Gadis ‘Penunggu’ Gunung Merbabu

Buat kalian para pecinta alam yang doyan mendaki gunung, ada kisah nyata mistis di salah satu pegunungan Indonesia.

Jadi gini ceritanya..
Kejadian ini menimpa salah satu pendaki di Gunung Merbabu yang ada di Jawa Tengah.

Pasti gak asing dong ama nama ini..
Disini menjadi pengalaman yang paling diingat ketika mendaki Gunung Merbabu. Dari kisah seorang pendaki, sebutlah Budi berangkat bersama 6 orang teman lainnya.

Budi yang yang saat itu hendak mendaki gunung Merbabu, sudah cukup sering mendaki gunung ini, jadi wajar kalau sudah mengenal beberapa medan pendakian.
sehingga sudah tidak begitu asing lagi dengan posisinya.

Budi memulai pendakian menggunakan jalur Kopeng Thekelan, mungkin karena Budi sudah biasa mendengar kejadian-kejadian mistis di pegunungan, itu sebabnya dia memilih jalur tersebut dan harus menghormati tempat yang akan dilewati.
Sebagai ‘tamu’ yang hendak mampir ke gunung penuh kisah mistis tersebut, sudah sewajarnya bersikap sopan dan tidak lancang. Tidak membuang sampah sembarangan atau jangan mengucap kata-kata kotor atau sumpah serapah dan lain-lainnya.

Saat itu, itu di dekat Pos 1, Budi hendak mengambil foto-foto, namun entah mengapa gerakan Budi jadi lambat dan menjauh dari rombongan teman-temannya. Setelah beberapa saat mengambil foto, Budi baru sadar bahwa dirinya sudah ditinggal cukup jauh dari temannya. Saat itu posisi Budi ada di Pereng Putih.

Dengan bergegas, Budi beranjak mengejar teman-temannya. Namun tak lama kemudian, di tengah jalan Budi bertemu seorang gadis yang menggunakan atribut lengkap Pecinta Alam seorang diri. Karena sama-sama sendirian dan anak tersebut berasal dari Pecinta Alam, mereka pun saling berkenalan.

*) Foto Hanya ilustrasi

*) Foto Hanya ilustrasi

Suatu kebetulan, ternyata gadis tersebut juga terpisah dari rombongan. Mereka pun melanjutkan perjalanan bersama-sama sambil mengobrol.

Nah,disinilah mulai terjadi keanehan. Walaupun sudah berjalan selama 4 jam, tetapi sepertinya belum juga mencapai posisi pos seperti biasanya. Padahal sebelumnya Budi sudah pernah datang empat kali di Jalur Tekhelan ini. Dari situlah akhirnya mereka memutuskan untuk menuju camp di tengah untuk beristirahat.

Budi tidur di luar tenda dengan menggunakan sleeping bag, sementara si gadis misterius tersebut tidur di dalam tenda. Subuhnya sang gadis membangunkan Budi untuk memberi tahu dia hendak melanjutkan perjalanannya lagi, sekaligus pamitan. Karena masih ngantuk, Budi pun hanya mengiyakan dan melanjutkan tidurnya di sleeping bag.

Barulah pada jam 8 pagi ketika terbangun, Budi merasa kaget. Ternyata posisinya berada di pinggir tebing (posisinya terletak 200 meter selatan dari Watugubuk). Namun Budi tak peduli dan bergegas membereskan tenda, kemudian melanjutkan perjalanannya.

Pada saat membereskan tenda, ternyata 5 meter dari posisinya ada barang sang gadis misterius. Mungkin saja bawaannya ketinggalan. Jadi Budi mengambil dengan harapan bisa ketemu di puncak dan mengembalikannya di sana.

Akhirnya Budi sampai ke puncak dan bertemu dengan rombongan teman-temannya. Ketika Budi menanyakan pendaki cewek ke teman-temannya, tidak ada satupun yang paham. Soalnya dari pagi hingga saat itu, tidak ada orang lain yang tiba di puncak selain mereka. Budi berpikir mungkin sang cewek menyerah dan langsung turun.

Karena tidak bisa mengembalikan carrier-nya, akhirnya Budi memutuskan untuk mengembalikannya ke alamat ibu gadis itu. Kebetulan ada alamat rumah Ibu di dalam tas tersebut yang terletak di Yogyakarta. Setelah sedikit perjuangan, Budi berhasil menemukan rumah sang Ibu. Dia pun menyampaikan tujuannya untuk mengembalikan tas. Tetapi anehnya sang Ibu malah menangis dan mengajak Budi ke halaman belakang. Disinilah Budi terkejut.

Di belakang rumah, berdiri sebuah nisan. Dan nisan itu tertera nama si gadis tersebut. Ternyata, gadis itu hilang di Gunung Merbabu dan tidak pernah ditemukan jasadnya. Kejadian si penutur terjadi di November 2012, sedangkan si gadis itu hilang pada tahun 2009.

Nah, buat kalian yang hendak mendaki gunung, pastikan untuk selalu menjaga sikap dan kata-kata ya. Kita tak pernah tau apa yang akan terjadi..

* Satu hal lagi yang Harus dan Wajib saya informasikan kepada kalian yang telah membaca tulisan saya ini..

Tetap Jaga Kelestarian tempat anda mendaki, jagalah kebersihannya dan hindari segala macam bentuk Vandalisme..

p1100266.jpg

Jangan pernah ambil atau merusak apapun di tempat ini..

Biarkan semua tetap pada tempatnya, dan mati karena usianya..

Jaga Semesta ini untuk cucu kita nanti, biarkan mereka juga menikmati Paradays di Indonesia kelak..

IMG_20150215_102341

Photos by : Anton Gamaliel & Fajar Achmadi #G4D4Adventure

#SalamLestari

-FA

Sehatkah Air Ranu Kumbolo??

IMG_20140831_10085272f5b-ranu2bkumbolo

 

P E N T I N G  B U A T  P A R A  P E N D A K I
Jalur pendakian ke Gunung Semeru yang resmi dan wajib dipatuhi oleh semua pendaki adalah : Ranupani – Ranu Kumbolo – Tanjakan Cinta – Oro Oro Ombo – Cemoro Kandang – Blok Jambangan – Kalimati pergi – pulang. Semua pendaki DILARANG KERAS untuk mendaki DI LUAR JALUR PENDAKIAN YANG RESMI tersebut. Kalaupun ada jalur pendakian yang lainnya, itu adalah JALUR KHUSUS UNTUK EVAKUASI TIM SAR TNBTS dengan TIM SAR LAINNYA.

Lamanya perjalanan pendakian Gunung Semeru adalah :

1. Ranupani – Ranu Kumbolo akan memakan waktu 3 – 5 jam perjalanan.
2. Ranu Kumbolo – Puncak Tanjakan Cinta memakan waktu 15 – 60 menit.
3. Puncak Tanjakan Cinta – Oro Oro Ombo – Cemoro Kandang memakan waktu 0,5 – 1 jam perjalanan.
4. Cemoro Kandang – Kalimati memakan waktu 1 – 2 jam perjalanan.

Penting untuk diketahui :

1. Dalam perjalanan pulang dari Kalimati hingga Ranupani, anda harus membawa air minum yg cukup (jangan terlalu sedikit), karena anda akan merasa selalu haus sekali..
2. Kalau anda kekurangan atau kehabisan air, sebaiknya anda mengambil dan menambah persediaan air minum anda di mata air SUMBER MANI (antara Kalimati dengan Blok Jambangan).

Air dari Sumber Mani tidak perlu dimasak dahulu, karena airnya sangat bersih dan belum tercemar, jadi bisa langsung diminum.
3. Untuk saat ini tidak disarankan untuk meminum air dari Ranu Kumbolo langsung tanpa dimasak dahulu, karena khawatir airnya sudah tercemar oleh kegiatan pendakian massal yang merusak lingkungan di tahun 2012 kemarin.

Dalam perkembangannya ranu kumbolo semakin memprihatinkan. Konon ranu kumbolo bagaikan surganya pendaki mahameru, namun sekarang sudah tak lagi. Sepanjang perjalanan dari ranu pane sampai ranu kumbolo pasti kita menemukan banyak sampah, contohnya botol plastik, bungkus permen, tissue, putung rokok, dll. Paling ironis di sekitar danau ranu kumbolo banyak sekali ditemukan botol-botol plastik, tissue, dan tak kalah juga kotoran manusia. Salah melangkah dapat menimbulkan malapetaka bagi yang menginjaknya.

Kalaupun mengambil air buat konsumsi, kita harus menjauh dari area perkemahan, dikarenakan air danau yang sudah mulai tercemar. mengelilingi danau kita harus hati-hati, jangan sampai keluar jalur, karena banyak ranjau (kotoran manusia) yang mengancam.

Di sekeliling danau malah banyak tissue-tisue bekas  buang air kecil atau buang air besar, dan banyak kotoran manusia juga.

Menurut Parnginoto jangke sanimbela sebutan terkenalnya pak ungot pengelola TNBTS “kebanyakan pengunjung mahameru bukan pecinta alam hanya ikut-ikutan, dan juga karena dampak film, rata-rata tidak betanggung jawab untuk alam. Dari pihak Taman Nasional pun tidak bosan-bosannya mengingatkan sampah harus dibawa turun”.

Air danau Kumbolo mungkin kelihatan tampak bersih. Tetapi jika dilihat lebih dekat, saat tanah danau sedikit ditekan dan airnya mulai beriak, maka minyak-minyak itu akan tampak jelas. Air yang berminyak tersebut merupakan salah satu indikator telah terjadi pencemaran air. Pencemaran air dapat diakibatkan karena seseorang mencuci langsung di danau sehingga air bekas cucian bercampur dengan air danau, melakukan aktifitas mandi (shampoan, gosok gigi, pakai sabun,dll.), dan membuang sampah plastik ke danau.

Memang, kebanyakan sampah botol dan bungkus plastik tidak dibuang sembarangan, tetapi bekas sobekan kecil plastik jajan, plastik segel botol dan sobekan plastik kecil yang lain sering tidak diindahkan, berserakan ditanah. Sampah tisu memang bisa terdegradasi tetapi kandungan klorine didalamnya juga berbahaya bagi lingkungan.

Sebenarnya pengelola TNBTS telah melarang aktifitas yang berpotensi mengotori danau dan kawasan sekitarnya. Dan diwajibkan bagi siapa pun untuk membawa turun kembali sampah sisa bungkus makanan yang mereka bawa. Meskipun begitu, masih sering dijumpai pendaki yang melakukan kebodohan tersebut.

Kebodohan pendaki tersebut akan merugikan ekosistem hayati lingkungan sekitar. Untuk itu, setiap pendaki, siapa pun yang berniat mendaki, selain harus memiliki fisik, mental, dan persiapan yang matang juga harus dibekali wawasan terhadap lingkungan. Agar turut serta menjaga kelestarian alam. Jika ditemukan ada seseorang melakukan hal seperti itu, tugas kita untuk mengingatkan. Jika ditemukan sampah berserakan, tugas kita untuk mengambilnya.

Animo masyarakat yang tinggi untuk berbondong-bondong mendaki gunung Semeru tentunya bagus meningkatkan potensi dan kesejahateraan masyarakat sekitar Gunung Semeru. Namun, pihak pengelola Kawasan konservasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) harus juga memperketat pengawasan terhadap keselamatan pendaki dan Lingkungan. Terbukti, Ranu Kumbolo mulai tercemar.

 

* Satu hal lagi yang Harus dan Wajib saya informasikan kepada kalian yang telah membaca tulisan saya ini..

Tetap Jaga Kelestarian tempat anda berwisata, jagalah kebersihannya dan hindari Vandalisme..

p1100266.jpg

Jangan pernah ambil atau merusak apapun di tempat ini..

Biarkan semua tetap pada tempatnya, dan mati karena usianya..

Jaga Semesta ini untuk cucu kita nanti, biarkan mereka juga menikmati Paradays di Indonesia kelak..

IMG_20150215_102341

Photos by : Anton Gamaliel & Fajar Achmadi #G4D4Adventure

#SalamLestari

-FA-

Indonesia itu Hangat

Suara klakson kendaraan dan asap knalpot adalah teman setia saya setiap hari, mereka juga yang selalu setia mengantarkan saya dari berangkat menuju kantor hingga pulang kantor.
Jarak Malang – Sidoarjo dan Sidoarjo – Malang serasa berjarak 80 mil, panas, sumpek, jenuh, macet, berdebu. Bagi kamu yang berdomisili di daerah antara Malang – Sidoarjo mungkin merasakan hal yang sama, makanya muncul istilah “tua di jalan”.

Pantas saja wisata Batu menjadi pelampiasan warga Sekitar Sidoarjo dan Malang pada akhir pekan, alhasil saya sebagai warga Malang pun tetap saja tidak dapat menikmati udara segar, sebab sepanjang jalan pasti dipenuhi oleh kendaraan berplat N.

Ini hanya sebagian kecil curhatan saya tentang kepenatan yang menjadi sahabat saya sehari-hari.

Sesekali cobalah kalian warga Sidoarjo, Malang dan sekitarnya untuk berlibur ke tempat jauh sekalian, seperti halnya yang telah saya lakukan ini.
Bunaken merupakan rekomendasi destinasi wisata bagi kalian warga kota Malang dan Sidoarjo, agar liburan kalian berwarna, tidak hanya sebatas KWB (Kota Wisata Batu), hidup ini indah, banyak tempat menarik, cobalah keluar dari zona kalian.

Jika kalian warga Kota Malang dan Sidoarjo yang hanya terbiasa dengan wisata Batu yang udaranya dingin, sekarang saatnya kalian keluar dan mencoba Paradays of Indonesia yang satu ini.

 

Nah, inilah beberapa alasan mengapa kalian perlu hijrah sejenak ke Salah satu Surga di Indonesia ini..

1. Hai, we’re a tropical country

Ingat! Terumbu Karang hanya bisa tumbuh dengan baik di Negara yang beriklim Tropis,,
So.. Jangan jadi tamu di negara sendiri. Kita berada di sebuah negara dengan iklim tropis yang sangat baik, itulah mengapa kita seharusnya tau bagaimana cara menikmati hidup di rumah sendiri, dan inilah  mengapa Bunaken menjadi salah satu lokasi yang cocok untuk menikmati iklim tropis.

Coba deh bayangkan, di sana kalian dapat menikmati hembusan angin yang sepoi-sepoi, takaran udara yang hangat tanpa ada bisingan klakson dan asap knalpot, di sini hanya ada suara deburan ombak yang terdengar.

bunaken_1

http://magazine.happyholiday.travel/

phoca_thumb_l_Nature_Wallpaper_Pic_183

http://4.bp.blogspot.com/

IMG_20141223_2344897

IMG_20141223_234489

IMG_20141223_234468

 

 

2. Salon pencoklat kulit dan sauna

tan-2

http://sharingdisini.com/

Ayolah! lupakan mainset takut gosong atau takut hitam dan hilangkan stereotip kulit putih lebih baik, di beberapa negara bagian Eropa dan Amerika Serikat (AS) sedang marak jasa pencoklat kulit yang disediakan diberbagai salon. Menurut wikipedia ada 30 Juta wanita kulit putih AS pelanggan 50 Ribu salon pencokelat kulit dengan nilai pasar Rp. 50 Trilliun dalan setahun.
Christiano Ronaldo, David Beckham, Charlize Theron, Paris Hilton warna kulitnya cokelat karena salon. Kita tidak perlu pergi ke salon untuk menjadi coklat seperti mereka. Kita sudah memiliki ciri khas kulit sawo matang dengan kadar warna coklat yang pas.

Menurut MISS World 2009, Kalane Aldortno (kelahiran Gibraltar), memuji perempuan Indonesia yang punya Jenis dan warna kulit yang Indah.

Terbukti bukan? Sawo matang itu eksotis, eksotis itu keren, jika kamu bermain-main ke salah satu Paradays of Indonesia ini, Kamu tidak hanya dimanjakan oleh keindahan dunia bawah lautnya, kulit eksotis akan kamu dapatkan cuma-cuma.

3. Terapi garam laut

Salah satu kesan yang ditangkap oleh pikiran saya hingga kini adalah aroma garam laut yang sangat kuat saat bermain di tepian Taman Wisata Nasional Bunaken. Aroma seperti inilah yang mustahil saya temui jika kembali ke rutinitas sehari-hari di KOTA. Selain sekedar bermain air, air laut juga terbukti bermanfaat untuk kesehatan.
Tatsuya Kosaka, direktur Institut Penelitian Nigari mengatakan bahwa kandungan magnesium dalam sari air laut bisa membakar lemak dan mengeluarkan cairan tak berguna dalam tubuh, itulah mengapa gadis-gadis di Jepang lebih antusias bermain di pantai dan pulang membawa sari garam laut untuk digunakan di rumah. Inilah yang saya lakukan, berendam 10 menit sambil memejamkan mata, perasaan rileks yang begitu luar biasa yang jarang saya dapatkan.

4. Penampakan dunia lain

Percayalah, di sana ada penampakan dunia lain yang begitu menakjubkan. Saya sendiri tak percaya kalau  Paradays of Indonesia yang satu ini terdapat surga terumbu karang dan lebih dari 2000 jenis ikan. Mata saya belum pernah dimanjakan oleh hal seperti itu sebelumnya.

Saya menyelam sedalam 25 meter, bagi penyelam pemula, kedalaman 20-25 meterlah yang cocok, karena semakin dalam, arus air laut terkadang sangat kencang, untuk kedalaman hampir ratusan meter, diperuntukan bagi penyelam profesional yang telah memiliki sertifikat, begitu ucap Pak Aris (Penyedia Jasa ALat-alat Selam). Di sana saya sempat menjumpai berbagai jenis ikan, seperti ikan tiger, dansel, wrase, sweetlip, unicorn, dan lain-lain.

2013-03-24_08-40-indahnya-taman-laut-bunaken

https://siennynathanlie.files.wordpress.com

bunaken_1

http://upload.wikimedia.org

5. Pemanja lidah

Banyak sekali kedai makan dan restoran di sepanjang jalan Manado dan kepulauannya, tapi saya lebih memilih memanjakan lidah dan perut saya di warung pinggir jalan, karena rasa lebih original dan harga lebih merakyat. Kedai (saya lupa nama warungnya apa) yang saya pilih berada di dekat simpangan kawasan Boulevard, menu pilihan saya akhirnya jatuh pada bubur tinutuan. Bubur ini sudah menjadi buah bibir diberbagai kota, termasuk Jakarta. Sebenarnya sudah ada beberapa restoran yang menjual bubur tinutuan khas Manado, tapi saya masih sangsi apakah rasanya sama dengan yang dijual di kota asalnya. Ternyata benar saja, rasa bubur tinutuan di Manado tidak pelit dengan rempah-rempah, jadi rasanya lebih mantap, walaupun tampilan bubur tinutuan agak sedikit semerawut, tapi kalau rasa? Jangan ditanya.

IMG_20141223_234478

Tertarik untuk mencari hawa segar di salah satu Paradays of Indonesia ini?
atau bahkan ingin merasakan Paradays of Indonesia yang lainnya??
Blue Fire Ijen, Rinjaninya Sumatera, Air Terjun Begawan, Mahameru

 

Cobalah.. karena kamu akan tau bahwa Indonesia itu indah, tempat wisata itu luas, tidak hanya sebatas KWB saja. Sidoarjo dan Malang memang kota yang mencetak para pekerjanya untuk selalu sibuk dan tidak punya waktu, tapi terkadang kita memang harus mengorbankan waktu untuk menyimpan sebuah kisah,

Jangan sampai “Waktu yang mengorbankan Kita”

Satu hal lagi yang Harus dan Wajib saya Informasikan kepada kalian yang telah membaca tulisan saya ini..

Tetap Jaga Kelestarian tempat anda berwisata, jagalah Kebersihannya dan hindari segala bentuk Vandalisme..

Jangan pernah ambil atau merusak apapun di tempat ini..

Biarkan semua tetap pada tempatnya, dan mati termakan usianya sendiri.

Jaga Indonesia dan Semesta ini untuk cucu kita nanti, agar kelak mereka juga bisa menikmati apa yang namanya Paradays of Indonesia itu..

IMG_20150215_102341

#SalamLestari

#Paradays4Blog

#G4D4Adventure

-FA-

 

Jaga Mereka agar Tetap ABADI

Bunga abadi sebenarnya selama ini identik dengan satu nama yang mungkin asing bagi sebagian orang, yakni Anaphalis Javanica, tetapi bagaimana jika disebut Edelweis? Tentu hampir semua orang, khususnya para penggiat alam bebas pendakian gunung mengenal si bunga abadi Edelweis Anaphalis Javanica atau Edelweis Jawa. Saat pertama kali melihat bunga ini, terasa unik dengan bunga yang kecil – kecil, cantik dan tak pernah layu. Edelweis merupakan keluarga dari sunflower, sedangkan kata Edelweis berasal dari bahasa Jerman, Edel yang berarti Mulia dan Weiss yang berarti Putih.

EDELWEISS

Anaphalis Javanica merupakan tumbuhan endemic zona alpine / Montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara. Tanaman ini dapat tumbuh dengan ketinggian 8 meter, dan memiliki batang sebesar kaki manusia, walaupun pada umumnya tingginya tidak lebih dari 1 meter. Tumbuhan cantik ini sekarang dikategorikan menjadi tumbuhan langka.

Jangan salah, di Eropa pun ternyata ada juga edelweis. Nama latin nya adalah Leontopodium Alpinum. Edelweis jawa termasuk tanaman endemic dan langka, berbentuk semak dengan bunga yang berumpun. Sedangkan Edelweiss Eropa bunganya tidak berumpun. Akan tetapi dua – duanya mempunyai kesamaan yaitu sama – sama cantik.

edelweis rinjani
Edelweis di Rinjani

Leontopodium Alpinum merupakan salah satu tumbuhan gunung eropa yang terkenal. Nama Leontopodium berarti cakar singa yang berasal dari bahasa Yunani “Leon” ( berarti singa ) dan “podion” ( berarti kaki ). Daun dan bunganya ditutupi bulu – bulu putih seperti wool. Tangkai bunga edelweiss dapat tumbuh dari ukuran 3 – 20 cm menjadi 40 cm.

Masing – masing bunga terdiri dari 5 – 6 kepala bunga kuning kecil ( 5 mm ), dikelilingi oleh daun – daun muda menjadi bentuk bintang. Bunga ini akan berkembang antara bulan Juli – September. Tumbuhan ini penyebarannya bervariasi, akan tetapi lebih sering dijumpai di daerah berbatu dengan ketinggian 2000 – 2900 m.

Tumbuhan ini tidak beracun, bahkan sering dipakai dalam pengobatan tradional untuk mengobati perut dan pernafasan. Bulu – bulu tebal yang muncul merupakan adaptasi dari ketinggian tempat, dan melindungi tumbuhan dari dingin, kering, dan dari radiasi UV. Karena tumbuhan ini tumbuh di daerah yang sulit dijangkau, maka di beberapa Negara bagian alpen, tumbuhan ini dihubungkan dengan pendakian gunung.

leontopodium alpinum 1 iedelwe001p4 Leontopodium-alpinum
Leontopodium Alpinum

Ternyata ada juga bunga abadi lainnya, dan itu ada di INDONESIA!

BUNGA ABADI “KERTAS” WAMENA
Jika melakukan travel ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, jangan lupa untuk membeli bunga abadi khas Wamena. Bunga ini diyakini bisa bertahan lama sampai bertahun – tahun seperti bunga edelweis. Bunga ini banyak ditemukan di pasar Jibama atau di toko – toko suvenir, Wamena.

Pengemasannya yang sangat sederhana, hanya dibungkus kertas koran, membuat bunga ini kurang diperhatikan para wisatawan yang berkunjung ke Wamena. Padahal seorang mantan Puteri Indonesia pada saat berkunjung ke Wamena, tahun 2007, cukup hanya membeli setangkai bunga abadi ini sebagai cendera mata khas dari Wamena ke Jakarta.

bunga-abadi-100-tahun-wamena ???????????????????????????????
BUNGA ABADI “KERTAS” WAMENA

Jaga bunga abadi tetap di rumahnya agar tetap cantik dan kita pantas hanya mengaguminya.

Biarkan Edelweis menjadi legenda gunung bagi para pendaki dan pecintanya.

 

* Satu hal lagi yang Harus dan Wajib saya informasikan kepada kalian yang telah membaca tulisan saya ini..

Tetap Jaga Kelestarian tempat anda berwisata, jagalah kebersihannya dan hindari Vandalisme..

petik edelweiss

Jangan pernah ambil atau merusak apapun di tempat ini..

Biarkan semua tetap pada tempatnya, dan mati karena usianya..

Jaga Semesta ini untuk cucu kita nanti, biarkan mereka juga menikmati Paradays in Indonesia kelak..

IMG_20150215_102341

Photos by : Anton Gamaliel & Fajar Achmadi #G4D4Adventure

#SalamLestari

-FA-

 

Blue Fire Kawah Ijen

Api seperti yang diketahui warnanya pasti merah, lantas bagaimana jika Anda ingin melihat sebuah api yang warnanya berbeda, tidak merah melainkan berwarna biru dan keluar dari sebuah kawah gunung. Dapatkah dibayangkan Anda berdiri dan menyaksikan fenomena itu dengan kepala Anda sendiri, momen keajaiban alam yang tiada taranya. Teramat spesial untuk dilewatkan karena di dunia hanya ada dua fenomena yang terjadi seperti ini dan salah satunya ada di Indonesia.

Salah satu Paradays in Indonesia itu Adalah kawah biru atau blue fire, fenomena alam yang unik dan hanya dapat dilihat di Kawah Ijen – Banyuwangi saja. Saking indahnya fenomena ini bahkan mengalahkan popularitas matahari terbit di Banyuwangi yang disebut sebagai matahari pertama di Jawa. Tak hanya itu, banyak wisatawan dari berbagai negara rela datang jauh-jauh sekedar untuk melihat penampakan Paradays si Api Biru di kawah Ijen.

_DSC0052cp2

ttt

1

Sumber: http://survival491m.blogspot.com

Sumber: http://alfinbanyuwangi.blogspot.com

 

Gunung Ijen adalah sebuah Gunung Berapi aktif yang terletak di daerah Kabupaten Banyuwangi, Jawa timur. Gunung ini mempunyai ketinggian 2.443 m dan telah empat kali meletus (1796, 1817, 1913, dan 1936).

Sedangkan Kawah Ijen sendiri adalah sebuah Danau kawah yang bersifat asam, yang berada di puncak Gunung Ijen dengan tinggi 2368 meter di atas permukaan laut dengan kedalaman danau 200 meter dan luas kawah mencapai 5466 Hektar. Kawah Ijen berada dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen, Kabupaten Banyuwangi, Jawa timur.

Sumber artikel: wikipedia indonesia

P1050419

Untuk hiking ke gunung ini bisa berangkat dari Bondowoso, dan disa juga dari Banyuwangi.

Untuk menuju gunung Ijen dari Banyuwangi, kita bisa menggunakan jasa Kereta Api ekonomi dengan tujuan banyuwangi dan turun di station Karangasem.

DSC00805

kemudian naik ojek dengan tujuan Kec. Licin Ds. Banyusari, dari Ds. Banyusari perjalanan dilanjutkan menuju Paltuding dengan menumpang truk pengangkut belerang.

DSC00810

Atau bisa juga menggunakan bus dan turun di Banyuwangi kota kemudian naik ojek, yang bisa langsung menuju ke Paltuding atau ke Ds. Banyusari. Namun dengan menggunakan bus, tarif yang akan kita keluarkan akan lebih mahal.

 

DSC00813

Pintu gerbang utama ke Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen terletak di Paltuding, yang juga merupakan Pos PHPA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam).

Alternatif rute adalah Bondowoso – Wonosari – Tapen – Sempol – Paltuding.

Tepat dibelakang Pos Poltuding, anda bisa menemukan kawasan/hamparan tanah datar yang cukup luas, dan biasanya digunakan para pendaki untuk beristirahat dan membuka Camp. mereka.

Jangan kawatir sobat kalo sobat tidak bawa tenda di pos akhir Paltuding ada penginapan sederhana yang dikelola Departemen Kehutanan berupa kamar seharga Rp 100.000 per malam atau vila dengan tiga kamar seharga Rp 500.000 per malam. Dari sini sobat tinggal naik ke kawah Gunung Ijen menunggu waktu pagi hari. Apabila sobat ingin lebih nyaman menginap di guest house milik PTP bisa memilih menginap di Perkebunan Belawan dan Jampit dengan harga mulai Rp 135.000 per kamar per malam. Tapi dari dua perkebunan ini Sobat harus menyewa kendaraan menuju ke pos Paltuding sejauh enam kilometer untuk keperluan mendaki gunung.

P1050409

Sedangkan dari Pos Paltuding untuk menuju Kawah Ijen, kita harus berjalan kaki dengan jarak sekitar 3 km.

P1050408 P1050407

Lintasan awal sejauh 1,5 km cukup berat karena menanjak. Sebagian besar jalur dengan kemiringan 25-35 derajad. Selain menanjak struktur tanahnya juga berpasir sehingga menambah semakin berat langkah kaki karena harus menahan berat badan agar tidak merosot ke belakang.

P1050422 P1050425

Setelah beristirahat di Pos Bunder (pos yang unik karena memiliki bentuk lingkaran) jalur selanjutnya relatif agak landai. Selain itu wisatawan/pendaki di suguhi pemandangan deretan pegunungan yang sangat indah.

DSC_3981 DSC_3985

Jalan di sekitar kawah sangatlah curam dan menanjak, dengan melewati tepian hutan yang dapat dengan mudah diikuti. Perjalanan ini dapat ditempuh sekitar 90 menit. Para pengunjung bisa berjalan di sepanjang bagian atas kawah, atau turun ke tepi danau yang sempit yang biasa dilalui para penambang saat mengambil belerang. Untuk menuju Kawah Ijen bisa ditempuh melalui 2 jalur yaitu, barat dan timur. Para pendaki lebih banyak memilih jalur barat, karena terbilang mudah dan hanya memerlukan waktu 1,5 jam dari ujung jalan menuju tepi danau.

252018DSC_3938

Api biru atau Fenomomena yang kami anggap Paradays ini sangat dekat dengan air kawah nya jadi kami harus turun sekitar 600 meter dari atas kawah, jalanan dari bebatuan serta licin + bergantian dengan penambang membuat kita mesti ati2. Salah langkah bisa jatuh ke kawah.

DSC_3914231924

21 17 DSC0081356 IMG-20141019-WA0199IMG-20141019-WA0194DSC_3967

 

*Satu hal lagi yang Harus dan Wajib saya Informasikan kepada kalian yang telah membaca tulisan saya ini..

Tetap Jaga Kelestarian tempat anda berwisata, jagalah Kebersihannya dan hindari segala bentuk Vandalisme..

Jangan pernah ambil atau merusak apapun di tempat ini..

Biarkan semua tetap pada tempatnya, dan mati termakan usianya sendiri.

Jaga Indonesia dan Semesta ini untuk cucu kita nanti, agar kelak mereka juga bisa menikmati apa yang namanya Paradays of Indonesia itu..

IMG_20150215_102341

Photos by : Anton Gamaliel & Fajar Achmadi #G4D4Adventure

#SalamLestari

#Paradays4Blog

-FA-

Sebelum Mendaki ingatlah 5W & 1H

Anda ingin mendaki gunung? Untuk awalnya yang harus dipersiapkan adalah manajemen perjalanan dan sebuah kata ijin dari orang tua. Manajemen perjalanan penting diketahui karena bisa mempengaruhi barang bawaan, persediaan logistik dan lain sebagainya. Persiapan yang matang akan lebih membuat pendakian Anda terasa menyenangkan daripada pendakian yang tergesa – gesa.

IMG-20140528-01368


Ada sebuah prinsip yang biasa dan banyak digunakan orang sebelum melakukan pendakian gunung, yakni 5 W dan 1 H ( What, Why, Where, When, Who dan How ). Dan untuk mudahnya kita analogikan kita akan mendaki Gunung Rinjani.

* What = Apa
Gunung apa yang akan kita daki? setelah itu akan terjawab, kita akan mendaki Gunung Rinjani. Dari jawaban yang sudah kita punya kita bisa menyiapkan data dari Gunung Rinjani.

*Why = Kenapa
Kenapa kita pergi ke Gunung Rinjani?
W ini adalah apa yang menjadi alasan Anda untuk mendaki. Sebagai contoh “kita mendaki Rinjani karena kita belum pernah“. Jika alasan Anda seperti itu, Anda harus mengumpulkan data, jurnal – jurnal pendakian yang pernah dilakukan orang sebagai referensi, atau bertanya pada teman Anda yang pernah mendaki gunung tersebut.

*Where = Dimana
Dimana Gunung Rinjani itu berada? Pertanyaan dimana bisa digunakan untuk mempersiapkan bugdet yang dibutuhkan, lama perjalanan menuju tempat mulai pendakian ( pos pendakian ), serta adat istiadat setempat ( seperti bahasa lokal ). Baiklah kita langsung ke contoh.

Anda menjawab “Gunung Rinjani itu di Lombok, kesana naik bis, dan di daerah Nusa Tenggara Barat” Jadi dari jawaban Anda bisa mempersiapkan berapa kira – kira untuk ongkos ( biasanya lebih mendalam dibahas di bagian How ) dan Anda setidaknya tahu bahasa daerah disana. Sangat penting untuk kita mengetahui bahasa setempat dan adat istiadat setempat sebelum kita mendaki.

*When = Kapan
Kapan kita pergi kesana? Kapan kita pulang? Kapan kita mendaki, musim hujan atau musim kemarau?

Pertanyaan ini seputar waktu. Menyambung contoh yang diatas, Kita pergi tanggal 1 Agustus 2012 dan pulang tanggal 8 Agustus 2012. Kita pergi musim kemarau.

Dari jawaban itu, setidaknya keluarga kita bisa tahu kapan seharusnya kita sudah turun gunung dan jika Anda terlambat turun karena ada keadaan yang tidak diinginkan keluarga dan teman – teman Anda yang lainnya bisa langsung menyiapkan tindakan apa saja yang diperlukan. Jika Anda mendaki gunung saat kemarau bukan berarti Anda tidak perlu bawa ponco atau rain coat, pertanyaan musim kemarau atau musim hujan bisa dijadikan sebagai persiapan baju, kaus kaki yang akan Anda bawa.

*Who = Siapa
Siapa saja yang ikut pendakian? Siapa Leader Pendakian? Siapa penerima kabar?
” Yang ikut si A, Si B, Si C yang pernah ikut kegiatan pecinta alam. Leader si A. penerima kabar si D.”

Rata – rata orang yang pernah ikut kegiatan pecinta alam lebih mengerti dalam hal materi, cara bersikap saat di alam.

Jika Anda membawa orang yang sama sekali tidak tahu dan tidak pernah ikut kegiatan pecinta alam baiknya Anda yang tahu memberi sedikit masukan untuk si orang yang tidak tahu menahu. Anda menanggap si A adalah leader, oleh karena itu setiap keputusan si A harus di ikuti, sangat berbahaya jika dalam pendakian ada perpecahan dalam kelompok.

Untuk si A yang leader harus mempertimbangkan segala aspek saat mengambil keputusan, terutama aspek keselamatan. Penerima kabar? apa itu penerima kabar? penerima kabar adalah orang yang Anda percaya yang mengetahui segala rencana Anda. Usahakan setiap teman teman mencapai cek point tertentu Anda mengirim kabar padanya, terutama saat pendakian akan mulai atau hp Anda akan dimatikan dan beritahu di kapan Handphone Anda akan aktif kembali.

Contoh, Anda mengirim sms saat Handphone teman – teman akan di-nonaktifkan. “Kita sudah di pos pendakian, mulai sekarang hp dimatikan, kita turun tanggal 8 Agustus 2012 kira kira pukul 14.00 WIB. setelah turun kita akan sms lagi“. Dengan begitu akan ada orang yang tahu ketika terjadi apa apa selama pendakian yang menyebabkan Anda terlambat turun. Perlu di ingat penerima kabar jangan terburu – buru menyebarkan kabar terjadi kecelakaan pada teman yang mendaki gunung minimal tunggu sampai 12 sampai 24 jam dari jam yang ditentukan oleh teman yang mendaki gunung.

#How = Bagaimana, Berapa
Bagaimana cara kita sampai di sana? Bagaimana keadaan gunungnya, ada sumber air atau tidak? Berapa hari kita akan pergi? Berapa orang yang ikut?

Bisa dibilang pada bagian How ini merupakan teknis secara keseluruhan saat pendakian. Kita bisa memperkirakan berapa ongkos yang diperlukan dari berangkat sampai pulang kerumah lagi. Dari pertanyaan di atas kita juga sudah tahu akan keadaan di gunung, tidak semua gunung itu mempunyai sumber mata air bersih.

Dari pertanyaan dan jawaban di atas juga kita bisa memperkirakan berapa tenda yang akan kita bawa, berapa banyak persediaan makanan saat mendaki dan biasakan untuk makanan lebihkan setidaknya untuk satu hari dari rencana pendakian, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita saat di gunung.

 

#G4D4Adventure

Kelemahan Para Pendaki

Kelemahan pendaki gunung ini yang terjadi bagi kebanyakan pendaki gunung, dan memang tidak semua pendaki gunung. Ada juga yang kuat berprinsip mendaki gunung selain hobby juga karena demi alam yang disambanginya. Tentang kelemahan ini adalah yang terjadi di gunung sejauh ini. Jadi kami tidak memvonis semata tanpa bukti dan kenyataan, tetapi memang inilah yang terjadi, masih lemahnya para pendaki gunung dalam berwawasan alam dan lingkungan.

Siapa yang punya andil besar mencemarkan sejumlah gunung? Jawabannya jelas pendaki sendiri. Bukankah yang biasa melakukan kegiatan mendaki gunung itu pendaki. Jadi rasanya tak etis menuding pihak lain atau mengarahkan jari telunjuk ke wajah lain. Kebiasaan mencemarkan gunung itu adalah satu dari kekurangan yang diperbuat pendaki gunung.

P1100347

Pencemaran sejumlah gunung populer bukan hanya terjadi di Tanah Air. Sejumlah gunung di mancanegara dengan tingkat pendakian tinggi, termasuk Everest pun tak luput dari sampah. Bahkan atap dunia itu pernah mendapat julukan sebagai tempat sampah tertinggi di bumi. Mulai dari sampah bekas tabung gas, peralatan pendakian dan kemah, kotoran pendaki sampai mayat pendaki yang tewas. Tapi tidak semua gunung populer yang tercemar. Buktinya ada beberapa gunung di negara lain yang setiap tahun didaki oleh ribuan pendaki, ternyata tetap bersih dan asri, bebas sampah.

Ini membuktikan bahwa gunung bisa terbebas sampah meski jalurnya gemuk ( padat ) pendaki asal setiap pendakinya mengindahkan nilai – nilai konservasi yakni mematuhi aturan bahwa gunung bukanlah tempat sampah. Caranya dengan menurunkan kembali sampah sendiri yang dibawa selama pendakian. Bila ternyata dilanggar, rasanya dia termasuk dalam barisan pendaki yang tercela.

Kelemahan yang dibuat oleh pendaki – pendaki gunung tak bertanggungjawab:

1. ANDIL MENCEMARI LINGKUNGAN GUNUNG

Melakukan berbagai bentuk pencemaran di gunung selama pendakian seperti membuang sampah ( tidak membawa turun sampah yang dibawanya ), mengotori sumber mata air, dan atau membawa barang / zat yang mencemarkan bumi, air, dan udara dalam jangka lama.

2. IKUT MERUSAK KEASRIAN GUNUNG

IMG_0485 aW1hZ2VzL3Nma19waG90b3Mvc2ZrX3Bob3Rvc18xMzYwNjU1MjM5X25YZnBNczlHLmpwZw== masyarakat_dan_hutan_1_-_herman_g._anugrah

Melakukan bermacam pengrusakan seperti mencorat – coret batu, batang pohon, pos shelter ( vandalisme ), menebang pohon tanpa batas, mengambil flora dan fauna langka dan khas gunung setempat, bertindak sembrono hingga mengakibatkan kebakaran hutan, savana dll seperti membuang puntung rokok yang masih menyala sembarangan, dan lalai mematikan dengan seksama bekas api unggun atau memasak.

3. MEMBAWA ‘SAMPAH’ PRIBADI

sampah

Mengikut sertakan perilaku negatif dari tempat asal / kota ke gunung seperti membawa minuman keras dan meminumnya hingga lupa diri, mengenakan pakaian yang kurang sopan hingga jadi pusat perhatian dan omongan, bergaya ke kota – kotaan, angkuh, individualitis, dan sok pamer hingga secara tidak langsung mencemari dan merusak budaya penduduk di kaki gunung setempat.

4. EKSPEDISI TIDAK RAMAH LINGKUNGAN

Melakukan ekspedisi seperti membuat jalur pendakian baru tanpa mengindahkan nilai – nilai konservasi. Semata hanya mencari sensasi, prestasi, dan atau keuntungan pribadi. Seenaknya membabat hutan, kemudian mengajak pendaki – pendaki baru untuk menggunakan jalur tersebut lalu mengkomersialkannya.

5. MENGADAKAN PENDAKIAN MASSAL NON KONSERVATIF

Membuat pendakian dengan peserta dalam jumlah besar tanpa berkonsep konservatif. Justru hanya memindahkan sampah pribadi dan kelompok ke gunung hingga kian memparah pencemaran dan pengrusakan gunung.

6. MEMBERIKAN DATA YANG KELIRU

Memberikan informasi yang salah mengenai sejarah, karakter gunung, dan hasil pencatatan perubahan terbaru baik ketinggian puncak gunung dan lainnya.

7. BERSIKAP MASA BODOH

Tidak menghargai adat istiadat maupun kearifan lokal, aturan tidak tertulis atau tabu penduduk setempat dalam menjaga keasrian alam gunung. Masa bodoh melihat pendaki melakukan pencemaran dan mendiamkannya.

8. PASIF

Berdiam diri, tidak peduli soal pencemaran dan pengrusakan yang dilakukan oleh pendaki. Menganggap masalah tersebut adalah urusan LSM lingkungan, penjaga taman nasional, porter, dan lainnya. Padahal pendaki yang punya andil besar terjadinya persoalan tersebut.

9. MENCARI KEUNTUNGAN SEMATA

Hanya mencari keuntungan dari kegiatan mengorganisir pendakian atau hanya sekadar mendapatkan kenikmatan mendaki ( mountain climbing just for fun ), tanpa melakukan dan atau berperan aktif mensosialisasikan pendakian bernilai konservasi.

10. TIDAK MEWARISI PENGETAHUAN TENTANG PENDAKIAN KONSERVATIF
hutan-wehea-kutim1

P1100243
P1100239
P1100276


Hanya mewarisi semangat mengajak mendaki gunung kepada orang – orang baru dengan berbagi cara, tanpa dibarengi semangat melakukan dan mensosialisasikan pendakian konservatif. Akibatnya lahir generasi pendaki yang antipati lingkungan. Dengan kata lain hanya membentuk mental pendaki senang – senang bukan pendaki konservatif .

Kelemahan – kelemahan pendaki di atas mungkin pernah dilakukan oleh kita saat mendaki, baik disengaja ataupun tidak. Untuk menebusnya cukup mudah. Tidak melakukan pencemaran dan pengrusakan lagi dan ikut aktif menyuarakan semangat pendakian konservatif di gunung manapun dan kapanpun. Jadi, sepagi mungkin kita hindari perbuatan tercela tersebut di atas.