1996 dari dua manuskrip sejarah pendakian era 90-an (Into thin air dan The climb).

scott-140428-0004_1024__wm10691982.jpgscott_memorial_2

Satu hal yang menjadi titik berat adalah kegagalan manajemen resiko dari leader, sehingga tragedi mei 1996 ini terjadi dan menyebabkan total delapan orang menjadi korban. Seperti apa pentingnya manajemen resiko? tapi sebelum membahas itu kita lihat sisi teknis targedi 10 mei 1996 yang terjadi di zona merah everest antara jalur hillary step camp darurat di southeast ridge (8500 meter).

hillarystep2

07-rime-ice-on-climbers-summiting-670

Jhon krakauer dalam bukunya Into Thin Air: A Personal Account of the Mt. Everest Disaster secara cukup jelas mempermasalahkan Anatoli Boukreev karena tidak menggunakan tabung oksigennya dan justru memberikan kepada rekannya Neal Beidleman dalam perjalanan summit attack, sebagai tindakan yang menyebabkan ia harus segera kembali ke camp terakhir di south col untuk refresh dan menghangatkan badan lebih cepat dari kliennya. Disamping itu secara cukup subjektif Jhon menyalahkan terjadinya hambatan pendaki di hillary step dan the balcony sehingga waktu pendakian banyak terbuang dan akhirnya mayoritas pendaki baik dari team Scott (Montain Madness) ataupun Rob Hall (Adventure Consultants baru bisa mencapai puncak everest (8850m) lewat pukul 3 siang (kecuali Jhon,Anatoli dan Andy Harris) yang mencapai puncak everest pada pukul 1:12 p.m.

Dalam buku lain yang menjadi counter dari Into Thin Air, yaitu The Climb: tragic ambitions on Everest. Boukreev, Anatoli; G. Weston Dewalt (1997) dikupas secara jelas alasan-alasan yang menjadikan anatoli tidak menggunakan tabung oksigen di atas sana.

Penulis pribadi sebagai seorang praktisi petualangan memahami apa yang dilakukan Anatoli. Bukankah Anatoli pula yang mengevakuasi Sandy Hill Pittman, Charlotte Fox dan Tim Madsen secara bersamaan di tengah badai hebat di camp V /South Col (7900m) dan terpaksa meninggalkan Yasuko Namba (pendaki wanita jepang) karena kondisinya yang sudah sangat dekat dengan kematian?.Yang pada waktu kemudian menjadi sebuah kontroversi seperti juga Anatoli pernah katakan,

 I,m expressed profound regret at her lonely death, saying that she was just a little 90-pound woman, and that someone should have dragged her back to camp so she could at least die among her companions.

Pada ekspedisi selanjutnya bersama Team Indonesia Everest Expedition, Anatoli berhasil menemukan jasad Yasuko Namba di atas ketinggian 8000 meter dan menguburkannya secara sederhana dan beberapa hari setelah pendakian tersebut, ia meminta maaf kepada sang suami Yasuko karena telah gagal untuk menyelamatkan nyawanya.

36843469_1449901624rob-halls-team2

Sedangkan berkaitan dengan hambatan di hillary step, menurut saya Jhon Krakauer cenderung mementingkan teamnya (Adventure Consultants), padahal pada saat yang sama, team yang lain (Mountain Madness) juga berada pada tempat yang sama. Jika mau bercermin pada tahun 2003 dalam acara ulang tahun ke-50 everest, faktanya terdapat 100 pendaki di hillary step dan juga terjadi bottlenecks disana, tetapi semua bisa ke puncak dan kembali dengan selamat bukan?

Pada akhirnya objektivitas into thin air terjun perlahan dan berada dibawah the climb setelah majalah New Scientist mengangkat artikel hasil penelitian Kent Moore,dkk yang membuktikan bahwa faktanya badai hebat yang sangat buruk pada 11 mei 1996 itu mengakibatkan anjloknya kadar oksigen menjadi hanya 14% dari 30% biasanya kadar oksigen di ketinggian lebih dari 24.000 kaki. Dan sekarang orang lebih bijak menyikapi bahwa into thin air adalah curahan hati Jhon Krakauer seorang sedangkan the climb adalah sebuah narasi investigatif Weston Dewalt sebagai co-author.

Terkesan menjadi salah alamat ketika kritikan Jhon dilemparkan kepada Anatoli dalam into thin air. Idealnya ia (Jhon) lebih fokus untuk membahas sisi responsibilitas Mike Groom sebagai guide dari Adventure Consultants’ dimana Jhon ikut serta. Dan adalah sebuah kewajaran jika Anatoli diatas sana memprioritaskan untk menyelamatkan anggotanya sendiri (Mountain Madness). Dan ini sekaligus menjelaskan alasan mengapa Anatoli meninggalkan Yasuko Namba dan membiarkannya mati kedinginan. Dan saya pribadi berpendapat di titik inilah buku Into Thin Air mengalami pergeseran penilaian objektif menuju subjektif. Disamping pula ketika Anatoli menyalip Jhon yang sudah tidak memakai tabung oksigen sewaktu turun menuju south col pada pukul 2:30 p.m.

aa44_d022_00528r_2040-0everest2-xlargepuncak-everest

Dalam salah satu kalimat pada surat resmi yang dikirim Anatoli pada tanggal 31 juli 1996 kepada Mark Bryant, Editor Majalah Outside disebutkan bahwa

My decisions and actions were based upon more than twenty years of high altitude climbing experience. In my career I have summited Mount Everest three times.

Dari sini cukup terlihat jika pikiran seorang expert akan berada jauh didepan bahkan sebelum tragedi terjadi dan spontanitas seorang guide ketika memutuskan turun dari puncak dan meninggalkan klien yang berjalan terlalu pelan pun menjadi faktor penting dalam penyelamatan saat kemudian.

Dalam kalimat yang lain dalam surat yang sama disebutkan

I have considered what might have happened had I not made a rapid descent. My opinion: Given the weather conditions and the lack of visibility that developed, I think it likely I would have died with the client climbers that in the early hours of May 11, I was able to find and bring to Camp IV, or I would have had to have left them on the mountain to go for help in Camp IV where, as was in the reality of events that unfolded, there was nobody able or willing to conduct rescue efforts.

Jelaslah sudah bahwa pertimbangan seorang leader (guide) dalam setiap ekspedisi sangat vital bagi nyawa para klien yang dibawanya. Oleh karena itu hidup mati nya mayoritas klien dalam sebuah eskspedisi di ketinggian sangat erat dengan kualitas leader dan kebesaran hati klien yang tidak perlu memaksakan ke puncak jika leader (guide) berkata tidak.

Sayang, klarifikasi Anatoli yang cukup santun pada surat resmi nya itu tidak dibalas dengan hal yang sama oleh Jhon Krakauer dalam surat resmi nya tanggal 24 agustus 1996 yang juga ditujukan kepada redaksi majalah Outside. Pada akhir surat balasannya dengan cukup emosional Jhon Krakauer menyatakan

Many of us who were on Everest last May made mistakes. As I indicated in my article, my own actions may have contributed to the deaths of two of my teammates. Anatoli is an extraordinary Himalayan climber, and I don’t doubt that his intentions were good on summit day. What troubles me, though, is Anatoli’s utter refusal to acknowledge the possibility that he made even a single poor decision. Not once has he ever indicated to me that maybe, just maybe, it wasn’t the smartest choice to climb without gas or go down ahead of his clients. Anatoli doggedly insists that he would make the same decisions all over again–in his opinion, he was the only person on the mountain who did everything right. The rest of us fucked up big-time, but not Anatoli.

Sayang memang, akhirnya Anatoli pun harus tewas dalam pendakian marathon nya di akhir tahun 1997 di Annapurna (8078m), Simone Moro yang menjadi partner Anatoli pada pendakian alpine style tersebut meyakini kalau longsoran salju lah penyebab utama hilangnya Anatoli dan beberapa minggu kemudian dinyatakan tewas.

Arti Kebersamaan?
Anatoli, Bashkirov dan Vinogradsky adalah sebuah contoh sukses dari kerjasama dalam sebuah team yang melahirkan prestasi-prestasi di atas ketinggian. Kebersamaan yang mereka lakukan tidak semata-mata hanya untuk kepuasan pribadi atau golongan saja. Meski mereka semua adalah satu kampung (Russia) tapi prestasi yang mereka raih tidak lagi berlevel kampung dan duniapun mengakuinya, bahkan dalam masa-masa sulit akhir tahun 1997 ketika Anatoli dinyatakan hilang di Annapurna.

annapurnaboukreev2cherny2

Jika kita mau mencermatinya maka akan banyak manfaat yang bisa kita ambil dari perseteruan dua karya besar Into Thin Air dan The Climb berkaitan dengan tragedi everest 1996 yang lebih menjadi berbau politis dan penuh publisitas daripada sisi pendakiannya itu sendiri. Tetapi sangat disayangkan semangat dan kemauan bangsa kita dalam membaca masih belum menggembirakan. Lebih banyak hanya nyaman membaca artikel-artikel yang ada daripada membaca sumber-sumber artikel tersebut, sehingga dunia penerbitan buku di Indonesia menjadi terpuruk karenanya. Sayang sekali. 

 

 

 

Fakta Tentang Everest Yang Anda Harus Tahu

Sudah ratusan juta tahun lamanya Gunung Everest berdiri. Dan sejarah tercipta saat Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay menggapai puncak Everest, keinginan para pendaki gunung untuk mendaki Everest semakin berkembang pesat. Para pendaki dari seluruh dunia menjadikan Everest sebagai target pendakian.

MOUNT EVEREST HEROES Tenzing Norgay and Sir Edmund Hillary

www.belantaraindonesia.org

Gunung ini mendapatkan nama bahasa Inggris – nya dari nama Sir George Everest. Nama ini diberikan oleh Sir Andrew Waugh, surveyor – general India berkebangsaan Inggris, penerus Everest. Puncak Everest merupakan salah satu dari tujuh puncak di dunia. Gunung Everest adalah gunung yang puncaknya mencapai jarak paling jauh dari paras laut.

Dua gunung lain yang kadangkala juga disebut sebagai “gunung tertinggi di dunia” adalah Mauna Loa di Hawaii, yang tertinggi jika diukur dari dasarnya pada dasar tengah laut, tetapi hanya mencapai ketinggian 4.170 m dari paras laut dan Gunung Chimborazo di Ekuador, yang puncaknya 2.150 m lebih tinggi dari pusat Bumi dibandingkan Gunung Everest, karena Bumi mengembung di kawasan Khatulistiwa. Bagaimanapun juga, Chimborazo hanya mencapai ketinggian 6.272 m di atas paras laut, sehingga bahkan bukan merupakan puncak tertinggi di Andes.

www.belantaraindonesia.org

Banyak fakta mengagetkan yang terjadi di lapangan selama pendakian dan tak terdengar oleh orang awam. Hal itulah yang menjadi hambatan dalam mendaki gunung ini. Bukan hanya itu, ternyata di gunung ini menyimpan banyak misteri yang bahkan tak terpecahkan. Salah satunya adalah berapa tinggi gunung ini yang ternyata selalu berubah – ubah setiap tahun.

Apabila Anda mempunyai keinginan untuk mengunjungi Gunung Everest? Sebelum memutuskan untuk mendakinya, ada baiknya pahami hal – hal berikut ini:

Ada Sesosok Mahluk Yang Mengincar Pendakian Anda Di Everest
Ketika berada di atas ketinggian sekalipun, Anda tak luput dari pantauan hewan beracun ini, yang berada pada tekanan udara cukup rendah hingga bernapas pun sulit. Anda tetap tidak bisa bersembunyi dari serangan makhluk hidup ini. Euophrys omnisuperstes, atau yang lebih dikenal dengan laba – laba Himalaya dapat melompat dan bersembunyi di celah lereng gunung.

www.belantaraindonesia.org
Laba – Laba Himalaya

Persembunyian tersebut dilakukan untuk mengecoh para pendaki yang berada di gunung. Karena itulah, makhluk ini ditetapkan sebagai penghuni abadi gunung yang puncaknya berada di kawasan Tibet tersebut.

Para pendaki mengaku telah melihat makhluk ini ketika berada di atas ketinggian 6.700 meter atau sekira 22 ribu kaki. Laba – laba ini adalah spesies yang tergolong ke dalam famili Salticidae. Spesies ini juga merupakan bagian dari genus Euophrys dan ordo Araneae.

Laba – laba yang banyak ditemui di kawasan Nepal ini memakan apapun serangga yang ada di sekitarnya. Mereka hampir satu – satunya hewan yang berada secara permanen berbasis di ketinggian seperti burung. Akan tetapi, laba – laba ini termasuk ke dalam golongan hewan mematikan di dunia.

Naik Ke Puncak Himalaya Harap Antre Dahulu!
Pada 2012 silam, pendaki gunung asal Jerman, Ralf Dujmovits, menangkap gambar mengejutkan yang menunjukkan ratusan pendaki mengantre untuk mencapai puncak. Iapun memutuskan untuk kembali ke camp setelah melihat antrean tersebut, selain itu pula berbarengan dengan cuaca buruk.

www.belantaraindonesia.org
Kemacetan menuju puncak Himalaya

Pada Mei 2012, pendaki dikabarkan berkerumun di salah satu landmark yang berada di kawasan tersebut dan menunggu selama kurang lebih dua jam untuk sampai pada giliran mereka mendaki ke puncak. Dalam perjalanan hanya setengah hari, 234 pendaki berhasil mencapai puncak, namun empat orang lainnya tewas. Hal ini menyebabkan kekhawatiran besar atas proses pendakian.

Pengelola gunung akhirnya menambahkan tali yang dapat digunakan sebagai pegangan oleh para pendaki untuk mengurangi kemacetan karena memang kebetulan medan yang mereka lalui cukup curam. Bahkan ada beberapa pendaki menyarankan untuk dibuatkannya tangga permanen demi keamanan dan keselamatan.

Meski begitu banyak pendaki berusaha mencapai puncak Everest, pemerintah Nepal selaku penanggung jawab resmi kegiatan pendakian di Himalaya tersebut mengatakan tidak akan menghentikan aktivitas pendakian.

Everest Terus Bertumbuh Setiap Tahunnya
Ide untuk melakukan penghitungan ulang untuk membuktikan berapa tinggi dari gunung ini dikatakan oleh para ahli adalah perbuatan yang sia – sia. Pasalnya, setelah diteliti lebih lanjut, puncak gunung ini selalu tumbuh tinggi sekitar empat milimeter setiap tahunnya.

croppedimage555400-Everest3

Para peneliti mengatakan bahwa awalnya benua India yang merupakan daratan independen ini bertabrakan dengan Asia, sehingga membentuk Himalaya hingga saat ini.

Akan tetapi hal yang luput dari penelitian saat itu adalah lempeng benua yang bertabrakan tersebut ternyata masih bergerak dan mendorong pertumbuhan gunung yang lebih tinggi.Peneliti dari Ekspedisi Millenium Amerika mengatakan bahwa pada tahun 1999, mereka telah menempatkan perangkat satelit global positioning di bawah puncak untuk mengukur pertumbuhannya.

Hasilnya menakjubkan, ketinggian gunung ini dipastikan selalu berubah setiap tahunnya. Dari 8.848 menjadi 8.850 meter, dan bukan hanya ukuran puncak yang terus tumbuh, namun pergerakan keseluruhan aktifitas gunung ini juga semakin berkembang.

Pendaki Everest Wajib Bawa Sampah Saat Turun
Banyak gambar yang memperlihatkan kekotoran dari gunung tertinggi di dunia ini. Para pendaki mengotori area pegunungan selama perjalanan menuju puncak. Bukan hanya dikotori oleh mayat pendaki yang tidak bisa bertahan di dalam perjalanan, gunung yang puncaknya tertutup oleh salju ini juga dibuat kotor oleh ulah pendaki nya sendiri dengan sampah bekas makanan atau minuman mereka.

ESA_collecting_oxygen_cylinders_and_other_cans_at_South_col.
Sampah Di Everest

Diperkirakan sebanyak 50 ton limbah ada di kawasan ini pada musim pendakian. Lereng penuh dengan sampah botol minuman, peralatan pendakian usang, bahkan kotoran manusia. Sejak tahun 2008 , The Eco Everest Expedition telah mencoba mengatasi hal tersebut. Hasilnya, mereka dapat mengangkut 13 ton sampah sejauh ini. Bahkan pemerintah Nepal pun telah mengeluarkan kebijakan baru untuk para pendaki.

eee-2 eco-everest-expedition EN - ApaSherpaonEverestget-attachment.aspx22everest-mountain-mei2013-2

Pendaki Everest wajib turun bawa 8 kg sampah menyusul peraturan baru demi menjaga puncak tertinggi di dunia tersebut. Ini adalah berat minimal, di luar sampah para pendaki. Aturan ini merupakan salah satu cara baru yang mulai diberlakukan bagi para pendaki gunung agar dapat menjaga kebersihan di atas sana.

Minimal 8 kg sampah yang mereka bawa sendiri juga akan mereka bawa kembali saat turun. Pemerintah Nepal juga telah mengambil tindakan hukum terhadap pendaki yang melanggar aturan baru tersebut meski belum diketahui apakah berupa denda atau hukuman lainnya.

Berapa Tinggi Sebenarnya Gunung Everest?
Tergantung pada dari sisi mana Anda mengukurnya dan berada di kawasan negara mana. Pasalnya, setiap negara yang dilalui oleh pegunungan ini memiliki versi masing – masing ketinggian gunung yang puncaknya berada di kawasan Tibet tersebut. China sendiri mengatakan puncak berada pada ketinggian 8.844 meter, sementara Nepal mengatakan ketinggian gunung ini sekitar 8.848 meter.

www.belantaraindonesia.org

Karena perbedaan hasil tersebut, China memutuskan untuk mengukur ulang tinggi gunung. Pengukuran berdasarkan oleh bebatuan yang menjadi struktur di sana, tidak termasuk salju yang berada di bagian paling atas gunung tersebut. Nepal pun meminta bantuan kepada komunitas internasional untuk menghentikan sengketa berkepanjangan soal tinggi dari Gunung Everest.

Everest-Base-Camp-Nepal-640x480

China bersikukuh bahwa ketinggian Everest sebenarnya hampir empat meter lebih pendek dari angka yang menjadi pegangan resmi pemerintah Nepal. Namun, Nepal menegaskan ketinggian sebuah gunung harus dihitung hingga puncak saljunya, seperti dilakukan untuk gunung di seluruh dunia.

way to everest

Sengketa ini muncul dalam pertemuan terakhir antara Nepal dan China yang membahas titik perbatasan di Himalaya. Pemerintah Nepal menegaskan meski sengketa soal ketinggian Everest muncul dalam pembicaraan perbatasan, namun Nepal tetap memegang ukuran tinggi yang sudah ditetapkan.

Para ahli geologi mengatakan puncak pegunungan Himalaya masih berusia muda dan masih terus tumbuh bersamaan dengan anak benua India yang terus bergerak di bawah patahan Eurasia. Pergerakan lempeng ini membuat ketinggian gunung – gunung di Himalaya masih terus bertambah. Akhirnya pada tahun 2010, kedua negara sepakat bahwa ketinggian gunung berada pada ketinggian 8848 meter dari atas permukaan laut.

everest_route_map

Berapa Usia Everest?
Meskipun banyak peneliti mengatakan bahwa sejarah Pegunungan Himalaya ini sudah ada sejak 60 juta tahun lalu, akan tetapi sejarahnya telah ada sejak ratusan tahun lamanya. Bebatuan kapur dan sedimen yang ada di puncak gunung pernah menjadi bagian dari lapisan sedimen di bawah permukaan laut berusia 450 juta tahun yang lalu.

Everest-Base-Camp-Nepal-640x480


Seiring berjalannya waktu, lantai lautan bebatuan tersebut bersama – sama terdorong ke atas dengan kecepatan hingga 11 cm per tahunnya.Hingga pada akhirnya sampailah pada posisi saat ini di puncak gunung tertinggi di dunia tersebut.

Formasi gunung ini mengandung fosil dari makhluk laut dan kerang yang sebelumnya berada di lautan luas.Seorang petualang, Noel Odell pertama kali menemukan fosil tertanam dalam bebatuan Everest pada tahun 1924.

Noel Odell odell

Hal ini membuktikan bahwa puncak gunung adalah dasar laut yang terbentuk secara alami hingga saat ini. Spesimen bebatuan pertama dari gunung ini dibawa kembali oleh pendaki Swiss pada tahun 1956 dan tim pendaki Amerika pada tahun 1963.

Expedition-Team-1924

croppedimage555400-Everest2

Titik Tertinggi di Bumi yang Dekat dengan Bulan

Bila dilihat dari angkasa, atau dari Bulan. Ternyata Gunung Everest bukan menjadi titik tertinggi di dunia. Chimborazo di Ecuador jawabannya. Seperti kita tahu, Gunung Everest di Himalaya dengan ketinggian 8.818 meter di atas permukaan laut ( mdpl ) merupakan puncak tertinggi yang ada di Bumi. Namun, bila kita melihatnya dari angkasa, predikat gunung tertinggi tersebut jadi berubah arah.

chimborazo

Chimborazo
Masalahnya begini, Bumi ternyata tak sepenuhnya bulat. Kaum Matematikawan menyebut fenomena ini oblate spheroid,
yang kira – kira berarti gelembung di seputar Khatulistiwa. Karena pepatan berat di kutub, Bumi menjadi mirip bola yang ditekan dua sisi. Jadi orang – orang yang tinggal di garis Khatulistiwa, sebenarnya sudah berdiri lebih “tinggi”, daripada pulau lain. Ini berarti pula, lebih dekat ke angkasa, daripada orang – orang yang tidak tinggal di dekat gelembung Khatulistiwa.

oblate spheroid


Negara – negara seperti Ekuador, Kenya, dan Indonesia terbilang paling mendekati Bulan dengan teori ini. Kalau dihitung, orang – orang di Khatulistiwa berada lebih dekat 13 mil ke angkasa, daripada orang – orang yang tinggal di kutub utara atau selatan.

Lalu kalau begitu, puncak tertinggi di mana yang paling dekat dengan angkasa di garis Khatulistiwa tersebut. Paling tidak ada tiga gunung tinggi di wilayah ini. Gunung Kenya di Kenya, Gunung Kilimanjaro di Tanzania dan deretan gunung salju di Andes. Nah, kalau kita mendaki salah satu gunung itu saja, berarti kita berada lebih dekat ke angkasa dan Bulan, ketimbang mendaki Everest.
011755_a.eps
Joseph Senne, seorang insinyur yang juga surveyor, pernah mengkalkulasi berapa jauh sisa jarak dari deretan gunung Khatulistiwa tersebut ke angkasa, khususnya Bulan. Joseph dalam melakukan analisa tersebut, kemudian juga dibantu Neil deGresse Tyson, pengarang buku ilmu pengetahuan. Beberapa karyanya banyak mengupas mengenai sains dan kosmos. Buku – bukunya yang terkenal adalah Death by Black Hole, dan Other Cosmic Quandaries.

tumblr_mgsn3mutpu1s25zj0o1_1280Death by Black Hole

Sebetulnya hal ini sudah menjadi pengetahuan umum pada masa abad 18. Ketika Everest masih belum diketahui surveyor Britania, Chimborazo dianggap gunung tertinggi. Dan ketika telah ditemukan pun kenyataan cembungnya bagian Khatulistiwa telah dikemukan oleh geograf terkemuka Jerman abad 18, von Humboldt.

wilhelm-von-humboldt-qqkebk
Ketika kami selesai menghitung,” lanjut Joseph, “Kami pikir kami telah menemukan sebuah titik baru di dunia yang terdekat ke bulan dan angkasa luar,” tuturnya, kepada Robert Krulwich, reporter radio nasional publik ( NPR )-AS.

rkrulwich-83b37c13514ac12b7bd0c9d7c3e261e25527d65e-s6-c30
Jawabannya adalah gunung Chimborazo di Ecuador. Gunung Chimborazo merupakan gunung di dataran tinggi Andes. Yang menurut ukuran Joseph, ternyata memiliki tinggi 1,5 mil lebih dekat ke angkasa dibandingkan Everest.

Namun tetap saja, kalau melihat titik tertinggi dari patokan garis laut, Everest tetap menjadi rajanya. Namun bila kita berdiri di Bulan, dan mencari titik terdekat yang ada diBumi. Puncak Chimborazo, jawabannya

Hingga Kini Jenazah Pendaki Bertebaran Di Mount Everest

Gunung tertinggi di dunia, Mount Everest, adalah gunung yang diimpikan oleh para pendaki dunia untuk ditaklukkan. Gunung yang berlokasi di wilayah Mahalangur ini puncak tertingginya terletak pada ketinggian 8.848 m. Tentu saja pada ketinggian demikian ketersediaan oksigen sangat tipis. Oleh karena kondisi alamnya yang keras, amat jarang para pendaki yang berhasil menaklukannya dan atau minimal bisa pulang dengan selamat.

Puncak Mount Everest, atap dunia yang menjadi impian dan obsesi para pendaki gunung

Gunung legendaris ini pertama kali ditaklukan oleh Tenzing Norgay dan Edmund Hillary yang berhasil mencapai puncaknya pada 29 Mei 1953. Pada tahun-tahun berikutnya, banyak ekspedisi pendakian yang hendak menaklukan gunung ini dan sebagian besar gagal serta berujung maut.
Hillary_and_tenzing MOUNT EVEREST HEROES Tenzing Norgay and Sir Edmund Hillary
Tidak ada yang banyak tahu, ternyata gunung maut ini banyak menyimpan mayat pendaki yang menjadi korbannya. Jenazah mereka tersebar di beberapa tempat. Diduga jenazah ini adalah para pendaki yang sudah lama tewas. Karena tertutup es tebal, beberapa jenazah para pendaki tersebut masih awet.

Jenazah para pendaki banyak diketemukan sebagian besar di camp terakhir sebelum mencapai puncak. Jenazah-jenazah tersebut ditinggal begitu saja oleh para kawan-kawan pendakian mereka, sebab amat susah dan hampir tidak mungkin membawa mereka turun mengingat medan yang teramat berat.

Helikopter tidak mungkin menyentuh titik tersebut karena udara yang tipis dan sering terjadi cuaca buruk di puncak. Sungguh, dihadapan alam ciptaan Tuhan yang begitu besar, manusia tidak ada apa-apanya. Allah Maha Besar!

Pendakian GAGAL, Membawa HIKMAH

Tuhan menegurku atas kelakuan tak baikku pada sesama manusia di masa lalu dan masa yang telah lewat. Aku ber Isthigfar….Aku mohon ampun dan maaf pada Tuhan dan pada orang yang telah kusakiti tanpa bisa membalasku. Kini Tuhan yang bertindak dengan kecelakaan yang menimpaku. Aku mohon ampun, telah menjadi hikmah kegagalanku menuju Puncak.

Kini dengan segenap kemampuanku aku kembali selalu berusaha mencintai Allah Swt, dan tak lagi berbuat yang tak di sukai Allah dan manusia. Insya Allah…Pada dasarnya suatu bentuk kegagalan akan membawa hikmah bagi yang percaya dan meyakini adanya Tuhan di sisi manusia. Dalam hal apapun kegagalan itu terjadi. Tak akan membuat putus asa bagi orang yang beriman. Ketika anda mengalami kegagalan. Ketika anda kehilangan sosok yang begitu anda cintai. Bisa jadi itu akan melunturkan semangat anda. Bahkan Trauma.

20508938_main_zoom

Seperti Peter Garret dalam film Vertical Limit. Dimana dia begitu trauma. Karena bayangan kegagalan menyelamatkan ayahnya. Karena pada akhirnya dia harus memotong tali pengaman ayahnya dalam pendakian tebing, demi keselamatan dia dan adiknya. Trauma yang luar biasa sehingga membuat Peter seolah kapok dengan dunia pendakian dan mengalihkan diri menjadi wartawan.

Dari begitu banyak orang yang Trauma karena kegagalan atau kehilangan orang yang tercinta ada pula yang akhirnya bangkit dari Traumanya dan menjadi orang yang sukses hingga namanya terkenal di seluruh dunia. Reinhold Messner adalah salah seorang diantaranya, Di tahun 1970, Messner bersaudara ( Reinhold dan Gunther ) berniat menaklukkan Nanga Parbat, sebuah ”puncak terlarang” dengan ketinggian 8.125 m di atas permukaan laut di rantai Karakoram di ujung barat Himalaya.

Nanga Parbat1

Nanga_Parbat

nanga-parbat-movie-poster-2010-1020517229

Nanga Parbat

Puncak ini juga dikenal sebagai the Killer Mountain ( Gunung Pembunuh ).Tapi sayangnya dua bersaudara ini tak pernah mencapai puncak Nanga Parbat. Mereka berdua menyerah dan berada di batas kelelahan, kehabisan bekal makanan dan air.

Hingga akhirnya di ketinggian itu, Gunther, sang adik pun terkena halusinasi dan menghilang tersapu longsoran salju yang besar. Dan sang kakak, Reinhold harus pulang ke Austria dengan kegagalan dan penuh duka. Kejadian tersebut sungguh mengguncang Reinhold. Betapa tidak, selain harus kehilangan adiknya serta kehilangan tujuh jari kaki dan beberapa jari tangan akibat frostbite selama pendakian tersebut anggota tubuhnya, Ayahnya dan semua anggota keluarga menyalahkan dirinya atas hilangnya sang adik.

Namun itu belum seberapa, karena dua pendaki lainnya, Max von Kienlin dan Hans Saler yang ambil bagian pada pendakian itu malah memberi kesaksian dalam buku yang diterbitkan di Jerman bahwa Reinhold telah menyuruh adiknya menuruni sisi Rupal, bagian curam yang berbahaya di gunung itu. Padahal kedua kakak beradik itu, kata mereka, hampir mati saat mendakinya.

Reinhold, kata mereka juga, dengan teganya meninggalkan sang adik yang dalam keadaan sakit itu dengan memaksanya turun. Menurut Von Kienlin dan Saler, Reinhold sendiri memilih turun melewati rute berbeda yang baru di sisi barat Diamar karena ia ingin menjadi orang pertama yang turun lewat jalur ini. ”Akibatnya,” tulis mereka, ”Messner mengorbankan adiknya untuk ambisinya sendiri.” Betapa semakin terguncang Reinhold kala itu, dia mengalami kegagalan, kehilangan adik yang dicintai juga dihakimi oleh orang – orang disekitarnya.

Reinhold Messner

messner1

Reinhold Messner

Akhirnya kejadian tersebut, membuat Reinhold menutup dirinya selama setahun.. Hingga pada akhirnya diapun kembali tersadar, bahwa dia bisa melakukan lebih dari hanya sekedar menyesal. Reinhold pun kembali bangkit. Dia kembali ke dunia pendakian. Dia melawan semua trauma. Dia acuhkan semua suara suara sumbang di sekitarnya.

Hingga akhirnya di tahun 1973, Reinhold kembali ke Nanga Parbat. Walau dalam pendakian ini, Reinhold masih belum berhasil mencapai puncak. Namun dia telah berhasil menaklukkan dirinya sendiri atas kesalahan dan kegagalan masa lalu. Upayanya menjadi luar biasa terus ia asah, Pada 8 Agustus 1975, Messner dan Habeler memulai pendakian. Keduanya tak bawa tali, tabung oksigen dan hanya berbekal alat panjat pribadi. Hari kedua, mereka tiba di bawah dinding es curam setinggi 1.000 meter. Kemah berikut berdiri setelah lewat dinding tersebut. Reinhold Messner dan Habeler pun melakukan pemanjatan kilat.

Usai pemanjatan gila – gilaan itu, keduanya terserang rasa lelah yang hebat. Saking capeknya, memasang tenda pun terasa sangat sulit. Apalagi acara makan tak ada dalam agenda pendakian. Hari berikutnya, mereka meninggalkan perlatan dalam tenda. Penyerangan puncak ( summit attack ) dilakukan dengan hanya membawa kapak es ( ice axe ), crampoons, kamera dan peralatan medis.

Pada hari yang sama, kedua pendaki handal ini meraih puncak. Peter Habeler tiba lebih dulu. Messner menyusul beberapa menit kemudian. Seperti lazimnya pendaki, Messner mengabadikan Habeler saat berada di puncak. Asyiknya, cuaca amat cerah dan mereka pun berpelukan. Wow! Hingga akhirnya Sejarah itu terjadi pada Mei 1978. Messner, menebus kegagalan yang pernah dialami dengan adiknya.

Messner dan Habeler mendaki puncak lewat South Col. Mereka mendaki tanpa membawa tenda dan tentu saja, tanpa tabung oksigen. Tantangan alam yang amat berat, mampu dilewati.Selain latihan yang serius, keduanya punya ikatan yang kuat sebagai tim pendaki. Tanpa berbicara, mereka terus mendaki menuju puncak.

Kadang – kadang, mereka saling berpandangan, melihat badan dan pikiran masing – masing. Sebelumnya, kawan – kawannya di Austria mencelanya. Karena itu adalah perjalanan yang sulit. Bahkan ayahnya mengatakan dia gila. Juga para ilmuwan saat itu memperkirakan bahwa pada ketinggian diatas 8000 m diatas laut, tanpa oksigen tambahan manusia akan kehilangan control fikirannya.

Bahkan Habeler, kawan pendakiannya sempat khawatir dengan serangan oksigen tipis di ketinggian yang dapat berakibat kerusakan otak dan kehilangan memori. Namun, dia dan Messner akhirnya mampu mencapai puncak. Habeler mengaku sangat letih secara fisik, namun hasrat memuncak yang begitu tinggi mampu mengalahkan segala.

everest_route_map

scol-below2010_jm

Doug Pierson_Everest_Summit Ridge

fiona-south-col

South Col


Karena takut terkena kerusakan otak, Habeler turun ke South Col hanya dalam waktu satu jam saja. Ia meluncur dengan kapak esnya. Kisah petualangan pria kelahiran desa Villnos, Italia Selatan 17 September 1944 tak berhenti sampai di situ. Pada tahun yang sama, Messner meraih puncak Nanga Parbat ( 8.125 meter / 26.660 feet ) tanpa bekal tabung oksigen.

Bagi para pelaku pendakian gunung, prestasi itu seolah tenggelam. Mereka justru penasaran dengan pendakian solo Messner dalam usaha mencapai puncak gunung yang ada di wilayah Pakistan itu. Ia mencapai puncak nomor sembilan hanya dalam waktu 12 hari. Dua tahun kemudian Messner kembali menciptakan sensasi. Pada 18 – 21 Agustus 1980, Messner sukses membuat rekor di Everest: mendaki solo dan tanpa tabung oksigen.

Ia mulai mendaki sendiri dari advanced base camp di sisi utara. Pada hari ketiga – dengan diliputi keletihan, Messner mampu berdiri di titik 8.848 meter itu. Meraih puncak seorang diri, Messner pun terduduk dan menangis. Hanya itu yang dapat dilakukannya. Saat tiba di kemah, Messner berucap terbata – bata, ”Saya tak dapat mengulanginya lagi. Saya telah mencapai batas kemampuan saya. Dan saya merasa bahagia.”

Reinhold tidak saja dikenal sekedar menjadi penakluk Mount Everest, Himalaya, semata. Namun juga, namanya diabadikan di dalam sejarah dunia sebagai pendaki pertama di dunia yang menaklukkan mount Everest tanpa Oksigen tambahan atau lebih dikenal dengan gaya Alpina. Dengan kesuksesannya tersebut dia juga mencatatkan namanya di Guinness Book of World Record sebagai Penakluk 14 Puncak gunung diatas 8000m, sukses melintasi benua Antartika dengan jalan kaki selama 92 hari via the South Pole sejauh 2.800 km.

Dan tahun berikut, melintasi gurun Takla Maran, lalu ekspedisi ke Greenland sejauh 2.200 km. “Dalam pendakian gunung, kamu tidak bisa menjadi orang lain, tetapi kamu akan menjadi dirimu sendiri” tutur Reinhold ketika ditanya tentang kesuksesannya sebagai pendaki gunung ternama. “Saya adalah orang pertama di dunia yang menaklukkan 14 puncak tertinggi di dunia, tanpa oksigen tambahan. Saya tidak pernah mempertanyakan berapa tinggi gunung yang akan saya daki, akan tetapi bagaimana saya menaklukkan gunung tersebut.”  

Reinhold Messner, adalah salah satu contoh sosok manusia di dunia yang mampu merecover dirinya dari kegagalan yang pernah ia alami. Hingga akhirnya ia pun menjadi orang yang sukses dalam catatan sejarah pendakian gunung dunia. Dia tidak pernah menghakimi orang – orang yang pernah mencelanya di masa lalu.

Bahkan ketika kebenaran itu terkuak 35 tahun dimana di tahun 2005 jasad Gunther adiknya ditemukan dalam keadaan seperti pengakuan Reinhold, tersapu dan tewas dibawah longsoran salju. Dia tidak banyak bicara untuk meyakinkan bahwa dia tidak berdosa, cukup waktulah yang menguak kebenaran sesungguhnya. Kegagalan dalam kehidupan adalah hal yang biasa.

Namun bagaimana kita menjadi sosok yang luar biasa dengan bangkit dan kembali sukses daripadanya. Jangan mudah menyerah dengan kegagalan ya sahabat…

Kegagalan pasti membawa hikmah bagi yang percaya.