Aku, Kamu dan Mahameru part 2

Sejuk pandang matamu, manis senyumu..
Membuat Kalimati yg tadinya dingin menjadi Hangat..
Setiap kuinggat terik siang di Cemoro kandang, datanglah gelisah rindu yg menyiksa diri.
Yaaa..
Aku sadar jatuh hati pada sweeperku di pendakian ala Open trip kala itu..
Indahnya mayapada ingin aku arungi hanya bersamamu..
Karna kusadar hanya senyummu yang mampu membuatku malu..
Hanya rayuanmu yang mampu membuatku tersipu hingga pipi ini memerah..
Cintaku suci hanya untukmu, sesuci tirta Ranukumbolo dan Sumbermani yg pernah kita teguk bersama..
Tingginya harapku bersanding denganmu seperti tingginya Mahameru yang menjulang di langit biru..
“Kini Tak bosan kau katakan cinta, kau katakan rindu bila tak bertemu..”
Terima kasih Mahameru!

Sweeperku, Calon Suamiku

Agak geli juga kalo diingat-ingat.. Tapi inilah kenyataan yang aku dapat dari pendakian ala Open trip kemarin.. Selama 4 Hari 3 Malam aku ditemani seorang Sweeper dan juga teman serombongan asal balikpapan saat itu. Start dari Stasiun Kota Malang, berlanjut ke Tumpang untuk oper Jeep dan kemudian ke Ranupani tak ada sesuatu yang menarik!!

Img_456141Img_456138Img_456139

Img_456124

Hingga akhirnya tepat pukul 16.20 kami yg memulai berjalan dari Ranupani menuju Ranukumbolo mulai larut dalam suasana hangat kekeluargaan ditengah dinginnya jalur..

Step by step, derap kaki terus melangkah.. Tanjakan, Jurang yang dalam, embun dari kabut yang mulai turun serta hembus angin senja menemani perjalanan kami menuju ranukumbolo saat itu..

Damn!! Dislocation!!

Baru 120 menit kami berjalan.. Pos 1 menjadi saksi ketidak berdayaanku saat itu.. Kakiku terkilir!!

“Mana Sudah tasmu aku bawakan, kamu bawa yang enteng aja..” Logat khas Tanah Borneo itu masih teringat jelas..
Tawaran sweeper hebatku.. Terbayang seperti tawaran ngajak nikah waktu itu.. hahahahahaha..

Alhamdulillah aku masih bisa melanjutkan perjalanan menuju Ranukumbolo, meski memang kami datang terlambat disana.. 😀

Img_456133Img_456134

Hari pertama, hari kedua, kami lewati penuh cita.. kaki yg sakit seakaan tidak jadi masalah buatku.. tak menjadikanku patah semangat untuk menuju Cemorokandang, Jambangan dan Kalimati..

Riuh tetangga tenda ditemani kabut setelah hujan sore tadi menyambut, kutengok arloji yang sudah menunjukkan pukul 23.00. Inilah malam penentuan untuk menuju MAHAMERU.. Dilema menerpaku kala itu.. Ingin rasanya aku ikut ke atas sana, menemani dan selalu dekat dengan sweeperku..  bercerita hal yang tak penting di jalur.. hehehehe 😀

KAKIKUUUUU.. Tak mungkin juga aku paksakan untuk melangkah menuju 3676 mdlp dengan tanjakan serta kemiringan tanahnya yang semakin memperparah keadaanku.

Aku tak mau menyusahkan teman-temanku, aku juga tak mau cuma gara-gara aku mereka gagal untuk yang kedua kalinya mencapai puncak MAHAMERU!!

Img_456128Img_456136

Setelah membantu teman setenda, menyiapkan sarapan malam untuk mereka menuju puncak, akhirnya mereka berangkat juga menuju MAHAMERU.. Sedih memang tak bisa ikut mereka ke tanah tertinggi itu.. Next time (Mantap kusebut itu dalam hati)!!

foto 2

Cahaya mentari pagi sudah tembus ke tenda, mata ini mulai terbuka.. kumulai pagi ini dengan memasak dan bercanda dengan dua orang teman sependakian yang memang sengaja tidak ikut ke puncak.. Alih-alih menyiapkan makanan untuk mereka yang turun dari puncak, tapi kenapa kok seperti ada rasa khawatir yang berlebih.. Sampe jam 11.30 mereka kok belum turun..  Ada apa dengan mereka?? bagaimana dengan Sweeperku??

Kalo dia kenapa-kenapa ntar aku jalan turunnya ma siapa?? siap yang nemenin aku ngobrol di jalur?? siapa yang ambilin minum ama coklat stik dikeril?? 😦

Apaan sih.. pikiranku kok jadi parno gini..

Img_456130Img_456135Img_456131

Alhamdulilah.. Samar-samar akhirnya mereka terlihat juga dari balik rimbunan Bunga Senduro. Kawan-kawanku terlihat kelelahan.. Tanpa basi-basa lagi, kusuguhkan minum dan makan yg sudah aku persiapkan sebelumnya..

Seneng bingit liat mereka lahap (antara laper ato doyan)..

Meski tak jarang mereka menggodaku dengan foto-foto mereka di puncak.. foto kebanggan mereka.. Bikin Mupeng sih..

Tapi next time!! next time aku pasti bisa berdiri disana!!
Hari itu sebenarnya jadwal kami turun menuju ranukumbolo ialah pukul 13.00

Berhubung keterlambatan dan energi kawan-kawan yang sudah terkuras, akhirnya diputuskan bersama untuk camp lagi di Kalimati semalam..

Img_456143

Yeyeyeyeye… lalalalalala.. DUA Malam di Kalimati.. bahagianya aku.. 😀

Bikin Kopi ama coklat panas, Makan malam bersama, suap-suapan, inilah indahnya Open trip!

Saling bertukar cerita yang gak penting, saling ledek ala penggiat alam bercampur dan membuat suasana menjadi hangat dalam dingin kalimati saat itu.

ac11098ec3bfdedd8f49b25c73629009foto 1foto 3

Keesokan harinya kami turun menuju Ranukumbolo, tak ada halangan berarti saat kami turun.. bahkan kami sempat bertemu dengan pendaki unik di tengak jalur Cemoro Kandang menuju Jambangan.. Pendaki dengan kostum serba pink.. bergambar tokoh kartun “Hello Kitty” Suatu suguhan yang memanjakan mata.. hahahahha..

foto 11

Sedih memang berpisah dengan mereka setelah pendakian ini.. aku harus kembali ke Denpasar saat itu, mereka pula kembali ke kota mereka.. Surabaya, Jakarta, Malang dan Balikpapan..

Meski setelah Open trip aku dan kawan-kawan serta Sweeperku masih berkomunikasi, tapi masih saja aku rindu dengan suasana saat kami berada di  MAHAMERU. Hampir tiap malam obrolan kami berlanjut di grup WA yang kami buat setelah trip selesai.. Kami masih sering menceritakan keseruan perjalanan kemarin & sekedaer basa-basi atas keseharian kami masing-masing..
Kami seperti dipersatukan dalam satu ikatan yang dengan bangga aku sebut KELUARGA..Bahkan tak jarang Sweeperku juga masih berkomunikasi denganku via Japri..

Bagaimana kelanjutan kisah kita berdua.. Ada yang penasaran nih sepertinya?? Bentaran ya.. aku nguncir rambut Annabelle’ku dulu.. hehehehehe.. 😀

Img_456140Img_456137

Alhamdulillah tepat Hari Kamis 16 Juni pukul 20.16 WITA / 19.16 WIB kami resmi Pacaran..

Tak sengaja pula kami dapet angka unik 20.16-16-06-2016 semoga kedepannya sang sweeper bersama keluarga segera nyebrang laut untuk maminangku.. hihihihihihi..
Amin..

Percayalah.. Tak ada hal yang mustahil, meskipun gagal dalam pencapain puncak.. Tapi aku mendapat ganti yg lebih Indah..

Terima Kasih Tuhan..

Terima Kasih Mahameru..

Terima Kasih Teman-teman..

Terima Kasih G4d4 Adventure!!

*BigHug

Img_456129

Img_456132

*) Jangan pernah ambil atau merusak apapun di tempat ini..

Biarkan semua tetap pada tempatnya, dan mati karena usianya..

Jaga Semesta ini untuk cucu kita nanti, biarkan mereka juga menikmati indahnya Indonesia kelak..

IMG_20150215_102341Photos by : Fajar Achmadi, hendra Dopo, Tantri Septiani

#G4D4Adventure

#SalamLestari

-TS-

Jangan Pernah Lakukan Hal Ini Saat Mendaki Semeru

Semeru,,

Gunung yang selalu menarik minat para pendaki untuk mencoba menggapainya. Sebagai atap tertinggi di Pulau Jawa, Semeru selalu di banjiri ribuan pendaki setiap tahunnya. Sayangnya, karena kepopulerannya, banyak pendaki yang nekat ingin mencapai puncak tertinggi di tanah Jawa tersebut tanpa mengindahkan keselamatan mereka.

Sering bukan kita mendengar banyak pendaki yang hilang atau meninggal di Semeru? Nah, apakah kamu berniat mendaki Semeru yang melegenda tersebut? Apabila iya, sebaiknya jangan lakukan hal berikut ini demi keselamatanmu.

1. Jangan Percaya Pada Gambaran Pendakian Dalam Film 5 CM
Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama ini jadi pemantik meningkat drastisnya angka pendaki Semeru sejak tahun 2012. Menawarkan pemandangan Semeru yang penuh gambar langit biru juga lavender, pun dibumbui dengan cerita cinta dan persahabatan khas Indonesia membuat banyak penonton tersihir untuk turut merasakan pengalaman mendaki Semeru. Sayangnya, gambaran yang diberikan oleh film ini keliru!

Apa saja kesalahannya?
1. Pakai Jeans 

www.belantaraindonesia.org

Dalam film tersebut, pemain – pemainnya dengan santai mengenakan celana jeans sepanjang pendakian. Padahal, jeans adalah bahan yang sebisa mungkin dihindari oleh para pendaki. Selain berat, sifat dasar jeans yang tidak cepat kering jika terkena air juga bisa membahayakan keselamatan. Mengenakan pakaian yang basah selama pendakian bisa membuatmu kedinginan, bahkan membuatmu terkena hipotermia.

2. Langsung Ke Kalimati Tanpa Nge-Camp 

www.belantaraindonesia.org

Mengaku sebagai pendaki pemula, anehnya kelompok ini kuat sekali staminanya. Mereka langsung berjalan ke Kalimati dalam 1 hari, tanpa nge – camp dulu di Ranu Kumbolo. Rencana pendakian ini terlalu ambisius untuk pendaki pemula. Kalau menuruti rencana pendakian ala 5 CM bisa – bisa kakimu bengkak di tengah jalan.

3. Minta Air 1,5 L Di Kalimati Untuk Bekal Mendaki Sampai Puncak 

www.belantaraindonesia.org

Persediaan air yang mencukupi harusnya jadi perhatian setiap pendaki. Film 5 CM malah menujukkan sebaliknya. Mereka yang sudah digeber tenaganya untuk berjalan non – stop dari Ranu Pane ke Kalimati justru kehabisan air sebelum etape perjalanan terberat ke puncak dimulai. Hanya membawa 1,5 liter air (yang juga diminta dari sesama pendaki) untuk 6 orang adalah hal yang gila.

2. Sampai Ranu Pane Jangan Langsung Mendaki, Istirahatlah Dahulu Untuk Aklimatisasi Tubuh
Ranu Pane adalah titik awal bagi para pendaki yang ingin membawa kakinya menjejak tanah tertinggi Pulau Jawa. Di sini, kamu bisa mengisi perut dulu dengan hangatnya nasi rames atau Bakso Malang sebelum hanya makan makanan instan selama 5 hari ke depan. Di Ranu Pane kamu juga bisa beristirahat sejenak demi menyesuaikan kondisi tubuh dengan perubahan ketinggian yang drastis.

www.belantaraindonesia.org

Jangan terburu – buru mengangkat keril untuk kemudian mendaki. Duduk – duduk dulu di basecamp. Berikan tubuhmu waktu untuk mengalami aklimatisasi. Ini penting, sebab jika tidak, bisa – bisa tubuhmu kaget dan malah mengalami mountain sickness nantinya, Tentu kamu nggak mau ‘kan jadi beban untuk anggota tim lain sepanjang pendakian yang tidak ringan?

3. EKSPEDISI TIDAK RAMAH LINGKUNGAN

Melakukan ekspedisi seperti membuat jalur pendakian baru tanpa mengindahkan nilai – nilai konservasi. Semata hanya mencari sensasi, prestasi, dan atau keuntungan pribadi. Seenaknya membabat hutan, kemudian mengajak pendaki – pendaki baru untuk menggunakan jalur tersebut lalu mengkomersialkannya.

“INGAT! JANGAN PERNAH MENCOBA JALUR TIDAK RESMI “AYEK-AYEK” dan Jalur “PONCO KUSUMO” Jika NAMA ANDA TIDAK MAU MASUK DAFTAR BLACKLIST di Balai Besar TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru)!! “

4. MENGADAKAN PENDAKIAN MASSAL NON KONSERVATIF

Membuat pendakian dengan peserta dalam jumlah besar tanpa berkonsep konservatif. Justru hanya memindahkan sampah pribadi dan kelompok ke gunung hingga kian memparah pencemaran dan pengrusakan gunung.

5. Usahakan Tidak Melakukan Pendakian Malam dari Ranu Pane Menuju Ranu Kumbolo

Jalur Pendakian dari Ranu Pani ditutup pukul 16.00 wib, jadi kalian yang tiba diranu pane diatas jam itu sudah dipastikan akan memulai pendakian besok paginya dan bermalam dulu disana..
Adapun yang start dari ranu pane jam 15.00 – 16.00 wib. sangat mungkin akan mendapati gelap malam ditengah jalur / track pendakian menuju ranu kumbolo..
ini dia yang saya takutkan.. Kebanyakan pendaki yang baru kesini mah cuman nekat doang, pokoknya naik, pokoknya sampe pokoknya asikk aja dah.. ditambah lagi mereka yg berangkat malam tanpa safety procedure yg memadai.. contohnya, headlamp atau senter yg masih patungan (padahal itu barang pribadi wajib), tidak dibarengi pemandu atau sweeper yang berpengalaman dan paham medan..
Hal ini sering saya jumpai pada mereka yang naik gunung berombongan, 10 hingga 30 orang lebih..
Mereka kerap salah membagi regu mereka sendiri.. Sweeper mereka juga kadang terlalu bosan untuk mendampingi pendaki yg berjalan paling akhir. Padahal disinilah peran utama Sweeper..
Sweeper menjadi orang terakhir yg mengawasi tim mereka yang ada didepan, siapa yg tertinggal, atau bahkan barang bawaan siapa yg terjatuh akan bisa diamankan oleh sweeper..
Kenapa saya bilang usahakan jangan naik malam hari??
ada beberapa alasan tentunya..

– Kalau kita nanjak malam waktu istirahat kita di Ranu kumbolo semakin tipis, padahal idealnya pagi hari setelah dari kumbolo kita masih harus menuju kalimati.. dan waktu yg tepat berada di kalimati itu antara pukul 12.00 – 16.00

Sehingga kita masih bisa mendirikan tenda, cari air di sumber mani dan masak untuk kebutuhan kita malam hari.. semakin banyak waktu kita istirahat di kalimati, bisa dipastikan kita akan sukses menuju Summit..
– Kita gak akan bisa menikmati perjalanan kita jika kita terjebak kegelapan ditengah jalur. Apasih tujuan yg kita cari dengan mendaki?? Apa hanya perjalanan malam hari yg gelap dan dingin doang? jika sudah terlalu gelap sudah dipastikan kita gak bisa nikmatin MP3 Alam dari burung2 di jalur pendakian, kita gak bisa nikmatin fauna yg jarang kita jumpai di kota..
– Trek sepanjang pos 2, watu rejeng, hingga pos 4 cukup rawan longsor, atau banyak jurang dan lobang-lobang yg bisa membuat kita terperosok.. Disinilah bahayanya..
– Jika kita bermain logika kita pasti bisa mengerti untung ruginya perjalanan malam. Saat masih cukup cahaya, mungkin yg bekerja keras saat kita mendaki itu hanya mata, bahu, kaki dan nafas kita.. Sedangkan jika gelap datang, mata, telingga, kaki, tangan, bahu, dan banyak organ lain kita yg bekerja keras dan berkonsentrasi penuh karena perjalanan malam hari..

– ini sebenarnya yang paling penting.. Masih inget pelajaran IPA waktu jaman SD nggak??
Tumbuhan bernafas dengan mengambil oksigen di siang hari, dan mengeluarkan Karbondioksida untuk siang hari.. Sedangkan untuk Malam hari, akan terbalik prosesnya..
jika kita memaksakan melakukan perjalanan malam hari, sudah dipastikan kita akan berlomba dengan ribuan tumbuhan yang ada di sepanjang jalur.
Selain suhu yang dingin, oksigen yang tipis juga lebih besar memicu kelelahan bahkan  mountain sickness,,dan itu sangat berbahaya!!

6. Jangan Memaksakan Diri Kalau Belum Yakin
Pengelola TNBTS sebenarnya sudah menetapkan batas terakhir pendakian yang diizinkan, yaitu Kalimati. Tapi banyak pendaki yang masih gatal ingin mencoba pendakian sampai Puncak Jonggring Saloka. Jika ini adalah pilihanmu, silahkan. Tapi kamu harus siap menanggung semua dampak dan akibat yang mungkin muncul.

www.belantaraindonesia.org

Jika memang merasa tidak yakin mampu, ya jangan paksakan dirimu. Pencapaian pendaki ‘kan bukan hanya berhasil sampai puncak. Justru pencapaian sebesar – besarnya adalah saat kamu bisa pulang dengan selamat.

7. Jangan Malas Membuka Tenda
Perjalanan pendakian Semeru tidaklah ringan. Track terberat akan kamu jumpai dalam perjalanan menuju puncak Mahameru, dari Arcopodo. Jalur pendakian yang berbatu dan berpasir bisa membuatmu kesulitan mengatur langkah. Jalan 5 langkah, merosot 3 langkah — begitu berturut – turut. Karena itu penting bagimu mempersiapkan tenaga untuk menghadapi etape pendakian paling menantang ini.

www.belantaraindonesia.org

Menghemat tenaga jadi kunci penting agar staminamu tidak habis sebelum waktunya. Di hari pertama, beristirahatlah dulu di Ranu Kumbolo. Buka tendamu, dan menginaplah semalam disana. Keesokan harinya kamu bisa melanjutkan perjalanan untuk menuju Kalimati. Istirahatlah dulu di Kalimati sebelum tengah malam nanti mulai berjalan ke Arcopodo, untuk kemudian menghadapi tanjakan berpasir Mahameru.

8. Makan Dahulu Sebelum Menuju Arcopodo
Perjalanan menuju Arcopodo biasanya dimulai pendaki pada tengah malam. Alasannya tentu agar bisa menikmati sunrise dari Puncak Jonggring Saloko dan bisa punya waktu lebih lama untuk menikmati keindahan dari tanah tertinggi di Pulau Jawa. Tapi ini juga yang kadang jadi masalah. Bangun tengah malam sering membuat kita malas mengisi perut — masih mengantuk kok suruh makan?

Padahal, makan amat penting agar kamu tak kelaparan saat trekking ke puncak. Jangan malas membuat minuman hangat dan mengganjal perutmu dengan roti sebelum mulai berjalan.

9. Jangan Bawa Carrier / Keril saat Menuju Puncak
Perjalanan ke Mahameru memang tidak didesain untuk membawa keril. Sudut kemiringan yang cukup ekstrem bisa membuatmu kehilangan keseimbangan kalau ngotot berjalan dengan keril 60 liter di punggung. Maka dari itu, tinggalkan kerilmu di dalam tenda saja di Kalimati. Kemas barang – barang secukupnya. Cukup bawa air 1,5 liter, cokelat, kurma, dan makanan lain yang bisa mengganjal perut sebagai bekal dalam daypack.

P1100347IMG-20140908-WA0015

10. Siapkan Head Lamp Untuk Trekking Menuju Puncak
Trek ke puncak Jonggring Saloko harus kamu lalui dalam keadaan gelap gulita. Beberapa pendaki memilih menggunakan senter sebagai alat penerangan, tapi beberapa diantaranya memilih mengenakan headlamp di kepalanya. Lebih baik gunakan headlamp sebagai alat bantu penerangan selama pendakian.

Kenapa? Trek pendakian yang mengarah ke atas akan lebih mudah diterangi dengan headlamp. Kamu tak perlu repot – repot mengangkat senter demi menyoroti jalur pendakian yang tak telihat. Tanganmu yang bebas dari kewajiban menggenggam senter bisa digunakan untuk meraih batang dan akar pohon yang masih bisa sesekali ditemui di trek Kalimati – Arcopodo.

11. Gunakan Masker Dan Kacamata Untuk Melindungi Dari Pasir
Trek menuju puncak Mahameru didominasi oleh pasir, kerikil, dan batu. Karena itu, penting bagimu mempersiapkan pengaman yang bisa membuatmu mendaki tanpa gangguan. Kacamata dan masker wajib hukumnya dipakai. Tanpa kedua barang ini, kamu harus repot mengucek mata dan menutup mulut agar bebas dari gangguan pasir.

Kalau kamu punya asma atau tak kuat pada pekatnya udara yang bercampur pasir, basahi dulu maskermu sebelum dipakai agar makin bisa menghalau debu.

P1100338
12. Gunakan Sepatu Gunung dan Gaitter Saat Menuju Puncak
Memakai sandal gunung memang tampak nyaman dan lebih ekonomis dari segi biaya. Tapi, sandal gunung tidak memenuhi standar keamanan untuk mendaki puncak Semeru. Kalau memang mau pakai sandal gunung, boleh….tapi hanya sampai di Kalimati saja. Setelahnya, wajib bagimu untuk mengenakan sepatu gunung.

Sepatu akan memberikanmu pijakan yang lebih solid di atas pasir dan bebatuan. Selain itu, penggunaan sepatu juga bisa memberimu pengalaman mendaki yang lebih nyaman. Kerikil dan batu tidak akan masuk ke sandal gunungmu dan membuatmu kesulitan berjalan. Kamu bisa fokus pada langkahmu, tak harus pusing memikirkan batu dan kerikil yang masuk ke alas kakimu tanpa diundang.

13. Silahkan Gunakan Trekking Pole
Penggunaan trekking pole ( tongkat yang didesain khusus untuk mendaki ) bisa membantumu dalam pendakian. Trek puncak Mahameru sama sekali tidak memiliki vegetasi yang bisa kamu jadikan pegangan. Penggunaan trekking pole bisa jadi alternatif agar kamu tak harus susah payah mempertahankan pijakan di tengah trek pasir yang licin.

Kalau enggan mengeluarkan uang untuk beli gear mendaki yang baru, kamu juga bisa menggunakan kayu sebagai trekking pole yang dibikin sendiri.

14. Jangan Main Seluncuran Pasir Saat Turun
Turun dari Puncak Mahameru memang memberikan sensasi tersendiri. Trek pasir yang curam terkadang justru dimanfaatkan para pendaki untuk main seluncuran. Proses mendaki yang tidak ringan memang perlu dirayakan keberhasilannya. Tapi, jangan terlalu asyik berseluncur di pasir tanpa memperhatikan titik tempatmu harus turun. Salah – salah kamu bisa tersesat ke Blank 75!

Blank 75 adalah adalah jurang yang berada di area kanan jalur turun ke Cemoro Tunggal. Terkadang, saking asyiknya berseluncur pendaki jadi kehilangan konsentrasi dan lupa memperhatikan lubang – lubang berbahaya di sekelilingnya. Ketika seorang pendaki masuk ke area ini, ia bisa kehilangan orientasi arah hingga akhirnya tersesat.

15. Jangan Berlama – lama Di Puncak
Konon, Jonggring Saloko baru mengeluarkan asap beracunnya di atas jam 9 atau 10 pagi. Namun hal ini tidak sepenuhnya benar. Sebenarnya tidak ada waktu prediksi yang pasti kapan asap beracun dari kawah yang masih aktif ini bisa keluar. Maka dari itu, kamu yang sudah sampai Puncak Semeru tak usah berlama – lama di sana.

IMG-20140908-WA0013 P1100335


Setelah foto – foto dan menikmati pemandangan yang memang tak ada duanya, bergegaslah turun. Masih ada perjalanan pulang yang cukup panjang yang menanti. Kaki dan tubuhmu perlu sejenak diistirahatkan. Tenda, sleeping bag, dan perbekalan di Kalimati sudah menunggu.

Puncak Semeru memang magis dan selalu membuat rindu. Tapi, bukan cuma puncak-lah yang seharusnya jadi tujuan utamamu dalam mendaki. Puncak bukan segalanya, bisa pulang ke rumah dengan selamatlah yang jadi pencapaian pendaki yang sesungguhnya.

IMG_1938

* Satu hal lagi yang Harus dan Wajib saya informasikan kepada kalian yang telah membaca tulisan saya ini..

Tetap Jaga Kelestarian tempat anda berwisata, jagalah kebersihannya dan hindari Vandalisme..

Jangan pernah ambil atau merusak apapun di tempat ini..

Biarkan semua tetap pada tempatnya, dan mati karena usianya..

Jaga Semesta ini untuk cucu kita, biarkan mereka juga menikmati Kepingan Tanah Surga di Indonesia nantinya..

IMG_20150215_102341

Photos by : Anton Gamaliel, Fajar Achmadi #G4D4Adventure, Ucii #PinkHiker

#SalamLestari

-FA-

Tegarlah Kalian para Pengais Berlian Kuning di Surga Indonesia

Gunung Ijen adalah sebuah Gunung Berapi aktif yang terletak di daerah Kabupaten Banyuwangi, Jawa timur. Gunung ini mempunyai ketinggian 2.443 m dan telah empat kali meletus (1796, 1817, 1913, dan 1936).

Sedangkan Kawah Ijen sendiri adalah sebuah Danau kawah yang bersifat asam, yang berada di puncak Gunung Ijen dengan tinggi 2368 meter di atas permukaan laut dengan kedalaman danau 200 meter dan luas kawah mencapai 5466 Hektar. Kawah Ijen berada dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen, Kabupaten Banyuwangi, Jawa timur.

Sumber artikel: wikipedia indonesia

Api seperti yang diketahui warnanya pasti merah, lantas bagaimana jika Anda ingin melihat sebuah api yang warnanya berbeda, tidak merah melainkan berwarna biru dan keluar dari sebuah kawah gunung. Dapatkah dibayangkan Anda berdiri dan menyaksikan fenomena itu dengan kepala Anda sendiri, momen keajaiban alam yang tiada taranya. Teramat spesial untuk dilewatkan karena di dunia hanya ada dua fenomena yang terjadi seperti ini dan salah satunya ada di Indonesia.

Salah satu Surga Indonesia itu Adalah kawah biru atau blue fire, fenomena alam yang unik dan hanya dapat dilihat di Kawah Ijen – Banyuwangi saja. Saking indahnya fenomena ini bahkan mengalahkan popularitas matahari terbit di Banyuwangi yang disebut sebagai matahari pertama di Jawa. Tak hanya itu, banyak wisatawan dari berbagai negara rela datang jauh-jauh sekedar untuk melihat penampakan si Api Biru di kawah Ijen.

 

 

_DSC0052cp2

ttt

1Sumber: http://survival491m.blogspot.com

Sumber: http://alfinbanyuwangi.blogspot.com

P1050419

 

DSC00805

 

 

 

 

DSC00810

 

DSC00813

 

P1050409

P1050407

P1050408

P1050422

P1050425

DSC_3981 DSC_3985

 

252018DSC_3938

DSC_3914231924

Kawah Ijen memang sebuah objek wisata yang merupakan tempat untuk melepas lelah, mengaplikasikan bakat fotografi dan untuk bersenang-senang, tapi tak kau tengok orang-orang yang mengenakan pakaian lusuh, dengan senyumnya yang tak pernah redup dan tak hentinya menyapa setiap pengunjung yang sedang mendaki? Dapat kita lihat wajahnya yang memancarkan aroma keletihan yang luar biasa, fisiknya yang kurus karena beban kewajiban yang harus ia kerjakan,berjuta tetesan keringat yang mengiringi langkah kemana ia membawa banyak sekali Mutiara Kuning dari lembah Ijen yang merupakan sebuah “Berlian” agar dapat menyambung hidup keluarga yang tlah menunggunya untuk kembali kerumah.

Kehidupan sosial penambang belerang sangat terjaga dengan baik.

Para penambang berangkat dan pulang bekerja bersama-sama dalam setiap aktivitasnya sebagai penambang.  Rasa sosial yang tinggi ditunjukkan dengan adanya sebuah kepedulian dan rasa kehilangan, jika salah satu teman mereka tidak bekerja. Adanya kebiasaan bercanda bersama saat penambangan membuat mereka terikat pada suatu ikatan emosional yang tinggi.

Menurut saya pribadi, Sebenarnya mereka adalah objek utama wisata, salah satu alasan kuat mengapa ada banyak sekali turis datang mengunjungi daerah wisata ini. Sosok orang yang patut kita perhatikan dan teladani semangat yang mereka miliki seakan tak pernah termakan zaman. Keramahan, kepedulian, serta kegigihan yang patut kita contoh untuk bersama-sama membangun negeri ini agar lebih pantas untuk dikatakan sebagai negara yang Merdeka!

Orang-orang yang sehari-harinya bermandi keringat itu adalah kumpulan penambang belerang tradisional yang dimiliki oleh Bondowoso tercinta. Mereka adalah seseorang yang pantas dikatakan sebagai orang-orang yang kuat dan hebat, tidak semua yang dikatakan hebat adalah orang yang memiliki pengetahuan yang luas, berpendidikan, sarjana dan berprestasi, tetapi orang hebat adalah orang yang tegar dan tetap semangat menjalani hidup yang pahit ini dengan senyuman, dan orang hebat adalah seseorang yang mampu bangkit ditengah keterpurukan yang melanda hidupnya. Mengapa demikian? Bayangkan saja, Beban yang diangkut masing-masing penambang belerang beratnya mencapai 85-100 kg. Beban ini luar biasa berat buat kebanyakan orang, apalagi belerang diangkut melalui dinding kaldera yang curam dan 800 m menuruni gunung sejauh 3 km. Terlebih, Penghasilan yang diterima seorang pemikul rata-rata 25 ribu rupiah per harinya. Seorang pemikul biasanya hanya mampu membawa turun satu kali setiap harinya, karena beratnya pekerjaan.

Bukan hanya itu, mereka dengan beraninya mendekati danau untuk menggali belerang dengan peralatan sederhana lalu dipikul dengan keranjang. Para penambang belerang ini mengambil belerang dari dasar kawah. Disana asapnya cukup tebal, namun dengan peralatan penutup hidung sekadarnya seperti sarung, mereka tetap mencari lelehan belerang tanpa kenal lelah. Lelehan belerang didapat dari pipa yang menuju sumber gas vulkanik yang mengandung sulfur. Gas ini dialirkan melalui pipa lalu keluar dalam bentuk lelehan belerang berwarna merah. Setelah membeku belerang berwarna kuning. Setelah belerang dipotong, para penambang akan memikulnya melalui jalan setapak.

Selain harus melewati jalan-jalan yang curam, kandungan asap yang dikeluarkan dari belerang nyaris membahayakan, dapat mengakibatkan rasa mual, pusing juga dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru karena asap yang dikeluarkan dari kawah dimana tempat bebatuan  belerang berada dan karena terlalu sering menghirup asap tersebut tanpa menggunakan masker.

Menurut informasi yang saya dapatkan, Senyawa organik yang terkandung dalam belerang sangat penting. Yaitu meliputi, Kalsium sulfur, ammonium sulfat, karbon disulfida, belerang dioksida dan asam sulfida.

Begitu berat bukan? Pekerjaan yang mereka tekuni selama ini sesungguhnya adalah salah satu jenis pekerjaan maut.

 

 

21 17

Pekerjaan melelahkan dan berbahaya ini juga dilakukan sejak jam 3 pagi sampai jam 3 sore dengan harga perkilo ± 600 rupiah. Sehingga apabila mereka sanggup membawa beban rata – rata 70 kg perpikulan dengan 3 pikul yang artinya 3 kali pulang pergi maka mereka hanya mendapat 126 ribu per-hari. Namun, hari kerja mereka rata – rata adalah 2 hari kerja dan 1 hari libur. Sebagai tambahan pendapatan mereka seringkali menjual souvenir patung cetakan dari belerang murni mereka dengan harga 5ribu perbiji. Juga seringkali mereka bertindak materilistis dengan meminta bayaran 10 ribu per-pose apabila mereka dipotret utuh ketika bekerja. Memang mungkin bila dihitung kasar pekerjaan marabahaya ini begitu menggiurkan namun,berdasarkan pengamatan, memang pendapatan mereka cukup besar, akan tetapi mengapa rata-rata para penambang belerang hidup secara sederhana dan mengalami kesulitan ekonomi?

Secara logika, mereka tergolong masyarakat “bagian bawah” mungkin karena beberapa faktor. Salah satunya disebabkan oleh SDM yang rendah. Karena, mayoritas masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil masih belum mampu berpikir secara kritis. Misalnya, mereka sebagai penambang belerang masih belum mampu mengolah pendapatan yang mereka terima dengan sebaik mungkin. Dan mereka tergolong masyarakat yang “konsumtif”. Mungkin beberapa dari mereka tak memiliki pemikiran untuk menyimpan sebagian pendapatan yang mereka terima sebagai tabungan. Hal ini dikarenakan masyarakat disana memiliki pola pemikiran yang sederhana. Dengan pola pemikiranan yang demikian, kehidupan seseorang tak akan pernah maju meskipun pendapatan yang mereka peroleh besar sekalipun.

Faktor lainnya yaitu, Pendidikan yang rendah (masih terkait dengan pola pemikiran yang sederhana). Contohnya, Di kawasan Kawah Ijen, terutama mereka yang bertempat tinggal di lereng Gunung Ijen, lebih memilih untuk bekerja sebagai penambang belerang. Pilihan ini diambil karena untuk menjadi penambang belerang tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi, melainkan hanya kerja keras dan kekuatan fisik.

Faktor yang mempengaruhi berikutnya, yaitu dengan di naikkannya harga belerang menjadi 600 rupiah perkilogramnya, keputusan ini tidak banyak membantu para penambang dalam mencukupi kebutuhan hidupnya, apalagi bagi mereka yang  memiliki anak dalam jumlah yang banyak serta para penambang yang memang sudah berusia lanjut dan tidak kuat lagi mengangkat beban yang terlalu berat, akhirnya para penambang yang tergolong manula ini mengangkut belerang semampunya tanpa adanya target hasil. Keadaan ini juga yang membuat kehidupan ekonomi para penambang menjadi sangat minim.

Kondisi penambang belerang memang semakin memprihatinkan, yang mana ekonomi mereka semakin sulit dikarenakan semakin mahalnya barang-barang kebutuhan pokok yang harus dibeli semakin mahal. Sehingga masyarakat yang berpenghasilan rendah termasuk penambang belerang akan semakin terpuruk kondisinya. Kenaikan harga kebutuhan hidup dikhawatirkan berdampak kepada kehidupan para penambang belerang khususnya kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan jika tidak dirumuskan kebijakan yang memihak rakyat kecil maka akan memunculkan dampak sosial yang sangat besar di masyarakat seperti peningkatan jumlah kemiskinan, meningkatnya jumlah pengangguran dan masalah-masalah sosial lainnya.

Bukan hanya itu, pada tahun 2009, para penampung belerang mereka yaitu perusahaan gula di Banyuwangi mayoritas sudah mulai mengurangi pembelian mereka akan belerang kawah ijen, ini dikarenakan mengimpor belerang dari Singapura lebih murah. Jadi bila hal ini dibiarkan terus menerus maka kemungkinan tahun-tahun berikutnya kita bisa saja tidak melihat aktivitas para penambang Belerang ini. Walau memang aktivitas ini sejatinya kurang beradab.

DSC0081356 IMG-20141019-WA0199IMG-20141019-WA0194DSC_3967

Bahkan ada beberapa masalah yang dialami oleh para penambang belerang di daerah sana, antara lain yaitu Kegiatan penambangan ternyata sempat menimbulkan kontroversi. Akibat keuntungan yang menjanjikan, sempat juga dipaksakan sebuah proyek pembuatan pipa saluran yang dapat langsung menuju tempat olahan di pinggir jalan raya. Namun, karena desakan beberapa LSM lingkungan setempat yang merasa keberatan akan kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi dari pembangunan tersebut, akhirnya proyek itu tidak jadi dilaksanakan. Bisa dibayangkan memang bila proyek tersebut benar terjadi, berapa banyak daerah yang akan tergerus, belum lagi dampak hilangnya mata pencaharian para penambang tradisional yang sudah puluhan tahun menambang di Gunung Ijen.

Hal ini yang menjadi beberapa kendala bagi para penambang dan membuat kondisi perekonomian mereka masuk dalam kategori rendah. Belum lagi dampak dalam diri penambang belerang sendiri, yakni kerusakan paru-paru akibat gas yang dikeluarkan oleh kawah dimana tempat bebatuan  belerang berada.

Meski demikian, masih dapat kita lihat bersama senyum keikhlasan yang terpancar dari raut wajah mereka yang sebenarnya menyimpan berbagai masalah kehidupan yang suatu saat nanti mampu membuat mata pencaharian yang sudah mereka tekuni bertahun-tahun perlahan pupus dan hilang. Pekerjaan yang sangat berbahaya dan cukup mematikan ini hanyalah satu-satunya yang membantu mereka untuk tetap bertahan hidup dan menghidupi keluarganya.

Lalu, untuk menambah penghasilan, mereka juga banyak yang menawarkan jasa mengantar hingga ke lokasi pertambangan. Dengan demikian, jangan sebut mereka matrealistis atau pamrih dalam menolong para wisatawan. Karena untuk bisa mencapai Kawah Ijen dan lokasi tambang belerang, dari puncak kita masih harus berjalan sekitar satu kilometer dengan trek yang sangat sulit juga batuan kering yang terjal. Kita harus sangat memperhatikan setiap langkah kaki yang diambil karena sangat berbahaya bagi penambang yang masih di bawah apabila ada batu yang jatuh akibat salah langkah.Jadi,kita sudah tau bukan alasannya? Menjadi seorang guide tidaklah mudah, apalagi dengan lokasi yang sangat membahayakan seperti itu, belum lagi para penambang harus extra hati-hati dalam memandu dan membawa para wisatawan, karena itu sudah menyangkut nyawa seseorang, salah satu langkah saja  sudah fatal akibatnya.

Mereka bagaikan budak ekonomi di era Globalisasi seperti saat ini, tenaga yang mereka keluarkan tak sebanding dengan apa yang mereka terima. Setiap keringat yang mengucur dari tubuhnya, tak sebanding dengan nikmatnya setiap makanan yang ia telan. Sungguh miris kehidupan para penambang belerang seperti mereka ini. Saya akhirnya mengerti mengapa para penambang tersebut selalu meminta sebatang rokok kepada beberapa pengunjung, karena ternyata satu kilogram belerang yang mereka bawa saja tidaklah cukup untuk membeli sebatang rokok yang mereka hisap tersebut. Bahkan, dari setiap kilogram yang mereka bawa, dengan keringat deras yang mengucur, dari setiap kilogram yang melukai punggung kecil mereka ada perjuangan untuk bisa bertahan hidup, dari setiap kilogram yang meremukkan tulang mereka yang ringkih ada seuntas senyum dan harapan bahwa mereka akan pulang dengan membawa uang untuk membeli beras kepada istri yang menunggu di rumah.

Maka dari itu, ayo kita jangan sampai lupa untuk bersyukur atas apa yang sudah kita miliki saat ini,

Mereka yang sudah tua saja masih semangat, kenapa kita tidak??

 

*Satu hal lagi yang Harus dan Wajib saya Informasikan kepada kalian yang telah membaca tulisan saya ini..

Tetap Jaga Kelestarian tempat anda berwisata, jagalah Kebersihannya dan hindari segala bentuk Vandalisme..

Jangan pernah ambil atau merusak apapun di tempat ini..

Biarkan semua tetap pada tempatnya, dan mati termakan usianya sendiri.

Jaga Indonesia dan Semesta ini untuk cucu kita nanti, agar kelak mereka juga bisa menikmati apa yang namanya Paradise of Indonesia itu..

IMG_20150215_102341

Photos by : Anton Gamaliel & Fajar Achmadi #G4D4Adventure

#SalamLestari

#‎CeritaUntukIndonesia

-FA-

Rinduku Tertinggal di Shelter Akhir

Ini adalah perjalanan saya yang ke sekian kalinya ke Semeru, atap tertinggi pulau Jawa. Rencana pendakian berawal dari kemauan dan desakan salah satu teman. Dia sangat tertarik untuk kesana, setelah sebelumnya melihat foto-foto saya via social media dan blog pribadi saya.. Kita yang berasal dari berbagai daerah, mulai dari saya sendiri (Malang), Suryadi (Balikpapan), Bejo (Bontang), Pak Ruslan (Makassar), Mbak Yanti (Surabaya), Maulana (Balikpapan), Hamid (Bogor) langsung berdiskusi, dan diputuskan tanggal 15 Agustus 2015 kami akan jalan. Kami juga mencoba mengajak teman-teman lain yang mau ikut. Hasilnya sekitar 7 orang yang mau jalan dan mereka semua baru pertama kalinya ke Semeru. Saya dipercayakan untuk mengatur semua persiapan dan perlengkapan dengan dalil sebagai orang yang sudah sering menginjakan kaki disana..

15 Agustus 2015

MALANG

7 orang dari kami, memulai perjalanan hari itu dari Stasiun Kota Malang. Tepat pukul 08.00 WIB. kami bergerak menuju Tumpang, suatu desa kecil di kab. Malang. Dari sana, kami berganti kendaraan menggunakan Jeep berpenggerak 4×4 untuk menuju pos perizinan, yaitu pos Ranupani. Untuk menuju Ranupani,
Hari itu kami bertemu 2 orang teman baru, yaitu bule dari Prancis! Haha . Mereka berdua bernama Clo & Marie. Rupanya mereka kebingungan karena tidak ada satupun orang yang mereka jumpai dapat berbahasa Inggris. Kalo kami, yah lumayan lah, buktinya kami bisa bercakap-cakap dengan mereka. Haha 

 

RANUPANI

Perjalanan menuju Ranupani, kita akan melewati perkebunan penduduk. Kita juga akan melewati hutan, tetapi ada jalan aspal di dalamnya. Di tengah-tengah perjalanan, kita juga akan melihat savana Bromo dari atas. Semua pemandangan ini indah sekali, yang disayangkan hari itu, langit menggantung banyak sekali awan, sehingga cuaca menjadi sedikit mendung.

Sekitar pk 14.00 WIB, kami sampai di pos perijinan Ranupani. Kabut sangat tebal menyelimuti kami & beberapa kali hujan turun rintik-rintik. Pelajaran pertama yang saya dapatkan adalah “Jangan pernah sekalipun meremehkan cuaca di gunung”. Meskipun saat itu bulan Agustus, yang seharusnya matahari bersinar terik, tetapi di ketinggian 2.162 mdpl, hal tersebut tidak berlaku.

IMG_3236

img_0119

Di sekitar pos Ranupani, terdapat beberapa warung kecil yang menjual makanan. ada satu warung favorit saya.. namanya warung “Langit” mungkin karena warung itulah yang paling dekat dengan langit.. hihihihihi   

Di sana dijual nasi rawon, soto, pecel & beberapa makanan lainnya. Harganya, tentu saja mengejutkan, karena untuk seporsi nasi rawon, dengan irisan daging, dan kuah lezat yang panas kita hanya harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 12.000,-. Menurut saya sih termasuk murah.

Pk 15.00 WIB, kami memulai perjalanan. Harap-harap cemas tanpa tahu medan-nya seperti apa, saya pede2 aja membawa tas carrier 80lt full barang bawaan & logistik. Harapan kawan-kawan saya bisa segera sampai di Ranukumbolo & menyaksikan dengan mata kepala sendiri keindahan danau yang membuat banyak orang terobsesi ke sana. Harapan mereka sepertinya kandas saat melewati & merasakan dahsyatnya trek menuju Ranukumbolo. Pk 17.00 WIB, langit mulai gelap, matahari yang sedari siang terhalang pekatnya kabut, sudah tidak bisa diharapkan untuk memberikan kami penerangan. Dalam waktu yang bersamaan, hujan pun mulai turun.  Di tengah perjalanan, saya sempat kedinginan, suhu yang menurun, disertai tetesan air hujan membuat jaket kami basah. Beruntung kami semua sudah siap dengan raincoat dan flysheet yang bisa dibuka di tengah jalur pendakian tanpa mendirikan tenda…

  • TIPS untuk teman2 pendaki, jika ingin mendaki gunung di atas 3.000 mdpl, saya sarankan gunakanlah sepatu yang nyaman. Bersol karet, sehingga tidak licin. Kalau ada, gunakanlah sepatu gunung. Jangan memakai jaket dengan bahan tebal. Selain ribet, kalau basah, justru membuat badan kita semakin dingin. Cobalah menggunakan jaket tipe windbreaker & waterproof. Cukup pakai 1-2 lapis pakaian, percayalah bahwa perjalananmu akan lebih nyaman, daripada menggunakan jaket tebal, karena seiring pendakian, asalkan kita bergerak terus, suhu tubuh akan naik dengan sendirinya.

Kembali ke perjalanan, beberapa kali kami terpaksa beristirahat untuk menaruh barang bawaan & sekedar melemaskan otot pundak. Saya pribadi sudah biasa merasakan trek menanjak dari pos Landengan Dewo & Waturejeng hingga mencapai Ranukumbolo. Halangan terbesar kawan-kawan saya bukan pada kaki, melainkan tas carrier & nafas yang tersengal-sengal akibat udara tipis gunung di malam hari. Sedangkan Halangan terbesar saya, tas carrier double milik teman wanita yang sebelumnya hampir menyerah ditengah jalur.. memang bukan pertama kalinya saya menjadi porter dadakan..

Untuk kalian para pembaca, pastikan nggak akan mencoba perjalanan Ranupani-Ranukumbolo di malam hari. Mengapa? percayalah hampir semua pemandangan indah di sana hilang, kita berebut oksigen dengan tumbuhan yang ada disana.. (masih inget pelajaran IPA saat SD khan bagaimana cara/proses tumbuhan bernafas?), semua indera mulai, penciuman, perasa, pendengaran kita dipakai dan harus tetap fokus..

Sekitar pk 23.00 WIB, akhirnya kami sampai di Ranukumbolo Terdengar suara “woosh.. woosh….”, yaitu suara angin kencang yang berasal dari arah danau. Nggak pake lama, kami segera mendirikan tenda, begitu satu tenda berdiri, teman-teman saya yang kedinginan langsung masuk & menghangatkan tubuh..

Malam itu, kami bersyukur, akhirnya kami sampai di Ranukumbolo dengan selamat setelah menghabiskan 8 jam perjalanan akibat hujan & jalanan yang licin.

  • Satu lagi TIPS pendakian di trek Ranupani-Ranukumbolo, perhatikan Team-mu, jangan sampai terpisah, terutama jika melakukan pendakian malam hari. Sudah banyak cerita para pendaki yang tersesat di tengah-tengah hutan ini. Seandainya terpaksa harus dibagi menjadi tim yang berbeda, hal ini bisa saja disebabkan kecepatan masing2 orang yang berbeda, usahakan jangan sampai ada tim yang tidak memiliki tour guide/penunjuk jalan.

Puji syukur saya naikkan pada Allah malam itu, karena perlindungan-Nya nyata untuk team kami. Sebelum tidur, kami menikmati susu coklat & makan nasi beserta kornet goreng. Lumayan nikmat lah, meskipun nasi-nya kurang matang. Hehehehe..

 

16 Agustus 2015

RANU KUMBOLO

Hari itu saya terbangun pk 05.00 WIB, sayup-sayup terdengar celoteh dari tenda sebelah. Rupanya beberapa teman saya mulai terbangun satu persatu. 2 orang di antara kami mulai mengisi air di botol-botol yang sudah kosong. Sumber air terdekat tentu saja berasal dari danau. Saran saya, refill-lah sepagi mungkin ketika orang-orang belum terbangun dan beraktifitas. Air masih jernih, belum tercampur limbah dari para pendaki..

Dingin pagi itu terasa sekali. Saya berteriak memanggil teman dan bertanya, “Mataharinya keluar nggak?”  Alhamdulillah Kami berhasil merasakan suhu dibawah 0 derajat celcius dan takjubnya melihat matahari membelah 2 bukit kembar di sana! Bulan agusatus adalah posisi paling pas untuk SUNRISE di Ranukumbolo.. Kalau sulit ngebayangin-nya, bayangin aja gambar standar anak kecil, matahari persis di antara 2 bukit. 

Demi mengusir hawa dingin (yang memang beneran dingin), saya diajak teman mencicipi yang namanya tanjakan cinta. Menurut mitos, kalau kita bisa melewati tanjakan cinta sambil membayangkan orang yang kita cintai tanpa menoleh sedikitpun ke belakang, kita bakal bisa bersatu dengan orang yang kita cintai itu! Jujur, saya sendiri sih nggak percaya, dan yang pasti bakal nyesel banget kalo nggak noleh, karena pemandangan Ranu Kumbolo dari arah tanjakan cinta keren banget!

img_3396

dsc_0765dsc_0770

IMG_7886.JPG

 

dsc_0108

 

dsc_0106

Siang hari, sekitar pk 10.00 WIB, kami segera berkemas untuk melanjutkan perjalanan menuju pos camping berikutnya, yaitu Kalimati. Sekali lagi saya harus melewati tanjakan cinta! Dari bawah, tanjakan cinta terlihat tidak terlalu terjal. Apalagi kalau hanya lihat di foto, tapi jangan berkomentar sebelum merasakan sendiri. Hahaha 😀 Mendaki tanjakan cinta dengan membawa tas carrier sebesar & seberat itu benar-benar sebuah tantangan buat kami. Apalagi setiap ada tanjakan, nafas boleh dibilang hampir habis. Memang benar, untuk mencapai Semeru, dibutuhkan stamina yang sangat kuat..

ORO-ORO OMBO

Setelah berhasil melewati tanjakan cinta, kami berhenti sebentar untuk mengatur nafas. Trek berikutnya adalah Oro-oro Ombo. Sebuah padang hijau yang sangat luas, berada di tengah kerumunan bukit-bukit. Di awal-awal musim pergantian musim penghujan menuju kemarau, seperti misalnya bulan Mei, kita akan disuguhi pemandangan indah dari hamparan tanaman Verbenna Brazilliensis Vell. Tetapi di bulan-bulan tengah, seperti Juli & Agustus, tanaman ini mulai kering. Bagi saya, oro-oro ombo adalah trek bonus di sepanjang perjalanan Ranupani-Semeru. Trek-nya datar & tidak ada tanjakan sama sekali..

img_8066

 

IMG_7897.JPG

CEMORO KANDANG

Setelah melewati padang verbenna, kami memasuki pos berikutnya, yaitu pos Cemoro Kandang. Disebut demikian karena memang trek berikut ini kami benar-benar melewati hutan cemara. Kami menjumpai banyak pohon yang tumbang, sepertinya akibat disambar petir. Jangan pernah meremehkan trek cemoro kandang dan jangan mengharapkan akan menjumpai turunan di pos ini, karena kami benar-benar terus menanjak, menanjak dan menanjak. Hahaha 

Melewati pos cemoro kandang ini, meskipun hari belum sore benar, masih sekitar pk 13.30 WIB, tapi kabut tipis mulai turun, alhasil udara mulai terasa dingin. Kami mengerahkan seluruh tenaga, demi secepatnya mencapai pos Kalimati.

dsc_0795dsc_0796

 

JAMBANGAN

Setelah berpuas ria dengan tanjakan demi tanjakan, akhirnya sekitar pk 16.00 WIB kami sampai di pos Jambangan. Sebuah dataran dan di sana kami bisa melihat gunung Semeru dengan jelas!!! (Di oro-oro ombo seharusnya bisa, tetapi saat itu tertutup kabut).

IMG_3419.JPG

IMG_3473

dsc_0803

 

KALIMATI

Pk 17.30 WIB, kami akhirnya sampai di pos Kalimati. Trek perjalanan dari pos Jambangan ke Kalimati relatif mudah, hanya setengah jam saja, kami sudah sampai. Sumber air terdekat yang ada di sana ada di tempat bernama Sumber Mani. 45 menit perjalanan PP untuk mencapai tempat ini. Beberapa di antara kami berangkat dan segera memenuhi botol kami yang kosong untuk perbekalan summit attack nanti malam dan tentu saja untuk memasak.

Beruntung bahwa hari itu kami mendapat shelter, yaitu semacam pos pondokan untuk para porter. Di sana kami terlindung dari angin dan tidak perlu repot-repot mendirikan tenda terlalu banyak.

Malam itu kami segera makan lalu beristirahat, kami masuk ke sleeping bag kami masing-masing sekitar pk 19.30 WIB. Berbicara tentang kenyamanan tidur selama pendakian, saya tidak mengalami kendala. Sleeping bag dan matras yang saya pakai tebal dan hangat. Teman saya menyarankan supaya memakai bantal angin, sehingga kualitas tidur pun lebih baik. Saya sendiri cukup menggunakan tas carrier sebagai sandaran kepala.

img_3333img_3340img_20161121_100811_hdrimg_20161121_101219_hdrimg_20161121_101401_hdr

 

Pk 23.00 WIB, saya dan team segera bangun dan mempersiapkan diri untuk perjalanan yang kami nanti-nantikan.
Briefing saya berikan tepat Pk 23.30 WIB. Cuaca malam itu cerah dan tidak ada angin. Teman saya berkata bahwa ini adalah kondisi yang sangat menguntungkan bagi kami. Tepat pk 00.05, kami semua berangkat. Tak lupa saya pimpin mereka untuk berdoa terlebih dahulu, menyerahkan setiap langkah kaki kami kepada Tuhan. Satu kalimat yg selalu saya katakan kepada tamu ataupun teman-teman sebelum menuju Puncak Abadi Para Dewa, “Untuk sampai ke atas dibutuhkan tekad yang kuat, kerjasama, dan kepedulian.. buang jauh-jauh ego kalian jika ingin menginjakkan kaki diatas tanah tertinggi pulau Jawa”.

17 Agustus 2015

ARCOPODO

Mendaki puncak Mahameru, kita akan selalu melewati suatu daerah yang bernama Arcopodo. Di tempat ini, trek yang dilalui cukup sulit dan menantang. Tidak terhitung berapa kali kami melewati tanjakan maut, disertai jurang di sebelah kanan-kiri kami. Jangan bercanda ketika dalam pendakian, karena nyawa taruhannya. Saling menolong dan solidaritas yang tinggi, itu yang kita perlukan. Bagi beberapa pendaki, ada 2 pilihan tempat camping. Yang pertama yaitu di Kalimati, dan yang ke-2 adalah di Arcopodo. Waktu itu ada salah stu kawan saya yang bertanya kepada ke saya, “Mengapa kita tidak menginap saja di Arcopodo? Bukankah itu lebih dekat?”

Ada 2 alasan yang saya berikan, yang pertama, tidak ada sumber air di Arcopodo, jadi dengan demikian, bila kami kehausan, kami tidak bisa mengambil air. Dan itu berarti mencobai diri sendiri. Alasan yang ke-2, trek menuju Arcapada lumayan berat, apalagi jika dilewati dengan membawa beban yang ada didalam tas carrier. Bagi saya itulah hal yang sangat masuk akal, mengingat perjalanan sebelumnya halangan terbesar kami adalah beratnya tas carrier. Jadi, silahkan memilih 🙂

DSC_0960.JPG

dsc_0287

BATAS VEGETASI / KELIK

Setelah sekitar 3 jam kami berjalan dari Kalimati, akhirnya kami melewati batas vegetasi, yaitu batas antara daerah hijau dan abu-abu di gunung Semeru ini. Dapat dilihat di google earth bahwa perbedaan warna perbatasan tersebut sangatlah mencolok.

“Gunung kalo masih warna hijau, itu berarti bukan gunung yang tinggi”. salah satu kalimat andalanku.. Selepas dari batas vegetasi, kita akan berjumpa dengan hamparan pasir dan batu. Selangkah demi selangkah kami berusaha mendaki, mendaki dan mendaki. Berikut ini beberapa tips yang ingin saya bagikan buat para pendaki,

  • Seperti yang saya bilang di catatan perjalanan hari pertama, pakailah jaket yang nyaman. Jangan terlalu tebal, lama-kelamaan itu hanya menghambat gerak tubuh kita.
  • Masing-masing orang harus membawa minum & camilan-nya masing-masing. Di perjalanan kami kemarin, sempat6 melihat pemandangan lain dari pendaki yang lainnya..  semua botol minum hanya dibawa oleh 1 orang. Hasilnya, untuk minum saja mereka harus saling tunggu.
  • Lebih mudah jika menggunakan tongkat. Kami membuat tongkat menggunakan kayu bakar yang ada di Kalimati. atau jika anda memiliki uang lebih belilah alat yg namanya Trekking Pole”
  • Atur langkah kaki baik-baik. Cerita bahwa pasir di Semeru membuat orang mundur 3 langkah ketika mereka maju 5 langkah itu bukan mitos ataupun cerita yang dibuat-buat. Jangan terburu nafsu ingin cepat sampai, tapi aturlah langkah dengan baik, demikian pula dengan nafas. Karena berdasar pengalaman saya, terburu-buru justru membuat stamina cepat hilang. Padahal perjalanan mendaki lumayan jauh (Khusus pemula :P).
  • berjalan zigzag itulah kunci kesuksesan yang sebenarnya.. memang melelahkan dan jarak tempuhnya lebih panjang, tapi percayalah hanya cara ini yang mampu menghemat stamina dan tenaga kalian..
  • Pakailah kaos kaki yang panjang melebihi mata kaki, atau Gaiter / Penutup celana untuk menutupi celah antara sepatu dengan celana, supaya kerikil tidak masuk. Pendakian akan sangat terganggu dengan kerikil yang masuk ke mata kaki.

20150721_055004

20150721_055010

dsc_0284

 

Beberapa orang dapat menyelesaikan pendakian dalam waktu yang relatif singkat, yaitu 3 jam. Tetapi bagi kami yang beberapa orang masih dibilang pemula, hal itu sebuah mimpi di awan-awan. Selangkah demi selangkah kami pertahankan tekad untuk mencapai puncak Semeru. Sekitar pk 04.00, warna langit sudah mulai berubah menjadi semburan warna oranye. Pertanda fajar segera menyingsing. Sejenak saya melayangkan pandangan ke atas, puncak tampak sangat dekat. Ternyata semua itu hanyalah tipuan mata belaka. Pk 04.30, langit sudah hampir menjadi terang, namun puncak tak kunjung tiba.. Dan disinilah cerita yang aku sebut dengan Amazinc Journey..

DCIM102MEDIAdsc_1020dsc_1021

 

“Massssssss Fajarrrrrrr..” teriak salah satu rekan saya asal Balikpapan..

sontak aku kaget dengan panggilan itu, sempat berpikir ada sesuatu hal negatif yg terjadi diatasku, tepat 10meter diatasku..

sedikit berlari kuhampiri hendra “Ada apa di??” balasku sambil berlari zigzag..
“Pak ruslan tumbang, beliau sesak nafas mas.. buruan mas.. pak rus udah kejang-kejang” teriak Suryadi.

Jantungku hampir berhenti saat melihat pak Ruslan yg sudah tergolek lemah diatas pasir bercampur batu atau jalur summit attack, tepat 400meter dibawah puncak Mahameru.

Hanya oksigen portable dan air hangat inilah penolongku,,

hampir 15 semprotan oksigen dari tabung keluar untuk menolong nyawa seniorku ini, dan air hangat dalam botol yang aku tarih di atas perutnya agar tidak terjadi kram perut nantinya..

hampir 20menit suasana tegang di jalur pendakian, beberapa pendaki yg lewat hanya menonton tanpa bisa berbuat banyak..

pak Ruslan perlahan bangkit, perlahan beranjak dari tanah, mencoba bangkit dibantu oleh Bejo..  Alhamdulillah pertolonganku tidak terlambat..

Terima kasih Ya Rabb.. Kau selamatkan nyawa senior saya, kau selamatkan nyawa guru saya..

tak kau coret catatan pendakianku dengan tinta merahmu..

Antara batas kesadaran, otak ingin sekali mencapai puncak, tetapi badan seperti berkata sudah. Tekad saya bulat harus mencapai puncak! sedangkan Semakin ke atas, trek yang dilalui semakin sulit. Kemiringan gunung bisa dibilang mencapai 45 derajat. Berjalan 1 langkah, mundur lagi 3 langkah. Perasaan saya saat itu cuma 1, putus asa. Beberapa teman terlihat beberapa meter di depan saya, mereka tampaknya tidak mau menyerah. hanya satu fokusku saat itu, pak Ruslan, Guruku, Seniorku, bapakku..

Di tengah pendakian, kami beralih haluan menuju ke jalur kanan, tampak lebih berbatu & sepertinya lebih gampang untuk dilalui. Tapi pandangan kami ternyata menipu. Bebatuan yang ada sangat rapuh untuk dijadikan pijakan. Berulang kami saya terpeleset & jatuh. Bahkan saya sempat terkena batu jatuh yang longsor akibat diinjak teman.

20150721_081335

Tanpa Basa basi, tugas sebagai sweeper aku oper ke Suryadi temanku asal banjarmasin, sedangkan aku turun membawa pak Ruslan menuju camp di kalimati..
Saya tidak mau mengambil resiko hanya untuk gengsi, hanya untuk pamer foto selfie yang sering kali dibuat acuan anak-anak kekinian..
Nyawa Pak Ruslan bukan sebuah pertaruhan gambling yg saya buat sebagai leader dan juga sweeper dalam tim ini..
biarlah saya dan pak Ruslan mengikuti upacara 17 Agustus di Kalimati atau biasa aku sebut dengan “Shelter Akhir”

IMG_3821

Kegagalan adalah awal dari sebuah keberhasilan. Meski saya dan pak ruslan gagal, tekad saya nggak luntur. Saya nggak mau jadi pendaki yang ceroboh.

Mereka, kawan-kawanku yang bisa dianggap pemula berhasil menginjakkan kaki di tanah tertinggi pulau Jawa dan melangsungkan upacara 17 Agustus di puncak tertinggi pulau Jawa!
Bangga? Ya, saya bangga. Tapi kebanggaan yang ada di hati bukan tentang gengsi para pendaki terhadap sebuah ketinggian yang katanya puncak abadi para dewa. Masih teringat dengan jelas, pendakian yang lalu-lalu puncak selalu menjadi rumah singgahku. Persiapan yang saya lakukan luntur gara2 accident yg menimpa kawan dan juga senior saya asal makassar! sesak nafas, perut kram & beberapa kali hampir muntah, tapi yang saya ingat, kalian harus terus, kalian harus berhasil, sudah sampai sini, jangan menyerah.

Kalau kalian bisa mencapai puncak, bersyukurlah karena kalian diberi kekuatan! Kalau belum mencapai puncak, berbanggalah karena kamu sudah pernah merasakan yang namanya bersatu dengan alam dan berjuang dengan sahabat-sahabatmu! inilah sesungguhnya yg disebut perjalanan bukanlah ambisi untuk sebuah gundukan tanah kering hanya untuk mengambil sebuah foto selfie.. 

Terima kasih buat keluarga & teman-teman yang mendukung & berdoa buat keselamatan saya & tim. Mohon maaf, beberapa hari ke depan izinkan saya sharing banyak pengalaman yang saya dapatkan di pendakian kali ini. Pendakian ke Semeru kemarin jelas nggak akan pernah saya lupakan seumur hidup. Berharga. Ya, sangat berharga. Beberapa teman meledek, ngapain naik gunung terus, hidup aja di gunung.  Ya, saya bangga karena saya mendaki sambil membawa tekad untuk mewujudkan mimpi teman-teman dan tamu saya, saya bangga bahwa saya mengusahakan banyak hal demi mencapai mimpi mereka! Meski hanya mimpi tentang gunung, tapi insha Allah dari sana justru saya maupun mereka akan belajar banyak hal tentang kehidupan..

IMG_1946IMG_2011IMG_3407IMG_3410IMG_3453

dsc_0263_2

img_9743

img_9749

Teruntuk putraku “Byan”

Rindu Ayah masih tertinggal di Shelter Akhir, Biarkan suatu saat nanti aku bisa membawa kembali Senandung padamu dan untuk para sahabat..

Senandung yang masih terngiang di telingaku.. Syahdu, mengundang rindu, yang sempat tertahan dalam kalbu..

Nampak di sana, Purnama menghangatkan malam..

Benderang dalam kelam..

Muncul layaknya bayangan yang mengisi setiap jengkal kehidupan..

Begitu berarti..

Walau tak pernah pasti,

Itu kan termiliki..

Asa itu selalu tersimpan dan membara di lubuk hati..

Suatu Malam di bawah bintang2 di jalur terlarang..
Teruntuk putraku yang sangat kusayangi, senandung itu tak kan selamanya berlagu bila kau selalu diam mengharapkannya, percayalah, untuk terus maju dan membuang semua peluh, yakin pada setiap apa yang kau impikan, hingga nanti senandungmulah yang akan berlagu untuk menyambut perwujudan mimpi-mimpimu..
Ayah akan selalu disini nak, menemani langkahmu, mengusap peluhmu, membelaimu dengan doa, menyambutmu dengan senyu terindah, memberikan bahu untukmu bersandar ketika kau lelah berlari untuk mengejar mimpi-mimpimu..

Ayah akan selalu terjaga untukmu, tertawa saat kau bercanda, menangis haru saat kau dapatkan kesempatanmu, sembari memelukmu erat..

IMG_1394IMG_1391

Ayahlah seseorang tidak akan pernah meninggalkanmu sendiri..

Karena inilah cintaku.. Engkaulah kasihku “Byan”..

Saat ini bulan tak nampak, tapi bintang disini nampak memenuhi pandangan Ayah nak.. Kalo Byan ada disini pasti Byan bakal suka.. Ayah percaya bahwa Byan akan banyak berdoa & berharap pada bintang2 yg jatuh saat ini..

Ini Gunung favorit ayah, Gunung tempat ayah bekerja nak.. Bahkan Gunung ini mungkin bisa jadi tempat favorit kamu suatu saat nanti nak..
Inilah sebuah pengharapan yang tertuang ketika dingin memeluk malam, dalam hati kecilku di bukit ini.

Ditengah gelapnya jalur ini, Memoriku memutar kembali semua rentetan potret indah yang aku alami dengan “Pelangiku” Binar matanya, celotehannya, cemburunya, bawelnya, bahkan umpatan-umpatannya..

Meski memang ayah harus bekerja lebih keras lagi, tapi ayah akan selalu yakin untuk lepas dari ketidaktahuan.. karena semangatku ada disini, selalu membara dalam hati..

Terima kasih untuk pijar yang pernah kau cahayakan di perjalananku “Pelangi”..

“Everytime we fall down to the ground, we look up to the blue sky above
We wake to its blueness, as for the first time
Though the road is long and lonely and the end far away, out of sight
I can with these two arms, embrace the light
Somewhere a voice calls, in the depths of my heart
Keep dreaming your dream and dont ever let them aparts
The whispering voice we never want to forget, in each passing memory
Always there to guide you” –spirited away-
-FA-

IMG_2319

***

Jangan pernah meninggalkan Sampah Kalian di Jalur pendakian atau tempat anda bertualang..

Jaga Semesta ini untuk cucu kita nanti, biarkan mereka juga menikmati  seperti yang kita lakukan.. Pastikan pula mereka menikmati keindahan Indonesia..

IMG_20150215_102341

Photos by : #G4D4Adventure

#SalamLestari

-FA-

 

“Embun Upas” Ancaman Bagi Para Pendaki Semeru

Para pendaki Gunung Semeru sebaiknya mewaspadai fenomena alam yang ditandai dengan munculnya Embun Upas. Apakah sebenarnya Embun Upas itu dan apa tingkat bahayanya? Embun Upas berupa butiran es di pucuk – pucuk daun atau rumput yang merupakan penanda suhu udara yang mencapai titik nol derajat celcius atau titik beku.

www.belantaraindonesia.org
 ??????????????????????????????? IMG_20140910_005509IMG_20140910_005324

Fenomena Embun Upas sudah lumrah di Kabupaten Lumajang. Biasanya terjadi menjelang musim kemarau dan ketika kemarau datang. Hawa dingin ekstrem ini biasanya berlangsung pada bulan Agustus, bulan dimana biasanya pendakian gunung akan membludak karena biasanya melakukan upacara bendera di puncak gunung.

Karena fenomena alam tersebut sebaiknya para pendaki untuk membekali diri dengan perlengkapan yang standar untuk mendaki gunung seperti pakaian dan jaket yang layak untuk menahan hawa dingin. Pengaruh Embun Upas ini bagi tumbuhan juga menakutkan. Sayuran petani langsung mati kalau terkena Embun Upas.

Untuk masa sekarang, banyak pendaki pemula yang tidak membekali pendakiannya dengan peralatan pendakian yang aman dan tanpa dibekali pengetahuan yang cukup.

Sebaiknya kegiatan pendakian gunung ataupun kegiatan di luar ruang bagi pemula didampingi oleh yang berpengalaman sebagai guru dan tempat untuk bertanya.

Jangan Pernah Lakukan Hal Ini Saat Mendaki Semeru

Semeru,,

Gunung yang selalu menarik minat para pendaki untuk mencoba menggapainya. Sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru selalu di banjiri ribuan pendaki setiap tahunnya. Sayangnya, karena kepopulerannya, banyak pendaki yang nekat ingin mencapai puncak tertinggi di tanah Jawa tersebut tanpa mengindahkan keselamatan mereka.

Sering bukan kita mendengar banyak pendaki yang hilang atau meninggal di Semeru? Nah, apakah kamu berniat mendaki Semeru yang melegenda tersebut? Apabila iya, sebaiknya jangan lakukan hal berikut ini demi keselamatanmu.

1. Jangan Percaya Pada Gambaran Pendakian Dalam Film 5 CM
Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama ini jadi pemantik meningkat drastisnya angka pendaki Semeru sejak tahun 2012. Menawarkan pemandangan Semeru yang penuh gambar langit biru juga lavender, pun dibumbui dengan cerita cinta dan persahabatan khas Indonesia membuat banyak penonton tersihir untuk turut merasakan pengalaman mendaki Semeru. Sayangnya, gambaran yang diberikan oleh film ini keliru!

Apa saja kesalahannya?
1. Pakai Jeans 

www.belantaraindonesia.org

Dalam film tersebut, pemain – pemainnya dengan santai mengenakan celana jeans sepanjang pendakian. Padahal, jeans adalah bahan yang sebisa mungkin dihindari oleh para pendaki. Selain berat, sifat dasar jeans yang tidak cepat kering jika terkena air juga bisa membahayakan keselamatan. Mengenakan pakaian yang basah selama pendakian bisa membuatmu kedinginan, bahkan membuatmu terkena hipotermia.

2. Langsung Ke Kalimati Tanpa Nge -Camp 

www.belantaraindonesia.org

Mengaku sebagai pendaki pemula, anehnya kelompok ini kuat sekali staminanya. Mereka langsung berjalan ke Kalimati dalam 1 hari, tanpa nge – camp dulu di Ranu Kumbolo. Rencana pendakian ini terlalu ambisius untuk pendaki pemula. Kalau menuruti rencana pendakian ala 5 CM bisa – bisa kakimu bengkak di tengah jalan.

3. Minta Air 1,5 L Di Kalimati Untuk Bekal Mendaki Sampai Puncak 

www.belantaraindonesia.org

Persediaan air yang mencukupi harusnya jadi perhatian setiap pendaki. Film 5 CM malah menujukkan sebaliknya. Mereka yang sudah digeber tenaganya untuk berjalan non – stop dari Ranu Pane ke Kalimati justru kehabisan air sebelum etape perjalanan terberat ke puncak dimulai. Hanya membawa 1,5 liter air ( yang juga diminta dari sesama pendaki ) untuk 6 orang adalah hal yang gila.

2. Sampai Ranu Pane Jangan Langsung Mendaki, Istirahatlah Dahulu Untuk Aklimatisasi Tubuh
Ranu Pane adalah titik awal bagi para pendaki yang ingin membawa kakinya menjejak tanah tertinggi Pulau Jawa. Di sini, kamu bisa mengisi perut dulu dengan hangatnya nasi rames atau Bakso Malang sebelum hanya makan makanan instan selama 5 hari ke depan. Di Ranu Pane kamu juga bisa beristirahat sejenak demi menyesuaikan kondisi tubuh dengan perubahan ketinggian yang drastis.

www.belantaraindonesia.org

Jangan terburu – buru mengangkat keril untuk kemudian mendaki. Duduk – duduk dulu di basecamp. Berikan tubuhmu waktu untuk mengalami aklimatisasi. Ini penting, sebab jika tidak bisa – bisa tubuhmu kaget dan malah mengalami mountain sickness nantinya, Tentu kamu nggak mau ‘kan jadi beban untuk anggota tim lain sepanjang pendakian yang tidak ringan?

3. Jangan Memaksakan Diri Kalau Belum Yakin
Pengelola TNBTS sebenarnya sudah menetapkan batas terakhir pendakian yang diizinkan, yaitu Kalimati. Tapi banyak pendaki yang masih gatal ingin mencoba pendakian sampai Puncak Jonggring Saloka. Jika ini adalah pilihanmu, silahkan. Tapi kamu harus siap menanggung semua dampak dan akibat yang mungkin muncul.

www.belantaraindonesia.org

Jika memang merasa tidak yakin mampu, ya jangan paksakan dirimu. Pencapaian pendaki ‘kan bukan hanya berhasil sampai puncak. Justru pencapaian sebesar – besarnya adalah saat kamu bisa pulang dengan selamat.

4. Jangan Malas Membuka Tenda
Perjalanan pendakian Semeru tidaklah ringan. Track terberat akan kamu jumpai dalam perjalanan menuju puncak Mahameru, dari Arcopodo. Jalur pendakian yang berbatu dan berpasir bisa membuatmu kesulitan mengatur langkah. Jalan 5 langkah, merosot 3 langkah — begitu berturut – turut. Karena itu penting bagimu mempersiapkan tenaga untuk menghadapi etape pendakian paling menantang ini.

www.belantaraindonesia.org

Menghemat tenaga jadi kunci penting agar staminamu tidak habis sebelum waktunya. Di hari pertama, beristirahatlah dulu di Ranu Kumbolo. Buka tendamu, dan menginaplah semalam disana. Keesokan harinya kamu bisa melanjutkan perjalanan untuk menuju Kalimati. Istirahatlah dulu di Kalimati sebelum tengah malam nanti mulai berjalan ke Arcopodo, untuk kemudian menghadapi tanjakan berpasir Mahameru.

5. Makan Dahulu Sebelum Menuju Arcopodo
Perjalanan menuju Arcopodo biasanya dimulai pendaki pada tengah malam. Alasannya tentu agar bisa menikmati sunrise dari Puncak Jonggring Saloko dan bisa punya waktu lebih lama untuk menikmati keindahan dari tanah tertinggi di Pulau Jawa. Tapi ini juga yang kadang jadi masalah. Bangun tengah malam sering membuat kita malas mengisi perut — masih mengantuk kok suruh makan?

Padahal, makan amat penting agar kamu tak kelaparan saat trekking ke puncak. Jangan malas membuat minuman hangat dan mengganjal perutmu dengan roti sebelum mulai berjalan.

6. Jangan Bawa Keril Menuju Puncak
Perjalanan ke Mahameru memang tidak didesain untuk membawa keril. Sudut kemiringan yang cukup ekstrem bisa membuatmu kehilangan keseimbangan kalau ngotot berjalan dengan keril 60 liter di punggung. Maka dari itu, tinggalkan kerilmu di dalam tenda saja di Kalimati. Kemas barang – barang secukupnya. Cukup bawa air 1,5 liter, cokelat, kurma, dan makanan lain yang bisa mengganjal perut sebagai bekal dalam daypack.

P1100347IMG-20140908-WA0015

7. Siapkan Head Lamp Untuk Trekking Menuju Puncak
Trek ke puncak Jonggring Saloko harus kamu lalui dalam keadaan gelap gulita. Beberapa pendaki memilih menggunakan senter sebagai alat penerangan, tapi beberapa diantaranya memilih mengenakan headlamp di kepalanya. Lebih baik gunakan headlamp sebagai alat bantu penerangan selama pendakian.

Kenapa? Trek pendakian yang mengarah ke atas akan lebih mudah diterangi dengan headlamp. Kamu tak perlu repot – repot mengangkat senter demi menyoroti jalur pendakian yang tak telihat. Tanganmu yang bebas dari kewajiban menggenggam senter bisa digunakan untuk meraih batang dan akar pohon yang masih bisa sesekali ditemui di trek Kalimati – Arcopodo.

8. Gunakan Masker Dan Kacamata Untuk Melindungi Dari Pasir
Trek menuju puncak Mahameru didominasi oleh pasir, kerikil, dan batu. Karena itu, penting bagimu mempersiapkan pengaman yang bisa membuatmu mendaki tanpa gangguan. Kacamata dan masker wajib hukumnya dipakai. Tanpa kedua barang ini, kamu harus repot mengucek mata dan menutup mulut agar bebas dari gangguan pasir.

Kalau kamu punya asma atau tak kuat pada pekatnya udara yang bercampur pasir, basahi dulu maskermu sebelum dipakai agar makin bisa menghalau debu.

P1100338
9. Gunakan Sepatu Gunung Saat Menuju Puncak
Memakai sandal gunung memang tampak nyaman dan lebih ekonomis dari segi biaya. Tapi, sandal gunung tidak memenuhi standar keamanan untuk mendaki puncak Semeru. Kalau memang mau pakai sandal gunung, boleh….tapi hanya sampai di Kalimati saja. Setelahnya, wajib bagimu untuk mengenakan sepatu gunung.

Sepatu akan memberikanmu pijakan yang lebih solid di atas pasir dan bebatuan. Selain itu, penggunaan sepatu juga bisa memberimu pengalaman mendaki yang lebih nyaman. Kerikil dan batu tidak akan masuk ke sandal gunungmu dan membuatmu kesulitan berjalan. Kamu bisa fokus pada langkahmu, tak harus pusing memikirkan batu dan kerikil yang masuk ke alas kakimu tanpa diundang.

10. Silahkan Gunakan Trekking Pole
Penggunaan trekking pole ( tongkat yang didesain khusus untuk mendaki ) bisa membantumu dalam pendakian. Trek puncak Mahameru sama sekali tidak memiliki vegetasi yang bisa kamu jadikan pegangan. Penggunaan trekking pole bisa jadi alternatif agar kamu tak harus susah payah mempertahankan pijakan di tengah trek pasir yang licin.

Kalau enggan mengeluarkan uang untuk beli gear mendaki yang baru, kamu juga bisa menggunakan kayu sebagai trekking pole yang dibikin sendiri.

11. Jangan Main Seluncuran Pasir Saat Turun
Turun dari Puncak Mahameru memang memberikan sensasi tersendiri. Trek pasir yang curam terkadang justru dimanfaatkan para pendaki untuk main seluncuran. Proses mendaki yang tidak ringan memang perlu dirayakan keberhasilannya. Tapi, jangan terlalu asyik berseluncur di pasir tanpa memperhatikan titik tempatmu harus turun. Salah – salah kamu bisa tersesat ke Blank 75!

Blank 75 adalah adalah jurang yang berada di area kanan jalur turun ke Cemoro Tunggal. Terkadang, saking asyiknya berseluncur pendaki jadi kehilangan konsentrasi dan lupa memperhatikan lubang – lubang berbahaya di sekelilingnya. Ketika seorang pendaki masuk ke area ini, ia bisa kehilangan orientasi arah hingga akhirnya tersesat.

12. Jangan Berlama – lama Di Puncak
Konon, Jonggring Saloko baru mengeluarkan asap beracunnya di atas jam 9 atau 10 pagi. Namun hal ini tidak sepenuhnya benar. Sebenarnya tidak ada waktu prediksi yang pasti kapan asap beracun dari kawah yang masih aktif ini bisa keluar. Maka dari itu, kamu yang sudah sampai Puncak Semeru tak usah berlama – lama di sana.

IMG-20140908-WA0013 P1100335


Setelah foto – foto dan menikmati pemandangan yang memang tak ada duanya, bergegaslah turun. Masih ada perjalanan pulang yang cukup panjang yang menanti. Kaki dan tubuhmu perlu sejenak diistirahatkan. Tenda, sleeping bag, dan perbekalan di Kalimati sudah menunggu.

Puncak Semeru memang magis dan selalu membuat rindu. Tapi, bukan cuma puncak-lah yang seharusnya jadi tujuan utamamu dalam mendaki. Puncak bukan segalanya, bisa pulang ke rumah dengan selamatlah yang jadi pencapaian pendaki sesungguhnya.

MAHAMERU Bukan untuk Pemula!! (Pendaki Korban Film)

5cm-films-b 5cm3

Film 5 Cm yang menceritakan “perjalanan lima sahabat ke Gunung Semeru” dianggap menambah minat untuk naik gunung. Mereka yang belum tahu-menahu soal hobi naik gunung banyak yang ingin mengunjungi gunung yang terletak di Jawa Timur itu.

mount-semeru-indonesiaIMG_20140914_181505

168762_620

Padahal, menurut seorang pendaki (sebut saja momon), gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu sebenarnya tidak cocok untuk pendaki pemula. Momon mengatakan sebaiknya mereka yang baru pertama kali naik gunung memilih gunung yang medannya lebih mudah.

“Jangan langsung Semeru. Gunung kan ada tingkatan tingginya, butuh penyesuaian. Badan harus dilatih dulu,” kata Momon yang baru saja mendaki Semeru pada Agustus lalu.

Momon menyarankan para pendaki pemula untuk menjajal Gunung Gede terlebih dahulu. Dengan ketinggian 2.958 meter di atas permukaan laut, gunung yang terletak di Jawa Barat itu relatif lebih ringan rutenya.

Momon pun berbagi kiat dan pengetahuan dasar soal kesehatan saat mendaki gunung. Menurut dia, banyak hal yang perlu diperhatikan saat naik gunung. Buat pemula, kesiapan fisik dan peralatan adalah hal yang paling penting. Fisik membutuhkan penyesuaian, karena ketinggian akan mempengaruhi pernapasan. “Semakin tinggi, oksigen makin tipis. Kalau langsung tinggi kayak Semeru, bisa pusing,” ujar pria yang juga berbisnis peralatan naik gunung itu.

Sedangkan untuk peralatan, pemula membutuhkan pengenalan dan penggunaan. Mereka juga harus punya kantong tidur, matras alas tidur, tenda, peralatan masak atau kompor yang disebut trangia, peralatan makan yang disebut nesting, dan baju hangat dan satu yang paling PENTING!! “OKSIGEN”.

???????????????????????????????

Terkait dengan perlengkapan baju hangat, pemula yang mau mendaki Semeru harus memahami betul suhu ekstrem di sana. Menurut Momon, jika musimnya tiba, suhu pagi hari bisa mencapai minus 5 derajat Celsius. “Pemula bisa kaget. Harus bawa jaket yang tepat,” kata dia.

IMG_20140910_005509 IMG_20140831_055324 IMG_20140910_005324

Ia menambahkan, naik gunung bukan perkara trend, tapi bagaimana seseorang ingin lebih menghargai alam. Perlu keseriusan, bukan sekadar ikut-ikutan. Apalagi sampai mandi di #RanuKumbolo

IMG_20140914_203344 IMG_20140914_203348

ingat pula.. GUNUNG BUKAN TEMPAT SAMPAH!!..

kalo gak mau bawa sampah turun..

dimakan aja sampahnya “Canda Momon”

IMG-20140908-WA0011??????????????????????????????????????????????????????????????

P1100266 P1110636IMG-20140908-WA0013

#G4D4Adventure

Perjuangan Manusia Melawan Ketinggian dan Segala Konsekuensinya

Fisiologi tubuh di daerah ketinggian diperlukan untuk mengetahuinya khususnya bagi para penggiat petualangan pendakian gunung, karena mendaki gunung adalah sebuah perjuangan, perjuangan manusia melawan ketinggian dan segala konsekwensinya. Kita tahu, dengan berubahnya ketinggian, maka kondisi lingkungan pun akan berubah.

BsUII3lCUAAVULX.jpg large

Anasir lingkungan yang perubahannya tampak jelas bila dikaitkan dengan ketinggian adalah suhu dan kandungan oksigen udara. Semakin bertambah ketinggian maka suhu akan semakin turun dan kandungan oksigen udara juga semakin berkurang.

Fenomena alam seperti ini beserta konsekuensinya terhadap keselamatan jiwa kita, itulah yang teramat penting kita ketahui dalam mempelajari proses fisiologi tubuh di daerah ketinggian. Banyak kecelakaan terjadi di pegunungan akibat kurang pengetahuan, hampa pengalaman dan kurang lengkapnya sarana penyelamat.

1. Konsekuensi Penurunan Suhu

Manusia termasuk organisme berdarah panas ( poikiloterm ), dengan demikian manusia memiliki suatu mekanisme thermoreguler untuk mempertahankan kondisi suhu tubuh terhadap perubahan suhu lingkungannya. Namun suhu yang terlalu ekstrim dapat membahayakan.
Jika tubuh berada dalam kondisi suhu yang rendah, maka tubuh akan terangsang untuk meningkatkan metabolisme untuk mempertahankan suhu tubuh internal ( mis : dengan menggigil ). Untuk mengimbangi peningkatan metabolisme kita perlu banyak makan, karena makanan yang kita makan itulah yang menjadi sumber energi dan tenaga yang dihasilkan lewat oksidasi.
IMG_20140831_055324 IMG_20140910_005509 IMG_20140910_005324

2. Konsekwensi Penurunan Jumlah Oksigen
Oksigen bagi tubuh organisme aerob adalah menjadi suatu konsumsi vital untuk menjamin kelangsungan proses – proses biokimia dalam tubuh, konsumsi dalam tubuh biasanya sangat erat hubungannya dengan jumlah sel darah merah dari konsentrasi haemoglobin dalam darah.

Semakin tinggi jumlah darah merah dan konsentrasi Haemoglobin, maka kapasitas oksigen respirasi akan meningkat. Oleh karena itu untuk mengatasi kekurangan oksigen di ketinggian, kita perlu mengadakan latihan aerobic, karena disamping memperlancar peredaran darah, latihan ini juga merangsang memacu sintesis sel – sel darah merah.

???????????????????????????????

3. Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani adalah syarat utama dalam pendakian. Komponen terpenting yang ditinjau dari sudut faal olahraga adalah system Kardiovaskulare dan Neuromusculare. Seorang pendaki gunung pada ketinggian tertentu akan mengalami hal – hal yang kurang enak, yang disebabkan oleh Hipoksia ( kekurangan oksigen ), ini disebut penyakit gunung ( Mountain Sickness ).

Kapasitas kerja fisik akan menurun secara mencolok pada ketinggian 2000 meter, sementara kapasitas kerja aerobic akan menurun ( dengan membawa beban 15 Kg ) dan juga derajat aklimasi tubuh akan lambat. Mountain Sickness ditandai dengan timbulnya gejala – gejala :

Merasakan sakit kepala atau pusing – pusing
•Sukar atau tidak dapat tidur
•Kehilangan control emosi atau lekas marah
•Bernafas agak berat / susah
•Sering terjadi penyimpangan interpretasi / keinginannya aneh – aneh, bersikap semaunya dan bisa mengarah kepenyimpangan mental.
•Biasanya terasa mual bahkan kadang – kadang sampai muntah, bila ini terjadi maka orang ini harus segera ditolong dengan memberi makanan / minuman untuk mencegah kekosongan perut.
•Gejala – gejala ini biasanya akan lebih parah di pagi hari, dan akan mencapai puncaknya pada hari kedua.
Apabila diantara peserta pendakian mengalami gejala ini, maka perlu secara dini ditangani / diberi obat penenang atau dicegah untuk naik lebih tinggi.

Bilamana sudah terlanjur parah dengan emosi dan kelakuan yang aneh – aneh serta tidak peduli lagi nasehat ( keras kepala ), maka jalan terbaik adalah membuatnya pingsan.

Pada ketinggian lebih dari 3000 m.dpl, Hipoksea Cerebral dapat menyebabkan kemampuan untuk mengambil keputusan dan penalarannya menurun. Dapat pula timbul rasa percaya diri yang keliru, pengurangan ketajaman penglihatan dan gangguan pada koordinasi gerak lengan dan kaki. Pada ketinggian 5000 m, hipoksea semakin nyata dan pada ketinggian 6000 m kesadarannya dapat hilang sama sekali.

4. Program Aerobik

Program / latihan ini merupakan dasar yang perlu mendapatkan kapasitas fisik yang maksimum pada daerah ketinggian. Kapasitas kerja fisik seseorang berkaitan dengan kelancaran transportasi oksigen dalam tubuh selai respirasi.
Kebiasaan melakukan latihan aerobik secara teratur, dapat menambah kelancaran peredaran darah dalam tubuh, memperbanyak jumlah pembuluh darah yang memasuki jaringan, memperbanyak sintesis darah merah, menambah kandungan jumlah haemoglobin darah dan juga menjaga optimalisasi kerja jantung.
Dengan terpenuhinya hal – hal tersebut di atas, maka mekanisme pengiriman oksigen melalui pembuluh darah ke sel – sel yang membutuhkan lebih terjamin. Untuk persiapan / latihan aerobik ini biasanya harus diintensifkan selama dua bulan sebelumnya.
Latihan yang teratur ternyata juga dapat meningkatkan kekuatan ( endurance ) dan kelenturan ( fleksibility ) otot, peningkatan kepercayaan diri ( mental ), keteguhan hati serta kemauan yang keras. Didalam latihan diusahakan denyut nadi mencapai 80% dari denyut nadi maksimal, biasanya baru tercapai setelah lari selama 20 menit.
Seorang yang dapat dikatakan tinggi kesegaran aerobiknya apabila ia dapat menggunakan minimal oksigen per menit per Kg berat badan. Yang tentunya disesuaikan dengan usia latihan kekuatan juga digunakan untuk menjaga daya tahan yang maksimal, dan gerakan yang luwes. Ini biasanya dengan latihan beban, Untuk baiknya dilakukan aerobik 25 – 50 menit setiap harinya..
#G4D4Adventure

Inilah Tanda bahwa Anda Seorang Pendaki BERBAHAYA!!

Mendaki gunung kini sudah menjadi sebuah tren yang bisa di lakukan oleh siapa saja tanpa batasan. Dengan metode itu, pendakian gunung kini berubah menjadi kegiatan yang sembrono dan asal – asalan. Sayangnya semua itu terjadi dan banyak yang tidak memiliki kemampuan tehnis yang cukup.

IMG-20140529-01381
Summit Attack

Mendaki gunung masuk kategori olahraga berbahaya. Tapi para pendaki pemula dan berbahaya memasabodohkan bahaya. Demi memasang foto – foto di sosial media, mereka pergi ke gunung. Tanpa persiapan, asal – asalan dan seringkali sembrono.

Dan inilah tanda – tanda Anda pendaki berbahaya. Berbahaya bagi diri sendiri juga bagi teman pendaki yang lain.

Sok Jagoan 
Sikap sok jagoan ini nyaris selalu menjadi penyebab utama musibah pada pendaki pemula. Dengan alasan mencari tantangan, para pendaki pemula ini mencari jalur di luar jalur resmi. Parahnya, seringkali mereka melakukannya tanpa kemampuan navigasi yang baik.

Jangankan GPS dan peta topografi, sekadar kompas pun tak bawa. Lalu apa yang diandalkan? Maka petualangan mereka pun biasanya berakhir di dasar jurang, mati kedinginan di lembah atau ditandu Tim SAR ke rumah sakit.

Membuka jalur baru juga berarti merusak konservasi. Mengganggu kehidupan liar dan ekosistem. Para pendaki berpengalaman tak akan melakukannya selain untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan.

P1100335

Packing Yang Buruk
Packing atau mengepak barang dalam ransel adalah seni yang harus dikuasai pendaki gunung. Seluruh barang bawaan harus masuk ke dalam ransel. Karena medan sulit, tak boleh ada yang tergantung di luar ransel selain botol air minum.

Tangan harus bebas karena memegang Tracking Poll atau berpegangan meniti akar – akar pohon jika dibutuhkan.

Maka lihatlah para pendaki berbahaya. Dengan panci digantung ke ransel. Tangan menenteng sleeping bag atau jaket. Ransel mereka tak dilapisi lagi dengan cover bag. Pakaian di dalam ransel tak dilapis plastik. Jika hujan, semua pakaian, jaket dan sleeping basah.

Padahal sangat penting menjaga pakaian ganti tetap kering. Tidur dengan keadaan basah bisa mengakibatkan hipotermia. Inilah penyebab utama kematian seorang pendaki gunung. Suhu tubuh turun karena kedinginan. Jangan pernah anggap enteng mengepak barang. Ini yang sering dimasabodohkan pendaki.

Hipotermia Di Sangka Kesurupan
Pendaki pemula mendaki tanpa ilmu. Berbekal semangat dan tanpa perlengkapan memadai mereka nekat mendaki gunung. Karena tidak tahu ilmu P3K, maka sering terjadi salah kaprah.

Pada penderita hipotermia, korban akan menggigil dan kehilangan kesadaran. Lalu mulai bicara melantur. Karena nyerocos tak karuan dan sukar diajak komunikasi, teman – temannya menyangka si korban kesurupan. Mereka malah membacakan doa untuk mengusir setan.

Seharusnya, segera lakukan pertolongan. Ganti pakaiannya dengan pakaian kering. Masukkan dalam sleeping bag yang sudah dihangatkan. Taruh juga beberapa botol air panas di dalam sleeping bag itu. Jaga kondisi lingkungan tetap hangat. Jika sudah membaik beri makanan hangat sedikit demi sedikit. Hindari memberi kopi atau minuman keras.

Aku Si Cepat
Ciri khas pendaki berbahaya, apalagi yang masih berusia muda adalah selalu bergerak dengan cepat. Mereka selalu tergesa – gesa, menjadikan naik gunung seolah lomba lari ke puncak. Malu menjadi yang paling belakang, karena sering dianggap sebagai yang terlemah.

Karena itu biasanya waktu tempuh ke puncak lebih singkat. Baru setelah perjalanan turun, aneka masalah datang. Kehabisan tenaga, cidera otot hingga kecelakaan dan kehilangan arah menjadi ancaman.

Idealnya, ada seorang sweeper yang berjalan paling belakang. Biasanya orang ini yang paling kuat dan bisa diandalkan. Tugasnya menyapu seluruh anggota tim. Memastikan tak ada yang keteteran atau tertinggal di belakang.

Namun dalam rombongan pendaki berbahaya, tak ada yang mau menerima tugas ini. Jadi sweeper dianggap hina. Menjadi paling pertama sampai puncak dan pertama turun ke kaki gunung jadi tujuan utama.

IMG-20131225-WA0002_zpsafe8efbf

“Anda Masih ingat Saat Gadis Ini ditinggal Kawan-kawan mereka yg berobsesi terhadap PUNCAK??

Hingga Rela meninggalkan DIA sendiri didalam tenda dalam keadaan sakit.. dan saat mereka kembali Sahabat ini telah dipanggil TUHAN!!”

Aku si cepat. Tanpa sadar kutinggalkan sahabatku yang kelelahan mati di gunung.

Perjuangan Manusia Melawan Ketinggian dan Segala Konsekuensinya

Fisiologi tubuh di daerah ketinggian diperlukan untuk mengetahuinya khususnya bagi para penggiat petualangan pendakian gunung, karena mendaki gunung adalah sebuah perjuangan, perjuangan manusia melawan ketinggian dan segala konsekwensinya. Kita tahu, dengan berubahnya ketinggian, maka kondisi lingkungan pun akan berubah.

BsUII3lCUAAVULX.jpg large

Anasir lingkungan yang perubahannya tampak jelas bila dikaitkan dengan ketinggian adalah suhu dan kandungan oksigen udara. Semakin bertambah ketinggian maka suhu akan semakin turun dan kandungan oksigen udara juga semakin berkurang.

Fenomena alam seperti ini beserta konsekuensinya terhadap keselamatan jiwa kita, itulah yang teramat penting kita ketahui dalam mempelajari proses fisiologi tubuh di daerah ketinggian. Banyak kecelakaan terjadi di pegunungan akibat kurang pengetahuan, hampa pengalaman dan kurang lengkapnya sarana penyelamat.

1. Konsekuensi Penurunan Suhu

Manusia termasuk organisme berdarah panas ( poikiloterm ), dengan demikian manusia memiliki suatu mekanisme thermoreguler untuk mempertahankan kondisi suhu tubuh terhadap perubahan suhu lingkungannya. Namun suhu yang terlalu ekstrim dapat membahayakan.
Jika tubuh berada dalam kondisi suhu yang rendah, maka tubuh akan terangsang untuk meningkatkan metabolisme untuk mempertahankan suhu tubuh internal ( mis : dengan menggigil ). Untuk mengimbangi peningkatan metabolisme kita perlu banyak makan, karena makanan yang kita makan itulah yang menjadi sumber energi dan tenaga yang dihasilkan lewat oksidasi.

2. Konsekwensi Penurunan Jumlah Oksigen
Oksigen bagi tubuh organisme aerob adalah menjadi suatu konsumsi vital untuk menjamin kelangsungan proses – proses biokimia dalam tubuh, konsumsi dalam tubuh biasanya sangat erat hubungannya dengan jumlah sel darah merah dari konsentrasi haemoglobin dalam darah.

Semakin tinggi jumlah darah merah dan konsentrasi Haemoglobin, maka kapasitas oksigen respirasi akan meningkat. Oleh karena itu untuk mengatasi kekurangan oksigen di ketinggian, kita perlu mengadakan latihan aerobic, karena disamping memperlancar peredaran darah, latihan ini juga merangsang memacu sintesis sel – sel darah merah.

3. Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani adalah syarat utama dalam pendakian. Komponen terpenting yang ditinjau dari sudut faal olahraga adalah system Kardiovaskulare dan Neuromusculare. Seorang pendaki gunung pada ketinggian tertentu akan mengalami hal – hal yang kurang enak, yang disebabkan oleh Hipoksia ( kekurangan oksigen ), ini disebut penyakit gunung ( Mountain Sickness ).

Kapasitas kerja fisik akan menurun secara mencolok pada ketinggian 2000 meter, sementara kapasitas kerja aerobic akan menurun ( dengan membawa beban 15 Kg ) dan juga derajat aklimasi tubuh akan lambat. Mountain Sickness ditandai dengan timbulnya gejala – gejala :

Merasakan sakit kepala atau pusing – pusing
•Sukar atau tidak dapat tidur
•Kehilangan control emosi atau lekas marah
•Bernafas agak berat / susah
•Sering terjadi penyimpangan interpretasi / keinginannya aneh – aneh, bersikap semaunya dan bisa mengarah kepenyimpangan mental.
•Biasanya terasa mual bahkan kadang – kadang sampai muntah, bila ini terjadi maka orang ini harus segera ditolong dengan memberi makanan / minuman untuk mencegah kekosongan perut.
•Gejala – gejala ini biasanya akan lebih parah di pagi hari, dan akan mencapai puncaknya pada hari kedua.
Apabila diantara peserta pendakian mengalami gejala ini, maka perlu secara dini ditangani / diberi obat penenang atau dicegah untuk naik lebih tinggi.

Bilamana sudah terlanjur parah dengan emosi dan kelakuan yang aneh – aneh serta tidak peduli lagi nasehat ( keras kepala ), maka jalan terbaik adalah membuatnya pingsan.

Pada ketinggian lebih dari 3000 m.dpl, Hipoksea Cerebral dapat menyebabkan kemampuan untuk mengambil keputusan dan penalarannya menurun. Dapat pula timbul rasa percaya diri yang keliru, pengurangan ketajaman penglihatan dan gangguan pada koordinasi gerak lengan dan kaki. Pada ketinggian 5000 m, hipoksea semakin nyata dan pada ketinggian 6000 m kesadarannya dapat hilang sama sekali.

4. Program Aerobik

Program / latihan ini merupakan dasar yang perlu mendapatkan kapasitas fisik yang maksimum pada daerah ketinggian. Kapasitas kerja fisik seseorang berkaitan dengan kelancaran transportasi oksigen dalam tubuh selai respirasi.
Kebiasaan melakukan latihan aerobik secara teratur, dapat menambah kelancaran peredaran darah dalam tubuh, memperbanyak jumlah pembuluh darah yang memasuki jaringan, memperbanyak sintesis darah merah, menambah kandungan jumlah haemoglobin darah dan juga menjaga optimalisasi kerja jantung.
Dengan terpenuhinya hal – hal tersebut di atas, maka mekanisme pengiriman oksigen melalui pembuluh darah ke sel – sel yang membutuhkan lebih terjamin. Untuk persiapan / latihan aerobik ini biasanya harus diintensifkan selama dua bulan sebelumnya.
Latihan yang teratur ternyata juga dapat meningkatkan kekuatan ( endurance ) dan kelenturan ( fleksibility ) otot, peningkatan kepercayaan diri ( mental ), keteguhan hati serta kemauan yang keras. Didalam latihan diusahakan denyut nadi mencapai 80% dari denyut nadi maksimal, biasanya baru tercapai setelah lari selama 20 menit.
Seorang yang dapat dikatakan tinggi kesegaran aerobiknya apabila ia dapat menggunakan minimal oksigen per menit per Kg berat badan. Yang tentunya disesuaikan dengan usia latihan kekuatan juga digunakan untuk menjaga daya tahan yang maksimal, dan gerakan yang luwes. Ini biasanya dengan latihan beban, Untuk baiknya dilakukan aerobik 25 – 50 menit setiap harinya