Jangan Pernah Lakukan Hal Ini Saat Mendaki Semeru

Semeru,,

Gunung yang selalu menarik minat para pendaki untuk mencoba menggapainya. Sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru selalu di banjiri ribuan pendaki setiap tahunnya. Sayangnya, karena kepopulerannya, banyak pendaki yang nekat ingin mencapai puncak tertinggi di tanah Jawa tersebut tanpa mengindahkan keselamatan mereka.

Sering bukan kita mendengar banyak pendaki yang hilang atau meninggal di Semeru? Nah, apakah kamu berniat mendaki Semeru yang melegenda tersebut? Apabila iya, sebaiknya jangan lakukan hal berikut ini demi keselamatanmu.

1. Jangan Percaya Pada Gambaran Pendakian Dalam Film 5 CM
Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama ini jadi pemantik meningkat drastisnya angka pendaki Semeru sejak tahun 2012. Menawarkan pemandangan Semeru yang penuh gambar langit biru juga lavender, pun dibumbui dengan cerita cinta dan persahabatan khas Indonesia membuat banyak penonton tersihir untuk turut merasakan pengalaman mendaki Semeru. Sayangnya, gambaran yang diberikan oleh film ini keliru!

Apa saja kesalahannya?
1. Pakai Jeans 

www.belantaraindonesia.org

Dalam film tersebut, pemain – pemainnya dengan santai mengenakan celana jeans sepanjang pendakian. Padahal, jeans adalah bahan yang sebisa mungkin dihindari oleh para pendaki. Selain berat, sifat dasar jeans yang tidak cepat kering jika terkena air juga bisa membahayakan keselamatan. Mengenakan pakaian yang basah selama pendakian bisa membuatmu kedinginan, bahkan membuatmu terkena hipotermia.

2. Langsung Ke Kalimati Tanpa Nge -Camp 

www.belantaraindonesia.org

Mengaku sebagai pendaki pemula, anehnya kelompok ini kuat sekali staminanya. Mereka langsung berjalan ke Kalimati dalam 1 hari, tanpa nge – camp dulu di Ranu Kumbolo. Rencana pendakian ini terlalu ambisius untuk pendaki pemula. Kalau menuruti rencana pendakian ala 5 CM bisa – bisa kakimu bengkak di tengah jalan.

3. Minta Air 1,5 L Di Kalimati Untuk Bekal Mendaki Sampai Puncak 

www.belantaraindonesia.org

Persediaan air yang mencukupi harusnya jadi perhatian setiap pendaki. Film 5 CM malah menujukkan sebaliknya. Mereka yang sudah digeber tenaganya untuk berjalan non – stop dari Ranu Pane ke Kalimati justru kehabisan air sebelum etape perjalanan terberat ke puncak dimulai. Hanya membawa 1,5 liter air ( yang juga diminta dari sesama pendaki ) untuk 6 orang adalah hal yang gila.

2. Sampai Ranu Pane Jangan Langsung Mendaki, Istirahatlah Dahulu Untuk Aklimatisasi Tubuh
Ranu Pane adalah titik awal bagi para pendaki yang ingin membawa kakinya menjejak tanah tertinggi Pulau Jawa. Di sini, kamu bisa mengisi perut dulu dengan hangatnya nasi rames atau Bakso Malang sebelum hanya makan makanan instan selama 5 hari ke depan. Di Ranu Pane kamu juga bisa beristirahat sejenak demi menyesuaikan kondisi tubuh dengan perubahan ketinggian yang drastis.

www.belantaraindonesia.org

Jangan terburu – buru mengangkat keril untuk kemudian mendaki. Duduk – duduk dulu di basecamp. Berikan tubuhmu waktu untuk mengalami aklimatisasi. Ini penting, sebab jika tidak bisa – bisa tubuhmu kaget dan malah mengalami mountain sickness nantinya, Tentu kamu nggak mau ‘kan jadi beban untuk anggota tim lain sepanjang pendakian yang tidak ringan?

3. Jangan Memaksakan Diri Kalau Belum Yakin
Pengelola TNBTS sebenarnya sudah menetapkan batas terakhir pendakian yang diizinkan, yaitu Kalimati. Tapi banyak pendaki yang masih gatal ingin mencoba pendakian sampai Puncak Jonggring Saloka. Jika ini adalah pilihanmu, silahkan. Tapi kamu harus siap menanggung semua dampak dan akibat yang mungkin muncul.

www.belantaraindonesia.org

Jika memang merasa tidak yakin mampu, ya jangan paksakan dirimu. Pencapaian pendaki ‘kan bukan hanya berhasil sampai puncak. Justru pencapaian sebesar – besarnya adalah saat kamu bisa pulang dengan selamat.

4. Jangan Malas Membuka Tenda
Perjalanan pendakian Semeru tidaklah ringan. Track terberat akan kamu jumpai dalam perjalanan menuju puncak Mahameru, dari Arcopodo. Jalur pendakian yang berbatu dan berpasir bisa membuatmu kesulitan mengatur langkah. Jalan 5 langkah, merosot 3 langkah — begitu berturut – turut. Karena itu penting bagimu mempersiapkan tenaga untuk menghadapi etape pendakian paling menantang ini.

www.belantaraindonesia.org

Menghemat tenaga jadi kunci penting agar staminamu tidak habis sebelum waktunya. Di hari pertama, beristirahatlah dulu di Ranu Kumbolo. Buka tendamu, dan menginaplah semalam disana. Keesokan harinya kamu bisa melanjutkan perjalanan untuk menuju Kalimati. Istirahatlah dulu di Kalimati sebelum tengah malam nanti mulai berjalan ke Arcopodo, untuk kemudian menghadapi tanjakan berpasir Mahameru.

5. Makan Dahulu Sebelum Menuju Arcopodo
Perjalanan menuju Arcopodo biasanya dimulai pendaki pada tengah malam. Alasannya tentu agar bisa menikmati sunrise dari Puncak Jonggring Saloko dan bisa punya waktu lebih lama untuk menikmati keindahan dari tanah tertinggi di Pulau Jawa. Tapi ini juga yang kadang jadi masalah. Bangun tengah malam sering membuat kita malas mengisi perut — masih mengantuk kok suruh makan?

Padahal, makan amat penting agar kamu tak kelaparan saat trekking ke puncak. Jangan malas membuat minuman hangat dan mengganjal perutmu dengan roti sebelum mulai berjalan.

6. Jangan Bawa Keril Menuju Puncak
Perjalanan ke Mahameru memang tidak didesain untuk membawa keril. Sudut kemiringan yang cukup ekstrem bisa membuatmu kehilangan keseimbangan kalau ngotot berjalan dengan keril 60 liter di punggung. Maka dari itu, tinggalkan kerilmu di dalam tenda saja di Kalimati. Kemas barang – barang secukupnya. Cukup bawa air 1,5 liter, cokelat, kurma, dan makanan lain yang bisa mengganjal perut sebagai bekal dalam daypack.

P1100347IMG-20140908-WA0015

7. Siapkan Head Lamp Untuk Trekking Menuju Puncak
Trek ke puncak Jonggring Saloko harus kamu lalui dalam keadaan gelap gulita. Beberapa pendaki memilih menggunakan senter sebagai alat penerangan, tapi beberapa diantaranya memilih mengenakan headlamp di kepalanya. Lebih baik gunakan headlamp sebagai alat bantu penerangan selama pendakian.

Kenapa? Trek pendakian yang mengarah ke atas akan lebih mudah diterangi dengan headlamp. Kamu tak perlu repot – repot mengangkat senter demi menyoroti jalur pendakian yang tak telihat. Tanganmu yang bebas dari kewajiban menggenggam senter bisa digunakan untuk meraih batang dan akar pohon yang masih bisa sesekali ditemui di trek Kalimati – Arcopodo.

8. Gunakan Masker Dan Kacamata Untuk Melindungi Dari Pasir
Trek menuju puncak Mahameru didominasi oleh pasir, kerikil, dan batu. Karena itu, penting bagimu mempersiapkan pengaman yang bisa membuatmu mendaki tanpa gangguan. Kacamata dan masker wajib hukumnya dipakai. Tanpa kedua barang ini, kamu harus repot mengucek mata dan menutup mulut agar bebas dari gangguan pasir.

Kalau kamu punya asma atau tak kuat pada pekatnya udara yang bercampur pasir, basahi dulu maskermu sebelum dipakai agar makin bisa menghalau debu.

P1100338
9. Gunakan Sepatu Gunung Saat Menuju Puncak
Memakai sandal gunung memang tampak nyaman dan lebih ekonomis dari segi biaya. Tapi, sandal gunung tidak memenuhi standar keamanan untuk mendaki puncak Semeru. Kalau memang mau pakai sandal gunung, boleh….tapi hanya sampai di Kalimati saja. Setelahnya, wajib bagimu untuk mengenakan sepatu gunung.

Sepatu akan memberikanmu pijakan yang lebih solid di atas pasir dan bebatuan. Selain itu, penggunaan sepatu juga bisa memberimu pengalaman mendaki yang lebih nyaman. Kerikil dan batu tidak akan masuk ke sandal gunungmu dan membuatmu kesulitan berjalan. Kamu bisa fokus pada langkahmu, tak harus pusing memikirkan batu dan kerikil yang masuk ke alas kakimu tanpa diundang.

10. Silahkan Gunakan Trekking Pole
Penggunaan trekking pole ( tongkat yang didesain khusus untuk mendaki ) bisa membantumu dalam pendakian. Trek puncak Mahameru sama sekali tidak memiliki vegetasi yang bisa kamu jadikan pegangan. Penggunaan trekking pole bisa jadi alternatif agar kamu tak harus susah payah mempertahankan pijakan di tengah trek pasir yang licin.

Kalau enggan mengeluarkan uang untuk beli gear mendaki yang baru, kamu juga bisa menggunakan kayu sebagai trekking pole yang dibikin sendiri.

11. Jangan Main Seluncuran Pasir Saat Turun
Turun dari Puncak Mahameru memang memberikan sensasi tersendiri. Trek pasir yang curam terkadang justru dimanfaatkan para pendaki untuk main seluncuran. Proses mendaki yang tidak ringan memang perlu dirayakan keberhasilannya. Tapi, jangan terlalu asyik berseluncur di pasir tanpa memperhatikan titik tempatmu harus turun. Salah – salah kamu bisa tersesat ke Blank 75!

Blank 75 adalah adalah jurang yang berada di area kanan jalur turun ke Cemoro Tunggal. Terkadang, saking asyiknya berseluncur pendaki jadi kehilangan konsentrasi dan lupa memperhatikan lubang – lubang berbahaya di sekelilingnya. Ketika seorang pendaki masuk ke area ini, ia bisa kehilangan orientasi arah hingga akhirnya tersesat.

12. Jangan Berlama – lama Di Puncak
Konon, Jonggring Saloko baru mengeluarkan asap beracunnya di atas jam 9 atau 10 pagi. Namun hal ini tidak sepenuhnya benar. Sebenarnya tidak ada waktu prediksi yang pasti kapan asap beracun dari kawah yang masih aktif ini bisa keluar. Maka dari itu, kamu yang sudah sampai Puncak Semeru tak usah berlama – lama di sana.

IMG-20140908-WA0013 P1100335


Setelah foto – foto dan menikmati pemandangan yang memang tak ada duanya, bergegaslah turun. Masih ada perjalanan pulang yang cukup panjang yang menanti. Kaki dan tubuhmu perlu sejenak diistirahatkan. Tenda, sleeping bag, dan perbekalan di Kalimati sudah menunggu.

Puncak Semeru memang magis dan selalu membuat rindu. Tapi, bukan cuma puncak-lah yang seharusnya jadi tujuan utamamu dalam mendaki. Puncak bukan segalanya, bisa pulang ke rumah dengan selamatlah yang jadi pencapaian pendaki sesungguhnya.

Jadilah Pemuda Bermutu Ala Soe Hok Gie

Sebagai anak muda Indonesia pada masa sekarang sudah terlalu banyak di cekoki hal – hal yang terlalu naif bagi perkembangan jiwa. Mulai dari tayangan kekerasan dan aneka kerusakan moral di televisi, berita korupsi di berbagai media dan lain – lain. Masih adakah pemuda bermutu di negeri Indonesia ini yang masih bisa diteladani?

www.belantaraindonesia.org

Kita pernah punya anak muda berkualitas yang layak dijadikan role model. Dia adalah pria keturunan Cina pribumi, bernama Soe Hok Gie. Walau sudah kembali ke pangkuan Tuhan pada tahun 1969, semua yang pernah dia lakukan masih sangat relevan untuk kita contoh hari ini. Dari Gie kamu bisa belajar tentang hidup yang sebenarnya. Dia punya otak, nyali, idealisme juga kisah cinta yang tak kalah manis.

1. Gie Mengambil Jurusan Yang Sesuai Rencana Dan Tidak Mainstream
Kamu baru mau kuliah? Mau ambil jurusan apa? Apakah kamu termasuk anak muda yang percaya jika jurusan yang bisa memberikan kehidupan yang baik itu hanya ada 3 di muka Bumi: Kedokteran, Teknik, dan Hukum? Gie akan memberikan kamu pandangan baru: kamu bisa berhasil jika mengikuti panggilan hati untuk menentukan jurusan.

Gie adalah mahasiswa Universitas Indonesia, Fakultas Sastra, Jurusan Sejarah. Bahkan sampai saat ini mahasiswa Jurusan Sastra masih sering dicemooh karena dianggap akan sulit mencari pekerjaan, bukan? Kecintaan Gie pada sastra tidak bisa dipisahkan dari kehidupan keluarganya. Ayahnya, Soe Li Pit adalah seorang novelis. Ia dan kakaknya ( budayawan, filsuf, dan dosen Australian National University Arief Budiman ) banyak menghabiskan waktu untuk membaca di perpustakaan umum sejak mereka masih kecil.

www.belantaraindonesia.org

Semasa SMP, Gie sudah membaca buku langka karangan Pramoedya Ananta Toer yang berjudul “Cerita Dari Blora”. Masuk ke SMA, Gie memilih untuk konsisten menekuni jalur sastra. Ia masuk ke SMA Kolese Kanisius dengan mengambil Jurusan Sastra. Tidak peduli kakaknya masuk ke Jurusan Ilmu Alam yang lebih bergengsi.

Keberhasilan Gie menyuarakan opininya lewat berbagai esai kritis jadi bukti pentingnya menuruti panggilan hatimu. Tidak usah dengarkan apa kata orang kalau mereka bilang pilihan jurusanmu tidak akan bisa menghidupimu kelak. Mutiara akan tetap jadi mutiara kok, dimanapun dia diletakkan.

2. Selalu Menyatakan Keberpihakan
Gie tidak pernah memilih hidup di arena abu – abu. Ia selalu menyatakan keberpihakannya dalam setiap isu. Bahkan waktu SMP dia pernah tidak naik kelas karena berani mengungkapkan pendapatnya pada guru. Dihadapkan pada otoritas, Gie tidak menyerah. Karena merasa benar, ia memilih untuk pindah sekolah.

www.belantaraindonesia.org
74be21262324d9cded288e70f8ab6cf3 Soe Hok Gie

Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”

Kutipan kata – kata Gie diatas memang benar – benar jadi pedomannya selama hidup. Semasa kuliah Gie jadi aktivis yang sangat vokal untuk menentang upaya hegemoni Orde Lama. Dia menggalakkan forum diskusi dan klub film di UI. Gie pun memilih untuk menulis bagi surat kabar yang beraliran kiri.

Keberanian Gie membuatnya jadi salah satu aktivis paling dicari pada masa pemerintahan Soekarno. Gie dianggap terlalu berani melawan penguasa. Bahkan ibu dan kakaknya tidak bisa memahami mengapa Gie harus segetol itu menunjukkan sikapnya yang berseberangan. Beberapa rekannya juga menjauh, karena enggan dianggap sama vokalnya. Gie tidak gentar menghadapi semua itu.

Soe Hok Gie dengan gagah menunjukkan keberaniannya. Tidak peduli apapun yang harus dihadapi, ia hanya enggan apatis. Baginya menyatakan keberpihakan adalah bentuk kebebasan hakiki dari penjajahan. Dalam hidup, seseorang memang harus memilih. Atau tidak akan menjadi apa – apa.

“Hanya ada 2 pilihan, menjadi apatis atau mengikuti arus. Tetapi aku memilih untuk jadi manusia merdeka.

3. Mencintai Indonesia Dengan Mengakrabi Setiap Jengkal Tanahnya
Gie jadi salah satu pendiri Mahasiswa Pencinta Alam ( Mapala ) Universitas Indonesia. Salah satu kegiatan utama Mapala UI adalah naik gunung. Berbeda dari yang biasa dilakukan anak – anak muda sekarang, naik gunung buat foto – foto karena demam Film 5 cm – naik gunung di jaman Gie itu ibarat perang.

www.belantaraindonesia.org
Gie (kanan), Herman Lantang dan Idhan Lubis

Belum ada trek yang jelas bagi pendaki. Tim pendakian harus memotong semak belukar untuk membuka jalur. Tidak ada keril yang ringan seperti sekarang. Mereka harus membawa ransel rangka alumunium bekas pengangkut barang tentara yang kasar dan berat. Alat – alat keselamatan seperti kantung tidur, webbing dan pakaian berlapis polar juga belum ditemukan.

Dalam catatan hariannya yang kemudian dibukukan dan kita kenal sebagai “Catatan Harian Seorang Demonstran” — Gie mengutip perkataan penyair Amerika Walt Whitman untuk menjelaskan mengapa ia dan kawan – kawannya perlu naik gunung:

Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”

Gie memang sangat mencintai alam. Dia bahkan khusus menulis sajak bagi Lembah Mandalawangi di Gunung Pangrango. Bagi Gie, tidak akan ada kecintaan yang timbul tanpa pernah menginjakkan kaki di atasnya. Slogan – slogan manis tentang cinta tanah air adalah omong kosong baginya. Kata Gie,

“Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan – slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”

Kamu yang udah traveling keliling Eropa tapi belum pernah menginjakkan kaki di Mahameru, malu gak kalau menilik apa yang sudah dilakukan Gie?

4. Menghadapi Patah Hati Dengan Elegan
Walau terkesan gahar sebagai aktivis yang keras menyuarakan kepentingan rakyat, ternyata Gie punya sisi manis yang tetap dekat dengan sastra. Tidak hanya pandai menulis esai opini, ia pun pandai menyusun rima dalam kata – kata. Yup, siapa sangka pria se – lakik Gie ternyata adalah seorang penyair?

www.belantaraindonesia.org
Illustrasi Kisah Cinta Gie

Puisinya, “Sebuah Tanya” barangkali jadi salah satu potongan sajak yang paling dikenal oleh anak muda masa kini:

“apakah kau masih akan berkata kudengar derap jantungmu kita begitu berbeda dalam semua kecuali dalam cinta”

Masih kurang romantis? Ayo kita baca puisi Gie yang ditulis pada tahun 1969:

“Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya – tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satupun setan yang tahu

…… kita tak pernah menanamkan apa – apa, kita tak ‘kan pernah kehilangan apa – apa”
Puisi tersebut konon ditulis Gie pasca galau karena bingung bagaimana harus mengungkapkan perasaan pada Ker ( Kartini Sjahrir ). Kisah cinta Gie memang agak misterius. Dia dikenal banyak memiliki teman dekat wanita, namun hanya Ker lah yang membuat Gie bimbang. Pada akhirnya Gie tidak pernah mengungkapkan perasaannya pada Ker. Teman dekat Gie, Ciil ( Sjahrir ) yang justru menikah dengan Ker.

www.belantaraindonesia.org
Ker, Cinta Lama Gie

Gie menunjukkan bahwa tidak semua perasaan harus diungkapkan ke publik. Ia memilih menyimpan rasa yang paling privat itu untuk diri sendiri dengan menuangkannya lewat sajak.

“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan”

Pernah merasakan cinta yang dalam dan tulus sudah cukup bagi Gie. Tidak bisa mendapatkan balasan yang diharapkan juga dihadapinya dengan gagah dan tidak menye – menye. Kalau Gie masih hidup sampai era Twitter, kamu tidak akan mendapati tweet galau dari akunnya. Alih – alih nge-tweet galau, patah hati justru bisa diraciknya jadi kata – kata puitis nan manis. 

5. Mati Terhormat 
Entah ada hubungannya atau tidak dengan kematian dramatisnya di Gunung Semeru, semasa hidup Gie memang dikenal ingin mati muda. Dalam “Catatan Seorang Demonstran” Gie menunjukkan bahwa ia sepakat dengan perkataan seorang filsuf Yunani:

P1100344
Puncak Mahameru

nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan tersial adalah umur tua”

Gie meninggal saat mendaki puncak Mahameru, puncak tertinggi Pulau Jawa tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke 27 tahun. Kematian Gie hingga saat ini belum bisa ditentukan secara pasti penyebabnya.

Ada yang mengatakan bahwa Gie meninggal karena menghirup gas beracun dari kawah Jonggring Saloka, Semeru. Ada pula yang berpendapat bahwa kematian Gie memang telah direncanakan. Agar ia tak lagi merecoki pemerintahan Soekarno dengan kritik pedasnya.

IMG_0291 MAKAM GIE
Makam Gie

Gie memang sudah pergi. Namun semangat dan perjuangannya akan terus terkenang di hati. Gie adalah bukti bahwa Indonesia pernah punya anak muda yang gigih memperjuangkan keyakinan dan mimpi. Dibalik carut marut negeri, ibu pertiwi pernah melahirkan pria sebaik Soe Hok Gie. Bukan tak mungkin Gie – Gie lain akan segera lahir kembali, dari kita. 

“Selamat jalan, Gie. Cita – citamu untuk mati muda telah tercapai. Berbahagialah, dalam ketiadaanmu”

???????????????????????????????

#‎CeritaUntukIndonesia
#G4D4Adventure

-FA-

Wanita, Mahameru dan Kisah Soe Hok Gie

Kawah Jonggring Saloka di puncak Mahameru Gunung Semeru meletus lagi, memuntahkan uap hitam yang menghembus membentuk tiang awan. Langkah Rudy Badil bersama Maman Abdurachman alias Maman terseok menuruni dataran lereng yang terbuka penuh pasir bebatuan.

74be21262324d9cded288e70f8ab6cf3 Soe Hok Gie


Soe Hok Gie yang berumur 27 tahun kurang sehari sedang duduk ‘ditemukannya’ sedang termenung setelah turun lebih dulu dari Mahameru. Dia menyapa sekilas Hok-Gie yang yang sedang duduk dengan gaya khas: lutut kaki terlipat ke dada dan tangan menopang dagu.

Sore itu, Selasa Pon 16 Desember 1969, di tengah kondisi yang darurat, Soe malah menyempatkan menitipkan batu dan daun cemara untuk teman – teman perempuannya.

Nih gue titip ya, ambil dan bawa pulang batu Semeru , batu dari tanah tertinggi di Jawa. Simpan dan berikan ke cewek – cewek,” kata Rudy Badil mengutip ucapan Hok-Gie ketika itu.

Teman sependakian lainnya, Wiwiek alias Wijana juga sempat ngobrol dengan Gie. “Wiek bawa ke Jakarta daun cemara ini, itu daun cemara dari hutan tertinggi di Pulau Jawa kasih buat cewek – cewek kita di kampus Rawamangun,” kata dia sambil menitipkan sejumput daun cemara.

Ternyata itu adalah obrolan mereka yang terakhir kali sebelum akhirnya Gie ditemukan tewas. Entah wanita mana yang dia panggil dengan sebutan ‘cewek – cewek‘. Yang jelas, Soe Hok Gie aktivis angkatan 1966 ini memang dikenal punya banyak teman akrab mahasiswi di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Pada menjelang tahun – tahun terakhir hidupnya, ada tiga wanita yang akrab dengan Soe, yakni Kartini Pandjaitan, Luki Sutrisno Bekti, dan juga Nessy Luntungan Rambitan.

Luki Sutrisno Bekti, sudah dekat dengan Soe sejak 1967 – 1969. Dia menyebut Soe Hok Gie adalah orang yang menyenangkan dan sangat perhatian pada banyak orang, sehingga ia sering jadi tempat curhat. Bagai seorang dokter yang buka praktik, orang harus bikin janji dulu jika ingin bicara serius dengan dia.

Gie, pria kurus cungkring bermata sipit ini ternyata selain piawai di kancah politik dan sastra budaya, ia juga dikenal sangat humanis. Kepeduliannya yang tinggi membuatnya punya banyak teman.

Dia orang yang pandai mendengarkan dan menanggapi keluh kesah teman – temannya, teman curhat yang baik. Teman perempuan maupun laki – laki tak sungkan curhat pada Hok-Gie,” ujar Luki Bekti seperti dimuat di buku “Soe Hok-Gie, Sekali Lagi”.

memoriansoehokgie
Namun sampai kini ‘cewek – cewek‘ beruntung yang mendapat titipan batu dan daun cemara Gunung Semeru dari Soe Hok Gie itu tetap menjadi misteri.