Kelemahan Para Pendaki

Kelemahan pendaki gunung ini yang terjadi bagi kebanyakan pendaki gunung, dan memang tidak semua pendaki gunung. Ada juga yang kuat berprinsip mendaki gunung selain hobby juga karena demi alam yang disambanginya. Tentang kelemahan ini adalah yang terjadi di gunung sejauh ini. Jadi kami tidak memvonis semata tanpa bukti dan kenyataan, tetapi memang inilah yang terjadi, masih lemahnya para pendaki gunung dalam berwawasan alam dan lingkungan.

Siapa yang punya andil besar mencemarkan sejumlah gunung? Jawabannya jelas pendaki sendiri. Bukankah yang biasa melakukan kegiatan mendaki gunung itu pendaki. Jadi rasanya tak etis menuding pihak lain atau mengarahkan jari telunjuk ke wajah lain. Kebiasaan mencemarkan gunung itu adalah satu dari kekurangan yang diperbuat pendaki gunung.

P1110636

 P1100266

Pencemaran sejumlah gunung populer bukan hanya terjadi di Tanah Air. Sejumlah gunung di mancanegara dengan tingkat pendakian tinggi, termasuk Everest pun tak luput dari sampah. Bahkan atap dunia itu pernah mendapat julukan sebagai tempat sampah tertinggi di bumi. Mulai dari sampah bekas tabung gas, peralatan pendakian dan kemah, kotoran pendaki sampai mayat pendaki yang tewas. Tapi tidak semua gunung populer yang tercemar. Buktinya ada beberapa gunung di negara lain yang setiap tahun didaki oleh ribuan pendaki, ternyata tetap bersih dan asri, bebas sampah.

Ini membuktikan bahwa gunung bisa terbebas sampah meski jalurnya gemuk ( padat ) pendaki asal setiap pendakinya mengindahkan nilai – nilai konservasi yakni mematuhi aturan bahwa gunung bukanlah tempat sampah. Caranya dengan menurunkan kembali sampah sendiri yang dibawa selama pendakian. Bila ternyata dilanggar, rasanya dia termasuk dalam barisan pendaki yang tercela.

Kelemahan yang dibuat oleh pendaki – pendaki gunung tak bertanggungjawab:

1. ANDIL MENCEMARI LINGKUNGAN GUNUNG

Melakukan berbagai bentuk pencemaran di gunung selama pendakian seperti membuang sampah ( tidak membawa turun sampah yang dibawanya ), mengotori sumber mata air, dan atau membawa barang / zat yang mencemarkan bumi, air, dan udara dalam jangka lama.

2. IKUT MERUSAK KEASRIAN GUNUNG

IMG_0485 aW1hZ2VzL3Nma19waG90b3Mvc2ZrX3Bob3Rvc18xMzYwNjU1MjM5X25YZnBNczlHLmpwZw== masyarakat_dan_hutan_1_-_herman_g._anugrah

Melakukan bermacam pengrusakan seperti mencorat – coret batu, batang pohon, pos shelter ( vandalisme ), menebang pohon tanpa batas, mengambil flora dan fauna langka dan khas gunung setempat, bertindak sembrono hingga mengakibatkan kebakaran hutan, savana dll seperti membuang puntung rokok yang masih menyala sembarangan, dan lalai mematikan dengan seksama bekas api unggun atau memasak.

3. MEMBAWA ‘SAMPAH’ PRIBADI

sampah

Mengikut sertakan perilaku negatif dari tempat asal / kota ke gunung seperti membawa minuman keras dan meminumnya hingga lupa diri, mengenakan pakaian yang kurang sopan hingga jadi pusat perhatian dan omongan, bergaya ke kota – kotaan, angkuh, individualitis, dan sok pamer hingga secara tidak langsung mencemari dan merusak budaya penduduk di kaki gunung setempat.

4. EKSPEDISI TIDAK RAMAH LINGKUNGAN

Melakukan ekspedisi seperti membuat jalur pendakian baru tanpa mengindahkan nilai – nilai konservasi. Semata hanya mencari sensasi, prestasi, dan atau keuntungan pribadi. Seenaknya membabat hutan, kemudian mengajak pendaki – pendaki baru untuk menggunakan jalur tersebut lalu mengkomersialkannya.

5. MENGADAKAN PENDAKIAN MASSAL NON KONSERVATIF

Membuat pendakian dengan peserta dalam jumlah besar tanpa berkonsep konservatif. Justru hanya memindahkan sampah pribadi dan kelompok ke gunung hingga kian memparah pencemaran dan pengrusakan gunung.

6. MEMBERIKAN DATA YANG KELIRU

Memberikan informasi yang salah mengenai sejarah, karakter gunung, dan hasil pencatatan perubahan terbaru baik ketinggian puncak gunung dan lainnya.

7. BERSIKAP MASA BODOH

Tidak menghargai adat istiadat maupun kearifan lokal, aturan tidak tertulis atau tabu penduduk setempat dalam menjaga keasrian alam gunung. Masa bodoh melihat pendaki melakukan pencemaran dan mendiamkannya.

8. PASIF

Berdiam diri, tidak peduli soal pencemaran dan pengrusakan yang dilakukan oleh pendaki. Menganggap masalah tersebut adalah urusan LSM lingkungan, penjaga taman nasional, porter, dan lainnya. Padahal pendaki yang punya andil besar terjadinya persoalan tersebut.

???????????????????????????????

9. MENCARI KEUNTUNGAN SEMATA

Hanya mencari keuntungan dari kegiatan mengorganisir pendakian atau hanya sekadar mendapatkan kenikmatan mendaki ( mountain climbing just for fun ), tanpa melakukan dan atau berperan aktif mensosialisasikan pendakian bernilai konservasi.

10. TIDAK MEWARISI PENGETAHUAN TENTANG PENDAKIAN KONSERVATIF

???????????????????????????????
hutan-wehea-kutim1

???????????????????????????????

P1100243
P1100239
P1100276


Hanya mewarisi semangat mengajak mendaki gunung kepada orang – orang baru dengan berbagi cara, tanpa dibarengi semangat melakukan dan mensosialisasikan pendakian konservatif. Akibatnya lahir generasi pendaki yang antipati lingkungan. Dengan kata lain hanya membentuk mental pendaki senang – senang bukan pendaki konservatif .

Kelemahan – kelemahan pendaki di atas mungkin pernah dilakukan oleh kita saat mendaki, baik disengaja ataupun tidak. Untuk menebusnya cukup mudah. Tidak melakukan pencemaran dan pengrusakan lagi dan ikut aktif menyuarakan semangat pendakian konservatif di gunung manapun dan kapanpun. Jadi, sepagi mungkin kita hindari perbuatan tercela tersebut di atas.

Jika Suamimu Seorang Pendaki

Apa yang ada dibenak kalian jika mendengar kata ‘pendaki gunung’? Boleh jadi seorang lelaki dengan carrier besar, celana pdl, sepatu gunung, buff bercorak bunga atau sulur abstrak, windbreaker dan sarung tangan tebal, rambut acak-acakan yang terkesan kumal, dan kulit gelap khas terbakar Matahari.

20140528_092957


Aku adalah seseorang yang nantinya berprofesi tak dekat dengan alam. Tapi tak bisa kupungkiri aku memiliki ketertarikan terhadap alam. Ya, aku adalah seorang pendaki gunung. Aku tahu, kesan seorang pendaki gunung identik dengan kesan kotor dan urakan, tapi perlu kau ketahui wahai calon istriku, aku adalah seorang pendaki yang berbeda dengan image pendaki gunung seperti itu. Banyak diluar sana para pendaki yang masih  menjaga etikanya, kerapihannya, serta tata kramanya dan aku termasuk salah satu diantaranya.

IMG-20140705-WA0052

Calon istriku, sebagai seorang pendaki tak perlu kau cemas jika kelak aku menghabiskan hari – hariku di alam. Bukan maksudku ingin meninggalkanmu, tapi inilah salah satu caraku untuk mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Tidak sehari dua hari aku pergi meninggalkanmu, bahkan mimpiku menaklukkan 7 puncak dunia bisa memakan waktu hingga 3 tahun tak bertemu denganmu. Tak perlu kau khawatir. Aku telah menitipkan diriku dan dirimu pada Tuhan. Aku bertekad pada diri ini untuk kembali bersua denganmu.

Calon istriku. Bukan berarti aku tak punya tujuan dengan aku pergi mendaki. Justru para pendaki gunung adalah orang yang memiliki tujuan yang mantap dan jelas. Apalagi kalau bukan puncak gunung. Aku tidak memiliki istilah “Mengalir sajalah ikuti arus”.

Menjejak di puncak adalah tujuan akhir dari perjalanan panjang nan melelahkan. Jika belum mencapainya, maka aku akan menjadikan ini sebagai hutang yang harus dibayar. Puncak akan tetap diam dalam indahnya menunggu diriku. Layaknya Engkau yang Setia menungguku kembali..

Prinsip inilah yang menjadikan tekad ku kuat dalam menggapai puncak – puncak kehidupan.

Calon istriku. Perjalanan ini tak mudah. Perlu proses yang panjang dan kerja keras dalam mencapainya. Tak bisa tetiba aku ada di puncak menikmati Mentari terbit dan terbenam yang sungguh elok memesona. Aku harus sabar dan menghargai setiap proses hingga aku dapat menikmati hasilnya. Aku juga belajar menjadi pribadi yang tak mudah menyerah menghadapi medan juang yang begitu berat.

Calon istriku. Jika kau hidup bersamaku, kesabaran dan kesetiaan adalah nilai utama yang aku tanamkan dalam hidup mu. Ya, aku tahu kau khawatir menungguku kembali. Tapi tahukah engkau? Saat aku berada di puncak gunung, aku merasa sangat dekat dengan Tuhan.

Tak lupa aku menyelipkan namamu ketika berdoa di tanah tinggi ini. Aku menitipkan pesan kepada Tuhan bahwa aku telah tiba dan tak perlu engkau khawatir. Jikalau aku telah tiba kembali di titik awal pendakian, aku akan menghubungimu. Tak peduli selelah apa aku. Yang aku inginkan hanya mendengar suaramu. Mendengar celotehanmu. Mendengar ceritamu selama kutinggalkan. Ah, lelahku hilang tak berbekas karenanya.

P1100333

IMG_20140831_095200 IMG_20140831_114409


Calon istriku. Maukah kau hidup bersamaku? Ditengah resiko aku meregang nyawa dalam perjalanan? Ditengah resiko aku kehilangan bagian tubuhku saat mendaki? Maukah kau menungguku dengan setia? Sanggupkah kau sabar menantiku? Hanya satu yang dapat aku berikan. Janji.

Ya janji. Peganglah janjiku..  Aku pergi untuk kembali.. Percayalah.. Aku selalu ada dan akan kembali untukmu..

#G4D4Adventure

-FA-

Senandung Maut di Atap-atap Indonesia

Atap – atap bumi adalah puncak gunung yang menjulang tinggi seolah menembus langit. Inilah tujuan utama para pendaki yang telah bersusah payah mulai dari awal hingga akhir suatu penelusuran gunung. Hanya pendaki! Ya hanya pendaki yang bertujuan utama puncak bumi. Akan berbeda dengan pemerhati alam dan lingkungan, yang akan selalu berkata: Puncak Bukan Segalanya .

mount-semeru-indonesia

Terkadang banyak pendaki yang lupa, sesungguhnya atap bumi, puncak gunung adalah tempat paling berbahaya sepanjang gunung. Setelah sampai di tanah tertinggi, kita sering lupa dan hanya menuntaskan rasa puas dan bangga, inilah puncak! Lupa jika maut bernyanyi di atap – atap dunia. Lihatlah dan rasakan sesampai di puncak Mahameru, sedikit abaikan rasa bangga, segeralah turun jika waktu telah beranjak siang, karena setelah pukul 10 pagi, asap belerang bercampur debu panas dan beracun akan keluar dari kawah Jonggring Saloka . Bahaya bagi pendaki yang mengabaikannya. Maut akan terus bernyanyi. Ini khusus bagi pendaki yang belum pernah menuju Semeru dan akan menuju kesana.

P1100344 20140529_063004

Kemudian puncak Merapi di Jawa Tengah dan Jogjakarta. Disana kita akan terpesona dengan puncak dan prasasti tinggi, yakni Puncak garuda. Justru disanalah maut akan bernyanyi. Puncak Garuda (kini tlah tiada) berada tepat di pinggir kawah besar Merapi. Banyak pendaki yang memanjat Puncak Garuda dengan alasan untuk berfoto ria. Bayangkan seandainya kita terpeleset, lalu jatuh tersungkur menuju kawah yang tak bisa terlihat dasarnya karena asap panas terus mengepul dan belerang kuning terus meletup.

www.belantaraindonesia.org


Intinya, berhati – hatilah. Jangan abaikan alam. Di sela kebanggaan, maut akan terus bernyanyi mengintai kelengahan kita. Pendaki sukses adalah pendaki yang naik dengan selamat, dan turunpun dengan selamat

Di Lereng Gunung Ada Pasar Setan??

Pasar Setan, adalah tempat yang biasanya menarik di kunjungi oleh para petualang pendaki gunung. Menarik karena, biasanya lokasi itu adalah tempat yang bisa untuk membuka tenda istirahat dan juga kawasan tersebut lebih landai di banding tempat lain di lereng gunung. Kemudian jika kita menilik hanya berdasar nama semata, kadang hal tersebut membuat bulu kuduk berdiri karena alasan takut. Pasar Setan sesuai namanya adalah tempat tinggal setan. Benarkah idiom tersebut?

www.belantaraindonesia.org

Pasar setan di percaya sebagai tempat ajang berkumpulnya para mahluk halus penghuni gunung, seperti selayaknya manusia berdagang dan berkumpul di pasar, disana juga demikian, menurut yang percaya. Dan berikut ini gunung – gunung yang mempunyai lokasi yang melegenda yang disebut Pasar Setan.

Gunung Merapidi Jawa Tengah dan Yogyakarta. Mempunyai kawasan pasar setan yang lebih terkenal dengan nama Pasar Bubrah, yang letaknya persis dibawah puncak utama Merapi. Disana biasanya dijadikan tempat beristirahat dan membuka tenda, karena banyak batu – batu besar sebagai pelindung jika badai datang.

www.belantaraindonesia.org

Gunung Merbabu memiliki Pasar Setan yang terletak di sekitar puncak Kentheng Songo. Tempat ini datar dan lumayan luas. Hanya yang perlu di perhatikan adalah sebelah Selatan dan Utaranya adalah sebuah jurang yang cukup dalam. Dikarenakan tempat ini adalah kawasan puncak.

www.belantaraindonesia.org


Gunung Sumbing Di Jawa Tengah mempunyai pasar setan yang terletak di atas Bukit Genus, dimana banyak di tumbuhi rerumputan, dan seringkali terjadi badai yang menerpa wilayah ini sehingga mengakibatkan bahaya saat melakukan pendakian.

Gunung Argopuro juga memiliki kawasan Pasar Setan. Julukan ini yang diberikan oleh penduduk setempat memang pantas dan layak, karena pada siang hari terdengar suara berisik layaknya sebuah pasar. Tepatnya di antara Cikarus menuju Cisentor dan Rawa Embek, sebuah tempat mendekati puncak Rengganis. Anehnya bila didekati suara pasar itu akan menghilang.

Silahkan kunjungi gunung – gunung tersebut bila ingin mengetahui pasar setan di gunung, percaya ataupun tidak terserah anda semua, karena yang pasti, petualangan tak akan berhenti hanya karena hantu yang menjadi mitos, dan ada yang Maha Gaib, yakni Tuhan Pencipta dan pemilik Alam.

Dan hingga kini sampai nanti tak akan bisa hilang Pasar Setan – Pasar Setan di gunung – gunung Indonesia. Mungkin nanti jika telah ada yang mau mendirikan Hypermart atau Pasar Swalayan di bawah puncak gunung, Pasar Setan akan hilang.

 

Kelemahan Para Pendaki

Kelemahan pendaki gunung ini yang terjadi bagi kebanyakan pendaki gunung, dan memang tidak semua pendaki gunung. Ada juga yang kuat berprinsip mendaki gunung selain hobby juga karena demi alam yang disambanginya. Tentang kelemahan ini adalah yang terjadi di gunung sejauh ini. Jadi kami tidak memvonis semata tanpa bukti dan kenyataan, tetapi memang inilah yang terjadi, masih lemahnya para pendaki gunung dalam berwawasan alam dan lingkungan.

Siapa yang punya andil besar mencemarkan sejumlah gunung? Jawabannya jelas pendaki sendiri. Bukankah yang biasa melakukan kegiatan mendaki gunung itu pendaki. Jadi rasanya tak etis menuding pihak lain atau mengarahkan jari telunjuk ke wajah lain. Kebiasaan mencemarkan gunung itu adalah satu dari kekurangan yang diperbuat pendaki gunung.

P1100347

Pencemaran sejumlah gunung populer bukan hanya terjadi di Tanah Air. Sejumlah gunung di mancanegara dengan tingkat pendakian tinggi, termasuk Everest pun tak luput dari sampah. Bahkan atap dunia itu pernah mendapat julukan sebagai tempat sampah tertinggi di bumi. Mulai dari sampah bekas tabung gas, peralatan pendakian dan kemah, kotoran pendaki sampai mayat pendaki yang tewas. Tapi tidak semua gunung populer yang tercemar. Buktinya ada beberapa gunung di negara lain yang setiap tahun didaki oleh ribuan pendaki, ternyata tetap bersih dan asri, bebas sampah.

Ini membuktikan bahwa gunung bisa terbebas sampah meski jalurnya gemuk ( padat ) pendaki asal setiap pendakinya mengindahkan nilai – nilai konservasi yakni mematuhi aturan bahwa gunung bukanlah tempat sampah. Caranya dengan menurunkan kembali sampah sendiri yang dibawa selama pendakian. Bila ternyata dilanggar, rasanya dia termasuk dalam barisan pendaki yang tercela.

Kelemahan yang dibuat oleh pendaki – pendaki gunung tak bertanggungjawab:

1. ANDIL MENCEMARI LINGKUNGAN GUNUNG

Melakukan berbagai bentuk pencemaran di gunung selama pendakian seperti membuang sampah ( tidak membawa turun sampah yang dibawanya ), mengotori sumber mata air, dan atau membawa barang / zat yang mencemarkan bumi, air, dan udara dalam jangka lama.

2. IKUT MERUSAK KEASRIAN GUNUNG

IMG_0485 aW1hZ2VzL3Nma19waG90b3Mvc2ZrX3Bob3Rvc18xMzYwNjU1MjM5X25YZnBNczlHLmpwZw== masyarakat_dan_hutan_1_-_herman_g._anugrah

Melakukan bermacam pengrusakan seperti mencorat – coret batu, batang pohon, pos shelter ( vandalisme ), menebang pohon tanpa batas, mengambil flora dan fauna langka dan khas gunung setempat, bertindak sembrono hingga mengakibatkan kebakaran hutan, savana dll seperti membuang puntung rokok yang masih menyala sembarangan, dan lalai mematikan dengan seksama bekas api unggun atau memasak.

3. MEMBAWA ‘SAMPAH’ PRIBADI

sampah

Mengikut sertakan perilaku negatif dari tempat asal / kota ke gunung seperti membawa minuman keras dan meminumnya hingga lupa diri, mengenakan pakaian yang kurang sopan hingga jadi pusat perhatian dan omongan, bergaya ke kota – kotaan, angkuh, individualitis, dan sok pamer hingga secara tidak langsung mencemari dan merusak budaya penduduk di kaki gunung setempat.

4. EKSPEDISI TIDAK RAMAH LINGKUNGAN

Melakukan ekspedisi seperti membuat jalur pendakian baru tanpa mengindahkan nilai – nilai konservasi. Semata hanya mencari sensasi, prestasi, dan atau keuntungan pribadi. Seenaknya membabat hutan, kemudian mengajak pendaki – pendaki baru untuk menggunakan jalur tersebut lalu mengkomersialkannya.

5. MENGADAKAN PENDAKIAN MASSAL NON KONSERVATIF

Membuat pendakian dengan peserta dalam jumlah besar tanpa berkonsep konservatif. Justru hanya memindahkan sampah pribadi dan kelompok ke gunung hingga kian memparah pencemaran dan pengrusakan gunung.

6. MEMBERIKAN DATA YANG KELIRU

Memberikan informasi yang salah mengenai sejarah, karakter gunung, dan hasil pencatatan perubahan terbaru baik ketinggian puncak gunung dan lainnya.

7. BERSIKAP MASA BODOH

Tidak menghargai adat istiadat maupun kearifan lokal, aturan tidak tertulis atau tabu penduduk setempat dalam menjaga keasrian alam gunung. Masa bodoh melihat pendaki melakukan pencemaran dan mendiamkannya.

8. PASIF

Berdiam diri, tidak peduli soal pencemaran dan pengrusakan yang dilakukan oleh pendaki. Menganggap masalah tersebut adalah urusan LSM lingkungan, penjaga taman nasional, porter, dan lainnya. Padahal pendaki yang punya andil besar terjadinya persoalan tersebut.

9. MENCARI KEUNTUNGAN SEMATA

Hanya mencari keuntungan dari kegiatan mengorganisir pendakian atau hanya sekadar mendapatkan kenikmatan mendaki ( mountain climbing just for fun ), tanpa melakukan dan atau berperan aktif mensosialisasikan pendakian bernilai konservasi.

10. TIDAK MEWARISI PENGETAHUAN TENTANG PENDAKIAN KONSERVATIF
hutan-wehea-kutim1

P1100243
P1100239
P1100276


Hanya mewarisi semangat mengajak mendaki gunung kepada orang – orang baru dengan berbagi cara, tanpa dibarengi semangat melakukan dan mensosialisasikan pendakian konservatif. Akibatnya lahir generasi pendaki yang antipati lingkungan. Dengan kata lain hanya membentuk mental pendaki senang – senang bukan pendaki konservatif .

Kelemahan – kelemahan pendaki di atas mungkin pernah dilakukan oleh kita saat mendaki, baik disengaja ataupun tidak. Untuk menebusnya cukup mudah. Tidak melakukan pencemaran dan pengrusakan lagi dan ikut aktif menyuarakan semangat pendakian konservatif di gunung manapun dan kapanpun. Jadi, sepagi mungkin kita hindari perbuatan tercela tersebut di atas.

Mendaki Gunung itu TIDAK Rumit

Mendaki gunung adalah kegiatan yang biasa di lakukan oleh para penggiat alam terbuka dan juga oleh para pecinta alam. Tetapi bagi Anda yang belum pernah mendaki gunung, Anda akan membayangkan rintangan – rintangan berat, rasa lelah, dan segala hal tentang kerumitan dari mulai persiapan hingga pulang kembali.

IMG-20140529-01381
Menuju Puncak Mahameru
www.belantaraindonesia.org
Menuju Puncak Merapi

Namun disisi lain, mungkin Anda penasaran untuk merasakan sensasi melakukan pendakian. Karena di puncak gununglah Anda akan menemukan sensasi keindahan alam ciptaan Tuhan dan juga bagian terkecil dari Kebesaran Tuhan atas semesta alam ciptaan – Nya.

Nah, bagi Anda yang ingin memulai mendaki gunung, berikut ini beberapa cara yang mungkin bermanfaat bagi Anda untuk memulai mendaki gunung.

Lakukan Survey Atas Lokasi Pendakian 
Dengan melakukan survey terlebih dahulu, Anda akan mengetahui tingkat kesulitan pendakian juga biasanya dibeberapa lokasi pendakian mempuanyi peraturan yang harus ditaati oleh para pendaki, seperti misalnya kontur dari gunung tersebut, seberapa sulit jalur pendakian bagi pemula, perlukah melakukan pendaftaran di kantor pengelola dan lain – lain. Agar Anda nyaman melakukan pendakian, gunakan waktu survey yang tepat adalah H – 7 sebelum kegiatan pendakian dilaksanakan.

Lakukan Pemanasan Sebelum Pendakian
Mendaki gunung memerlukan stamina yang prima dan kuat, karena kita akan banyak mengalami beberapa hal seperti jalur yang akan dilewati belum terbiasa, belum lagi selama melaksanakan pendakian oksigen yang kita hirup akan mengalami perbedaan kadarnya, semakin tinggi lokasi akan semakin tipis oksigen yang tersedia. Maka disarankan sebelum melakukan pendakian lakukan jogging secara rutin untuk persiapan pendakian ini, dan biasanya dilakukan sebulan sebelum pelaksanaan.

Persediaan Logistik Yang Cukup
Persiapkan kebutuhan logistik Anda secukupnya sesuai dengan berapa hari Anda melaksanakan pendakian digunung. Meski kadangkala selama perjalanan banyak warung yang dapat kita singgahi, namun disaat sampai ke puncak gunung, atau disaat beristirahat di satu tempat Anda akan sangat membutuhkan logistik untuk kebutuhan makan, minum, atau untuk mengobati luka.

Oleh karenanya kebutuhan pokok yang wajib Anda bawa seperti perlengkapan P3K, Air minum dalam kemasan, maupun makanan instan misalnya mie, ikan kaleng dan lain – lain yang bersifat instan, juga tidak lupa perlengkapan masak yang mudah dibawa seperti parafin, trania dan lain – lain. Satu hal yang harus di catat adalah kebutuhan tersebut harus Anda ukur dengan jumlah hari yang dibutuhkan selama di gunung, terutama untuk air minum.

Membawa Pakaian Hangat
Umumnya udara di gunung relatif dingin bahkan bisa mencapai 50 Celcius, sehingga kebutuhan pakaian hangat atau jaket yang tebal sangat dibutuhkan. Dan satu hal yang harus tidak dilupakan adalah rain coat ( jas hujan ), karena cuaca digunung sewaktu – waktu bisa berubah menjadi hujan meski awalnya cuaca cerah.

Bawa Kantong Plastik Sampah
Gunung merupakan bagian dari jantung bumi kita dan bagian dari penyeimbang alam haruslah dijaga baik – baik dari sampah yang tidak mudah terurai seperti plastik bekas makanan atau minuman. Alangkah baiknya jika Anda selama melakukan pendakian tidak membuang sampah sembarangan, namun mengumpulkan bekas makanan atau logistik Anda ke kantong sampah yang sudah dibawa tersebut.

Kalau perlu selama melawi jalur pendakian disaat Anda akan turun, gunakan kesempatan tersebut untuk memungut sampah terutama plastik yang berserakan disembarang tempat. Ini berarti Anda bagian dari orang yang turut melestarikan keberlangsungan alam dan keindahan alam gunung tersebut.

Berdoa Sebelum Naik dan Turun Gunung
Berdoa merupakan hal yang harus Anda laksanakan sebelum naik maupun turun gunung  agar selama perjalanan Anda mendapatkan perlindungan dari Tuhan, aman dan lancar sampai tujuan.

So, mendaki gunung tidak serumit yang dibayangkan. Saatnya Anda menguji adrenalin dengan melakukan pendakian gunung dan mencoba langkah – langkah yang sudah di informasikan tersebut.

 

#G4D4Adventure